Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Keuangan Sri Mulyani menggunakan kata 'mendukung' saat menjelaskan program pendidikan dan kesehatan di era Presiden Prabowo Subianto.
"Menjaga keberlanjutan anggaran prioritas 2025 untuk mendukung agenda pembangunan: pendidikan," tulis bahan paparan Sri Mulyani di acara BRI Microfinance Outlook 2025 di ICE BSD City, Banten, Kamis (30/1).
"Presiden (Prabowo) juga meminta untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat kita. Ini juga untuk mendukung program kesehatan yang sifatnya prevention," jelas sang Bendahara Negara dalam acara tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan tampilan bahan paparan wanita yang akrab disapa Ani itu tak menggunakan kata 'mendukung' saat menjelaskan tentang program makan bergizi gratis (MBG). Tulisan yang muncul saat Ani menjelaskan makan bergizi gratis adalah: Upaya Percepatan Perluasan Manfaat MBG untuk SDM Unggul.
Menkeu Sri Mulyani juga hafal betul bagaimana manfaat ekonomi yang hadir dari program unggulan Prabowo itu.
"Sekolah yang memberikan makan bergizi setiap hari kepada muridnya berarti ada yang harus menyiapkan makanan tersebut. Ada yang harus membeli bahannya, memasak, mengantar, mencuci mulai dari sayuran, bahan baku, sampai tempat makannya. Ini merupakan pekerjaan masif, labor intensive, dan merata di seluruh Indonesia," jelasnya.
"Apabila program MBG ini akan ditingkatkan dari Rp71 triliun naik ke Rp100 triliun, ditambah Rp100 triliun bukan naik, maka menjadi Rp171 triliun. Jumlah sentranya akan meningkat. Maka saya berharap bahwa ini akan menimbulkan multiplier yang luar biasa bagi UMKM di seluruh Indonesia," imbuh Ani.
Ia juga mendorong berbagai lembaga keuangan membantu pendanaan MBG. Salah satu pintunya melalui obrolan dengan anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang beranggotakan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
"Saya tahu makroprudensial, mikroprudensial, channeling, serta fokus dari berbagai program kredit dan pembiayaan. Apabila sebuah perusahaan telah mendapatkan purchasing order untuk MBG, dia seharusnya bisa mendapatkan kredit untuk modal kerja maupun dari sisi kemampuan untuk memenuhi kebutuhan itu. Ini sebuah transformasi yang sangat masif," jelas sang menteri.
"Ini harus disiapkan setiap hari, harus ada belanja, harus ada yang mengerjakan. Saya membayangkan efek pengalinya, multiplier effect-nya akan luar biasa. Kita tentu akan terus mendukung dari Badan Gizi maupun K/L lain yang bisa terus juga menyesuaikan programnya untuk menjamin program ini (makan gratis) berjalan dengan baik dan menciptakan pemerataan, serta tata kelolanya kuat," tutup Ani.
Masalah prioritas anggaran di era Presiden Prabowo tengah ramai diperdebatkan di X. Pada bahan paparan Kementerian Keuangan di salah satu acara, ada perbedaan tiga prioritas anggaran.
Klaster pertama, prioritas utama yang mencakup makan bergizi gratis, ketahanan pangan, ketahanan energi, perumahan, dan pertahanan keamanan. Klaster kedua, pendidikan dan kesehatan jadi prioritas pendukung. Terakhir, kelompok sinkronisasi program mencakup pro-growth, pro-employment, serta pro-devisa.
Tidak ada penjelasan pasti siapa yang mulanya mengotak-ngotakkan prioritas anggaran di era Presiden Prabowo. Apakah ini murni arahan sang Kepala Negara atau justru inisiatif Kemenkeu.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kemenkeu Deni Surjantoro menjelaskan terkait perbedaan prioritas yang viral beredar di media sosial.
"Pendukung di situ (bahan paparan Kemenkeu) bukan berarti nomor dua," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kemenkeu Deni Surjantoro kepada CNNIndonesia.com, Kamis (30/1).
"Justru, program prioritas di bidang pendidikan dan kesehatan merupakan salah satu pilar utama, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029," tuturnya.
Anak buah Menkeu Sri Mulyani membantah narasi bahwa makan bergizi gratis lebih penting ketimbang pendidikan serta kesehatan. Deni menegaskan semua program Presiden Prabowo sama pentingnya.
"Semuanya penting dan saling mendukung," tegasnya.
(skt/pta)