Jurus Trump Bikin AS Berubah 180 Derajat hingga Buat Eropa Waswas

1 week ago 10

CNN Indonesia

Rabu, 26 Feb 2025 10:25 WIB

Langkah Presiden Donald Trump dalam menavigasi politik luar negeri Amerika Serikat telah memantik ketegangan di antara sekutu negara Eropa. Langkah Presiden Donald Trump dalam menavigasi politik luar negeri Amerika Serikat telah memantik ketegangan di antara sekutu negara Eropa. (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Donald Trump terus membuat manuver politik luar negeri Amerika Serikat yang di luar prediksi sejak resmi dilantik lagi pada Januari lalu hingga memantik ketegangan dan kecemasan di antara sekutu terutama negara-negara Eropa.

Belakangan, langkah Trump semakin menunjukkan pergeseran dukungan AS terhadap Ukraina menjadi condong ke Rusia, membuat sejumlah negara Eropa khawatir soal masa depan Kyiv yang hingga kini menginjak tahun ketiga digempur invasi Moskow.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Senin (24/2), AS secara mengejutkan berdiri bersama Rusia dan Korea Utara dalam menolak resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengutuk invasi Rusia di Ukraina. Pemungutan suara ini digelar ketika invasi Rusia di Ukraina resmi memasuki tiga tahun.

Sikap AS di PBB itu semakin membuat ketegangan antara AS-Eropa dan memicu pertanyaan sejauh mana Trump akan mengubah posisi tradisional AS di kancah global, termasuk soal komitmen Washington terhadap negara sekutu. 

Sebelum ini, Trump juga mengguncang para pemimpin Eropa karena keputusannya merangkul Presiden Rusia Vladimir Putin, yang sedang diisolasi Eropa buntut invasinya di Ukraina.

Trump menelepon Putin pada 12 Februari lalu dan bicara panjang mengenai Ukraina selama sekitar 90 menit, menurut pernyataan Kremlin. Bukan cuma itu, Trump dan Putin bahkan sepakat untuk bertemu guna menggelar pembicaraan soal masa depan Ukraina.

Negara-negara Eropa menentang habis-habisan pembicaraan AS-Rusia lantaran tak melibatkan mereka padahal perang terjadi di kawasan mereka.

Ukraina, selaku wilayah yang diinvasi, bahkan tak diajak ke dalam perundingan.

Menurut jurnalis politik senior CNN, Stephen Collinson, kehadiran Trump di periode kedua pemerintahannya ini benar-benar mengubah permainan geoplitik global secara drastis.

"Satu hal yang tak bisa disangkal dari presiden AS ini-ambisinya untuk mengadakan pertemuan empat mata dengan sahabatnya, Presiden Rusia Vladimir Putin, telah memicu gelombang diplomasi krisis guna mengakhiri perang di Ukraina yang selama bertahun-tahun berada dalam kebuntuan," tulis Collinson dalam artikel analisnya berjudul 'Even as Macron flatters 'Dear Donald,' the US is deeply estranged from the West on Ukraine'.

"Namun, langkah mengejutkannya yang beralih mendukung Putin dan menjauh dari Ukraina telah mengacaukan aliansi lama serta memicu perlombaan di antara sekutu dan lawan Amerika untuk membentuk kesepakatan damai yang ingin ia capai dengan pemimpin Rusia tersebut," ucapnya menambahkan.

Pada Senin (24/2), para pemimpin Eropa pun menaiki kereta ke Kyiv, Ukraina, untuk berdiri bersama Presiden Volodymyr Zelensky dalam memperingati tiga tahun perang Rusia vs Ukraina. Langkah mereka ini mencerminkan tekanan kepada Rusia.

Di London, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga ikut menyatakan bahwa G7 harus mengambil "lebih banyak risiko" untuk menekan Kremlin. Pada saat yang sama, Starmer mengumumkan serangkaian sanksi baru untuk Rusia guna menekuk negara itu.

Sikap keras Eropa ini tampaknya tak sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Trump.

Trump tampaknya sedang berupaya meningkatkan reputasinya dan bargaining power di kancah global melalui pendekatan ke Rusia.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>


Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi