Menemukan Solusi Intoleransi Laktosa di Segelas Susu Kambing

2 days ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Dian menatap cangkir di tangannya. Cairan putih dengan aroma khas itu mengepul, menghangatkan pagi yang masih berembun.

Dian tersenyum tipis sebelum menyeruput perlahan, menikmati rasa yang kini sudah akrab di lidahnya.

"Dulu, aku sama sekali nggak bisa minum susu sapi. Setiap kali coba, perutku langsung sakit luar biasa, mulas bisa berjam-jam," kenang Dian saat berbincang dengan CNNIndonesia.com di kediamannya, kawasan Kebayoran, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dian, perempuan berusia 27 tahun itu telah lama menghadapi tantangan dengan intoleransi laktosa. Sejak usia 22 tahun, ia harus menghindari susu sapi sepenuhnya.

Berbagai alternatif sudah dicoba, mulai dari susu nabati hingga almond milk, tapi rasanya tak pernah benar-benar cocok di lidahnya. Sebagai penggemar susu, hal ini tentu membuatnya sedikit frustrasi.

"Aku merasa kehilangan sesuatu. Kayak ada yang kurang kalau sarapan tanpa susu," kata dia.

Hingga dua tahun lalu, Dian menemukan jawabannya dalam segelas susu kambing Etawa dari Etawalin. Awalnya Dian mengaku ragu, takut mengalami efek samping yang sama dengan ketika dia minum susu sapi.

Tapi, beberapa temannya menyarankan hal tersebut. Konon susu sapi dan susu kambing etawa ini berbeda. Susu kambing etawa dari Etawalin ini diklaim lebih aman bagi mereka yang mengidap intoleransi laktosa. Susu kambing etawa dari etawalin ini disebut lebih kuat kejar sehat. 

"Lumayan kaget sih. Setelah minum susu kambing, perutku baik-baik saja. Nggak ada sakit, nggak ada kembung. Akhirnya aku mulai rutin konsumsi," kata dia.

Mengapa susu kambing aman bagi intoleransi laktosa?

Bagi beberapa orang susu kambing etawa memang masih kurang familiar. Sebagian juga mungkin kurang menyukainya karena aromanya yang cenderung lebih kuat dari susu sapi biasa.

Susu kambing etawa sendiri merupakan susu yang berasal dari kambing etawa. Kambing ini merupakan hasil persilangan antara kambing jamnapari dari India dan kambing lokal Indonesia. Susu ini kaya nutrisi dan konon lebih mudah dicerna tubuh. 

Makanya, bagi mereka yang memiliki masalah intoleransi laktosa, susu kambing bisa jadi solusi yang tepat. Dokter spesialis gizi di Rumah Sakit Melinda, Bandung Johanes Chandrawinata mengatakan susu kambing memang lebih ramah bagi penderita intoleransi laktosa dibandingkan dengan susu sapi.

"Susu kambing mengandung lebih sedikit laktosa sehingga mengurangi risiko intoleransi laktosa," jelas Johanes saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Selain itu, protein casein dalam susu kambing juga berbeda dari susu sapi. Hal ini membuat susu kambing, terutama susu kambing etawa lebih aman bagi mereka yang memiliki alergi terhadap protein susu sapi.

Ditambah lagi, globul lemak dalam susu kambing juga berukuran lebih kecil, sehingga lebih mudah dicerna tubuh. Meski demikian, Johanes juga mengingatkan bahwa tidak semua orang bisa langsung menyukai rasanya.

"Rasa susu kambing yang khas belum tentu disukai oleh banyak orang. Juga, harganya memang lebih mahal dibanding susu sapi," tambahnya.

Dari segi kandungan gizi, baik susu kambing maupun susu sapi sebenarnya sama-sama menjadi sumber kalsium, protein, serta berbagai zat gizi penting lainnya.

"Keduanya mengandung berbagai asam amino yang penting untuk perbaikan otot dan pertumbuhan," katanya lagi.

Pandangan dari dunia herbal

Sementara itu, dokter herbal Nadia Bunga menambahkan bahwa susu kambing memang bisa dikonsumsi oleh penderita intoleransi laktosa karena kandungan laktosanya yang lebih rendah. Selain itu manfaat susu etawalin juga cukup beragam. 

"Sejauh ini susu kambing cukup aman. Tapi kalau baru pertama kali coba, sebaiknya mulai dengan dosis kecil, sekitar 100-200 ml setelah makan," sarannya dalam diskusi dan temu media Etawalin Herbal Science di Jakarta, Rabu (19/3).

Dia juga menyoroti kandungan oligosakarida di susu kambing yang berperan dalam menjaga imunitas.

"Selain itu, ada probiotiknya juga. Ada riset yang menunjukkan bahwa probiotik, jika dikonsumsi dalam waktu lama, bisa menurunkan keparahan derajat asma," ujarnya.

Lantas, seberapa banyak susu kambing yang ideal untuk dikonsumsi?

Menurut Nadia, dua kali sehari dengan takaran 200 ml per satu kali minum sudah cukup. Dia juga mengingatkan bahwa susu kambing adalah pangan fungsional, bukan obat.

"Jangan diperlakukan seperti obat yang harus diminum dalam dosis tertentu," katanya.

Susu kambing memang bisa jadi solusi bagi mereka yang tak bisa minum susu sapi biasa. Hal inilah yang dirasakan Dian dua tahun belakangan. 

Kini, Dian tak lagi merasa kehilangan. Setiap pagi, dia bisa menikmati segelas susu kambingnya tanpa khawatir akan sakit perut.

"Aku merasa lebih sehat dan lebih nyaman sekarang. Rasanya seperti akhirnya menemukan yang selama ini aku cari," ujarnya dengan senyum lega.

Meski begitu, baik dokter gizi maupun dokter herbal menegaskan bahwa klaim-klaim yang menyebutkan susu kambing bisa menyembuhkan berbagai penyakit, termasuk asma, masih perlu penelitian lebih lanjut.

Namun bagi Dian, segelas susu kambing setiap pagi bukan hanya sekadar kebiasaan baru, tapi juga sebuah kemenangan kecil atas tantangan yang ia hadapi selama ini.

[Gambas:Video CNN]

(tis/tis)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi