Jakarta, CNN Indonesia --
Sebuah video viral di TikTok memperlihatkan seorang penumpang pesawat terbang yang menutup hidungnya karena mencium bau kentut.
Aksi itu direspons dengan penumpang lainnya yang terdengar mengeluh mencium bau yang sama dan meminta siapa pun untuk tidak kentut di dalam pesawat.
Video soal bau kentut di pesawat kerap berseliweran di berbagai platform. Tapi, apa daya, kentut sulit untuk ditahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru-baru ini, seorang penumpang American Airlines bahkan sampai harus dikeluarkan karena bau kentutnya yang mengganggu dan perilakunya yang kasar. Meski sulit ditahan, tapi kentut di pesawat tak bisa dianggap sepele.
Pertanyaannya, apa yang membuat seseorang lebih sering kentut di pesawat?
Kentut sendiri merupakan aktivitas normal yang dialami setiap manusia. Kentut terjadi saat gas yang terkumpul di dalam usus atau sistem pencernaan keluar melalui anus.
Kentut dapat terjadi akibat proses pencernaan makanan, terhirupnya udara saat beraktivitas, atau fermentasi bakteri di dalam saluran pencernaan.
Faktanya, keinginan untuk kentut disebut lebih mungkin terjadi saat Anda berada di dalam pesawat. Perubahan tekanan udara menjadi salah satu penyebabnya.
Seorang ilmuwan asal Denmark Jacob Resenberg mempelajari hubungan antara tekanan udara dan produksi gas di dalam tubuh. Ia mengibaratkan tubuh manusia dengan botol air saat berada di dalam pesawat yang terbang di atas ketinggian.
Rosenberg mengatakan, udara kabin yang bertekanan telah membuat botol tersebut terdistorsi. Ia mencatat efek yang sama pada tubuh manusia.
"Ketika kita mendarat, perut akan membesar," ujar Rosenberg, mengutip Travel Tomorrow. Hasil penelitian Rosenberg diterbitkan pada tahun 2013 di New Zealand Medical Journal.
Ilustrasi. Perubahan tekanan udara membuat seseorang sering ingin kentut saat di dalam pesawat. (Getty Images/iStockphoto/RealPeopleGroup)
Ia menjelaskan, saat tekanan kabin turun, udara dalam tubuh dapat mengembang hingga 30 persen. Hal ini termasuk udara di dalam usus atau sistem pencernaan, yang akan mencari jalur keluarnya, salah satunya melalui kentut.
Mengutip CNN, masalah ini lumrah terjadi saat pesawat dalam kondisi menanjak dan menurun. Gas di dalam tubuh akan mengembang saat pesawat menanjak dan tekanan menurun. Sebaliknya, saat pesawat menurun dan tekanan meningkat, gas di dalam tubuh akan menyusut.
Selain memicu kentut, perubahan tekanan pada kabin juga bisa memicu masalah lainnya. Misalnya saja sakit telinga yang terjadi saat tekanan udara di kedua sisi gendang telinga berbeda.
Selain itu, perubahan tekanan udara juga bisa memicu sakit kepala. Hal ini bisa disebabkan oleh udara yang terperangkap di sinus.
Cara mencegah kentut di dalam pesawat
Kabar baiknya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kentut di dalam pesawat. Berikut di antaranya.
1. Hindari makanan-minuman pemicu kentut sebelum terbang
Makanan dan minuman tertentu dapat meningkatkan risiko kentut. Salah satu yang paling umum adalah minuman berkarbonasi.
Selain itu, Anda juga disarankan untuk menghindari makanan FODMAP yang bisa memicu perut kembung. Makanan tersebut meliputi roti, kerupuk, kacang mete, produk susu, buah-buahan tertentu, bawang putih, bawang merah, dan biji-bijian.
2. Terus bergerak
Bergerak di sekitar kabin dapat membantu Anda meredakan ketidaknyamanan akibat gas yang bertambah.
(asr/asr)