Kenapa Harus Makan Lontong Cap Gomeh, Bawa Hoki?

1 week ago 11

Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Perayaan Cap Go Meh diperingati hari ini, tepat 15 hari setelah tahun baru Imlek. Biasanya warga Tionghoa Indonesia merayakannya dengan makan hidangan lontong Cap Go Meh. Kenapa harus makan lontong Cap Go Meh?

Makan lontong Cap Go Meh merupakan makanan adaptasi dari orang-orang keturunan Tionghoa dan Indonesia, khususnya Pulau Jawa.

Cap Go Meh berasal dari kata "Cap Go" yang artinya "lima belas", dan "Meh" yang artinya malam. Secara sederhana Cap Go Meh dapat diartikan sebagai malam kelima belas setelah Tahun Baru Imlek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenapa harus makan lontong Cap Go Meh?

Lontong Cap Go Meh memiliki arti tersendiri bagi etnis Tionghoa di Indonesia. Lontong Cap Go Meh dianggap spesial dan diakui pembawa keberuntungan.

Bentuk lontong yang panjang dianggap melambangkan panjang umur. Sementara telur melambangkan keberuntungan, dan santan yang dibumbui kuah kunyit berwarna keemasan melambangkan emas dan keberuntungan.

Warna kuning keemasan pada lontong ini dianggap sebagai simbol kemakmuran dan kekayaan. Sama seperti dalam perayaan Imlek, warna emas atau kuning merupakan warna keberuntungan.

Arti Makan Lontong Cap Go Meh

Lontong Cap Go Meh adalah hidangan yang biasa disantap keluarga Tionghoa Indonesia pada saat perayaan Cap Go Meh. Melansir berbagai sumber, lontong Cap Go Meh adalah masakan adaptasi peranakan Tionghoa Indonesia terhadap masakan Indonesia, tepatnya masakan Jawa.

Para pendatang Tionghoa pertama kali bermukim di kota-kota pelabuhan di pesisir utara Jawa, misalnya Semarang, Pekalongan, Lasem, dan Surabaya. Hal ini berlangsung sejak zaman Majapahit.

Pada saat itu hanya kaum laki-laki etnis Tionghoa yang merantau ke Nusantara, mereka menikahi perempuan Jawa penduduk lokal dan melahirkan perpaduan budaya Peranakan-Jawa.

Untuk merayakan Imlek, saat Cap Go Meh, kaum peranakan Jawa mengganti hidangan yuanxiao (bola-bola tepung beras) dengan lontong yang disertai berbagai hidangan tradisional Jawa yang kaya rasa, seperti opor ayam dan sambal goreng.

Dipercaya hidangan ini melambangkan asimilasi kaum pendatang Tionghoa dengan penduduk pribumi di Jawa.

Kuliner ini terdiri dari lontong dengan opor ayam, sayur lodeh,sambal goreng hati, acar, telur pindang, abon sapi, bubuk koya, sambal, dan kerupuk.

Selain dikenal sebagai santapan saat Imlek, keluarga Tionghoa juga menyajikan kuliner ini saat Cap Go meh, yaitu empat belas hari setelah Imlek.

Makna penyajian Lontong Cap Go Meh

Tidak hanya dengan memakannya, menyajikan lontong Cap Go Meh juga memiliki makna yang mendalam. Dengan menghidangkan dan memakan lontong Cap Go Meh pada Hari Raya Imlek, masyarakat Tionghoa percaya akan mendapatkan keberuntungan, rezeki dan kemakmuran.

Dalam memperingati Cap Go Meh, biasanya masyarakat Tionghoa di Indonesia menghabiskan waktu dengan berkumpul dan makan lontong Cap Go Meh. Ada cara khusus yang harus dilakukan dalam menyajikan lontong Cap Go Meh saat perayaan.

Warga Tionghoa menyiapkan lontong beserta lauk pauknya ke dalam piring di Kelenteng Tjoe Hwie Kiong di Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (19/2/2019). Sebanyak 1.100 lontong disajikan untuk dimakan bersama saat merayakan Cap Go Meh sebagai rangkaian penutupan perayaan Tahun Baru Imlek. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/wsj.Arti makan lontong Cap Go Meh memiliki arti tersendiri bagi etnis Tionghoa di Indonesia. Lontong Cap Go Meh dianggap spesial dan diakui pembawa keberuntungan. (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/wsj).

Saat menyajikan lontong Cap Go Meh, piring yang menjadi wadah harus terisi penuh, menjulang tinggi, dengan berbagai lauk dan kuah yang melimpah. Hal ini dipercaya menandakan doa dan harapan untuk rezeki yang melimpah.

Setelah mengetahui arti makan lontong Cap Go Meh, simak pula halaman selanjutnya untuk mengetahui sejarah Cap Go Meh.

[Gambas:Video CNN]

(isn/isn)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi