Jangan Menyangkal, Ini Tanda Kamu Punya Gaya Hidup Sedenter

1 day ago 3

Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Tanpa disadari, gaya hidup sedenter memicu aneka masalah kesehatan. Jika menemukan tanda-tanda berikut, Anda berarti menganut gaya hidup sedenter dan perlu berubah.

Salah satu hal yang paling merusak tubuh adalah tidak bergerak atau tidak melakukan apa pun. Ketika ini sudah jadi kebiasaan, seseorang bisa dibilang menganut gaya hidup sedenter (sedentary lifestyle).

Dalam istilah awam, gaya hidup sedenter berarti gaya hidup yang tidak melibatkan banyak gerak dan ditandai dengan minim aktivitas fisik jangka panjang dan tidak terputus. Dengan kata lain, sebagian besar hari dihabiskan untuk duduk atau berbaring.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanda gaya hidup sedenter

Anda mungkin merasa sudah banyak bergerak termasuk jalan kaki dari tempat parkir ke gedung kantor, menyapu dan mengepel rumah, naik tangga dan aktivitas gerak lain. Namun jika menemukan tanda berikut, Anda perlu mengevaluasi diri dan memperbanyak gerak.

1. Tidak banyak gerak ketika terjaga

Apa Anda punya gaya hidup sedenter? Untuk mengetahui hal ini coba hitung jumlah jam tidur lalu kurangi dengan 24 jam. Anda akan mendapati jumlah jam dalam sehari untuk beraktivitas.

"Jika Anda menghabiskan lebih dari 50 persen waktu tersebut untuk duduk, berbaring, dan tidak bergerak, penting untuk menemukan cara untuk mengubahnya," kata Suzanne Steinbaum dari Heart-Tech Health mengutip dari Real Simple.

2. Kelelahan sepanjang waktu

Tubuh yang lelah sepanjang waktu juga bisa menandakan Anda tidak banyak bergerak. Semakin banyak duduk, berbaring, maka semakin tubuh merasakan lelah.

Jika ingin mengembalikan semangat, Anda cukup kembali bergerak. Sebuah riset mengamati efek olahraga pada orang yang melaporkan tingkat kelelahan terus-menerus.

Mereka diminta untuk berolahraga dengan intensitas rendah atau sedang selama 20 menit tiga kali seminggu selama enam minggu. Hasilnya, energi meningkat sebesar 20 persen.

3. Mood turun

Gaya hidup sedenter berdampak terhadap kesehatan mental. Anda merasa lesu dan mood turun.

Menurut meta-analisis yang diterbitkan di BMC Public Health, perilaku tidak bergerak seperti menonton tv, main gim elektronik, bisa meningkatkan risiko kecemasan.

Pensive young woman traveling with bus and holding smart phone. Wears casual clothes.Ilustrasi. Gaya hidup sedenter berdampak terhadap kesehatan mental. Anda merasa lesu dan mood turun. (Istockphoto/valentinrussanov)

Kemudian riset pada 2022 menunjukkan banyak waktu duduk sangat berkaitan dengan efek kesehatan mental yang merugikan selama karantina Covid-19.

4. Gampang lupa

Gampang lupa tidak selalu berkaitan dengan faktor usia. Kurang gerak bisa memengaruhi kesehatan otak.

Melansir dari Men's Health, riset yang diterbitkan di JAMA menemukan semakin banyak waktu yang dihabiskan orang dewasa tua untuk tidak banyak gerak, semakin tinggi risiko demensia.

Para ilmuwan melihat risiko demensia meningkat saat orang menghabiskan lebih dari 10 jam sehari dengan tidak banyak gerak.

5. Nyeri punggung bawah

Nyeri punggung bawah menandakan Anda terlalu lama duduk termasuk kerja di depan komputer. Riset dari Penn State menemukan duduk selama empat jam terus-menerus bisa meningkatkan tekanan pada cakram di punggung bawah. Akibatnya, punggung bawah terasa nyeri.

Untuk mencegah degradasi cakram, sebaiknya ubah posisi duduk tiap 15 menit atau beranjak dari kursi dan jalan kaki.

6. Tidur terganggu

Saat tidur terganggu baik dari segi kuantitas maupun kualitas, bisa berarti Anda kurang gerak. Semakin lama tubuh tidak aktif, semakin terganggu tidur Anda.

Bahkan sebuah meta-analisis membuktikan kebiasaan tidak banyak bergerak bisa meningkatkan peluang insomnia.

[Gambas:Video CNN]

(els/isn)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi