Jakarta, CNN Indonesia --
Ne Zha mungkin tidak seterkenal Monkey King alias Sun Wukong di Barat. Namun, ia merupakan nama yang telah dikenal berabad-abad di China jauh sebelum mencetak rekor box office global melalui Ne Zha 2.
Film tersebut kini menjadi satu-satunya animasi dan film China yang berhasil mengumpulkan lebih dari US$2 miliar. Hal itu membuat Ne Zha 2 bersanding dengan dua film Avatar, Avengers, dan Titanic di lima besar film terlaris dunia saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi masyarakat China, Ne Zha muncul dalam berbagai hal, mulai dari mitologi hingga tarian tekno, film populer hingga novel klasik, seperti Investiture of the Gods dan Journey to the West.
Sebagai salah satu tokoh mitologi China yang paling dicintai, Ne Zha juga terdapat di literatur Buddha, Taoisme, dan tradisi rakyat, yang prototipenya masuk ke China kuno pada abad pertama SM.
Asal usul Ne Zha
Namun, seperti diberitakan The World of Chinese, banyak cendekiawan meyakini asal usul Ne Zha yang sebenarnya dapat ditelusuri kembali hingga ke India.
Ne Zha (哪吒) atau versi sebelumnya, Na Zha (那吒), adalah terjemahan singkat dari "Nalakuvara (那罗鸠婆)," tokoh mitologi India yang juga muncul dalam literatur Buddha dan Hindu.
Nalakuvara adalah putra Raja Vaishravana, dalam puisi tentang kehidupan Buddha, Buddhacarita.
Ketika agama Buddha menyebar ke China pada masa Dinasti Tang, Ne Zha berevolusi dari dewa penjaga yang menakutkan menjadi prajurit pemberontak dengan roda api yang dikenal sekarang.
Ne Zha juga adalah dewa pelindung Dharma yang bertugas menghilangkan rintangan bagi makhluk hidup dan menaklukkan roh jahat.
Ia digambarkan sebagai sosok yang garang, sering kali memiliki tiga kepala dan enam (atau delapan) lengan. Ia biasanya memegang instrumen Dharma, seperti tombak atau pagoda, yang melambangkan kekuatan besar dan kemampuan spiritualnya.
Seiring berkembangnya agama Buddha selama tahun-tahun panjang Dinasti Tang (618-907) dan Dinasti Song (960-1279) di China, kisah-kisah keagamaan yang menampilkan Ne Zha pun berkembang pesat, menyatu dengan tradisi rakyat setempat.
Dalam versi legenda Ne Zha yang dilokalkan ini, ayahnya, Raja Vaishravana, dikenal sebagai "Raja Pembawa Pagoda (托塔天王)," digambarkan mengenakan baju zirah jenderal dan memegang pedang serta pagoda ajaib.
Ia bahkan dikaitkan dengan tokoh sejarah tertentu, jenderal Dinasti Tang yang garang, Li Jing (李靖).
Ne Zha, sebagai putra ketiganya, kemudian dikenal sebagai "Pangeran Ketiga (三太子)." Pada masa ini lah Ne Zha mulai digambarkan sebagai seorang anak.
Li Jing dan Lady Yin ketika melihat bayi Ne Zha dalam film Ne Zha (2019). (Chengdu Coco Cartoon/Beijing Coloroom Technology/Beijing Enlight Pictures)
Ne Zha sebagai anak kecil
Salah satu elemen paling ikonis dari cerita Ne Zha adalah penggambarannya sebagai anak yang memberontak kepada ayahnya yang keras. Sifat pemberontak ini yang kemudian juga menjadi salah satu sumber utama daya tarik karakter itu.
Alur cerita tersebut berasal dari kitab suci Buddha Zen dari dinasti Song, seperti Compendium of the Five Lamps (《五灯会元》), yang menggambarkan Ne Zha sebagai penganut Buddha yang taat dan memuja Buddha alih-alih ayahnya sendiri.
Terlahir seperti manusia biasa, ia kemudian mengembalikan tubuh, yakni dagingnya kepada ibunya dan tulangnya kepada ayahnya, sebelum menunjukkan rupa aslinya sebagai Buddhist immortal.
Pada masa modern, cerita Ne Zha kemudian menyebar luas, bahkan masuk ke dalam Taoisme.
Dalam kumpulan dewa-dewi populer dari berbagai agama pada abad ke-13, Ne Zha tercantum sebagai anggota istana Kaisar Giok, dewa tertinggi dalam Taoisme.
Bentuk dan kekuatan asli Ne Zha ketika dilepaskan seperti dalam Ne Zha 2 (2025). (Chengdu Coco Cartoon/Beijing Coloroom Technology/Beijing Enlight Pictures)
Ne Zha digambarkan sebagai raksasa dengan delapan lengan, yang aumannya dapat memanggil hujan dari awan dan menyebabkan alam semesta bergetar.
Dikirim oleh Kaisar Giok untuk melawan iblis di dunia fana, Ne Zha bereinkarnasi sebagai putra Jenderal Li Jing.
Lanjut ke sebelah...