2 hours ago
1
Ratusan pelajar di Kecamatan Cipongkor, mengidap keracunan usai mengonsumsi paket MBG, Rabu (24/9/2025). Foto: sources for jpnn
FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Korban keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis atau MBG terus berjatuhan dan tak terkendali. Saat ini sudah mencapai 6.000 lebih siswa keracunan makanan MBG. Anggota DPR mengingatkan potensi trauma orang tua dan akan melarang anaknya mengonsumsi makanan dari program MBG.
Sebelumnya, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), mencatat data siswa korban keracunan makanan menu MBG sebanyak 5.360 orang. Belum termasuk data terbaru korban keracunan makan bergizi gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas, Bandung Barat, Jawa Barat yang kini mencapai lebih dari seribu orang.
Data di Posko Cipongkor dan Posko Cihampelas sejak Senin (22/9) sampai Kamis (25/9), ada 1.315 orang yang mengalami keracunan. Kebanyakan merupakan pelajar SD hingga SMA/SMK.
Data ini bukan sekadar statistik, tetapi menunjukkan adanya kelalaian terhadap nyawa anak yang menjadi penerima makanan program MBG. Makanan dari dapur MBG telah mempertaruhkan nyawa anak, sehingga banyak siswa dilarikan ke rumah sakit. Bahkan, beberapa di antaranya mengalami kejang-kejang akibat keracunan makanan.
Wakil Ketua Komisi IX DPR, Charles Honoris, mengingatkan pemerintah segera mengambil langkah serius di tengah maraknya kasus keracunan yang terus meningkat dari program ini.
Charles menilai, jika situasi ini dibiarkan, ada potensi orang tua murid di berbagai daerah mulai melarang anaknya mengonsumsi makanan MBG di sekolah.
“Saya kok punya keyakinan orang tua murid se-Indonesia akan, apa ya, punya inisiatif atau punya trauma dan ketakutan untuk tidak mengizinkan anaknya mengonsumsi MBG yang disajikan di sekolah,” kata Charles dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) di Komisi IX DPR bersama sejumlah organisasi sipil, dikutip Kamis (25/9/32025).
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
