Manajemen Persela Siap Tanggung Jawab Imbas Kericuhan Lawan Persijap

2 days ago 7

CNN Indonesia

Selasa, 18 Feb 2025 23:30 WIB

Manajemen Persela Lamongan siap bertanggung jawab atas kerusakan Stadion Tuban Sport Center saat menghadapi Persijap Jepara di Liga 2, Selasa (18/2). Suporter rusuh di laga Persela Lamongan vs Persijap Jepara. (ANTARA FOTO/Rizal Hanafi)

Jakarta, CNN Indonesia --

Manajemen Persela Lamongan siap bertanggung jawab atas kerusakan Stadion Tuban Sport Center saat menghadapi Persijap Jepara di Liga 2, Selasa (18/2).

Pihak klub asal Lamongan itu juga bersedia disanksi usai pecahnya kericuhan dalam laga Persela vs Persijap Jepara.

Pertandingan antara Persela vs Persijap yang digelar di Stadion Tuban Sport Center harus dihentikan di menit ke-78, usai para suporter Persela Lamongan turun ke lapangan dan melakukan perusakan fasilitas stadion.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Persela Fariz Julinar Maurisal mengatakan, manajemen siap bertanggung jawab atas segala kerusakan dan kekisruhan yang terjadi.

"Pastinya kami akan bertanggung jawab," kata Fariz.

Fariz juga menyadari bahwa harapan para suporter sangat tinggi, begitu juga pihaknya. Karena itu, menurutnya kericuhan pun bisa terjadi.

"Mungkin [penyebab kericuhan karena] kekecewaan suporter dengan harapan yang tinggi lolos ke Liga 1. Dari manajemen tim pun juga harapan yang sama, tetapi belum rezeki," ucapnya.

Fariz mengatakan, ia juga sudah menuruti desakan suporter yang meminta Wafa Amri dipecat dari manajemen.

"Sebenarnya ketika pertengahan awal babak penyisihan itu saya juga bertemu dengan suporter, saya komitmen ke mereka. Oke kalau suporter meminta Amri out ya memang sudah tidak terlibat di tim," ucapnya.

Stadion Tuban Sport Center digunakan Persela Lamongan sebagai home base sementara, selama Stadion Surajaya Lamongan sedang direnovasi.

[Gambas:Video CNN]

(frd/jun)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi