Jakarta, CNN Indonesia --
Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik yang kini genap berusia 88 tahun, dikabarkan tengah berjuang melawan pneumonia ganda atau pneumonia bilateral.
Penyakit ini terdeteksi melalui pemindaian CAT yang dilakukan pada Selasa (18/2) di Rumah Sakit Gemelli, Roma, Italia. Hasil pemindaian menunjukkan kondisi paru-paru Paus mengalami peradangan serius, sehingga memerlukan terapi farmakologis lanjutan.
Lalu, apa sebenarnya pneumonia ganda, mengapa kondisi ini begitu serius?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenal pneumonia ganda
Mengutip WebMd, Pneumonia ganda atau pneumonia bilateral adalah infeksi yang menyerang kedua paru-paru secara bersamaan. Salah satu jenis yang lebih parah adalah pneumonia interstisial bilateral, yang mempengaruhi jaringan di sekitar kantung udara kecil (alveoli) di paru-paru.
Peradangan ini bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis), yang jika dibiarkan dapat membuat paru-paru menjadi kaku dan sulit berfungsi dengan baik.
Penyebab utama pneumonia ganda biasanya berasal dari infeksi bakteri, virus, atau jamur. Dalam beberapa kasus, pneumonia juga bisa terjadi akibat aspirasi, yaitu masuknya makanan, cairan, atau zat asing lainnya ke dalam paru-paru.
Gejala pneumonia ganda
Gejala pneumonia pada dasarnya sama, baik yang menyerang satu maupun kedua paru-paru. Namun, jika kedua paru-paru terinfeksi sekaligus, kondisi ini bisa menjadi lebih berat dan berbahaya.
Melansir Cleveland Clinic, beberapa gejala umum yang dialami penderita pneumonia ganda antara lain:
- Batuk berdahak
- Demam tinggi
- Bibir atau kuku membiru akibat kurangnya oksigen
- Kebingungan, terutama pada lansia
- Sesak napas atau napas cepat
- Kelelahan ekstrem
- Detak jantung meningkat
- Nyeri dada tajam saat bernapas atau batuk
Dalam kasus yang lebih parah, pneumonia ganda bisa menyebabkan komplikasi serius seperti gagal napas, sepsis (infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh), hingga gagal ginjal.
Siapa yang berisiko pneumonia?
Pneumonia ganda lebih berisiko menyerang kelompok tertentu, terutama mereka yang memiliki sistem imun yang lemah atau kondisi kesehatan tertentu. Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena pneumonia ganda meliputi:
- Usia di bawah 2 tahun atau di atas 65 tahun
- Gizi buruk
- Kebiasaan merokok atau terpapar asap rokok secara berlebihan
- Penyakit kronis seperti diabetes, anemia sel sabit, dan penyakit jantung
- Gangguan paru seperti COPD, fibrosis kistik, atau asma
- Kesulitan menelan akibat stroke atau gangguan neurologis
- Riwayat infeksi pernapasan sebelumnya seperti flu atau COVID-19
- Penyalahgunaan alkohol atau narkoba
Dokter biasanya menggunakan kombinasi pemeriksaan fisik dan tes pencitraan seperti X-ray atau CT scan untuk mendeteksi pneumonia. Pada kasus pneumonia intersticial bilateral, CT scan sering menunjukkan bercak putih yang dikenal sebagai "ground glass," yang merupakan tanda ada luka atau peradangan di paru-paru.
Selain pencitraan, dokter juga dapat melakukan tes darah dan kultur dahak untuk mengetahui penyebab pasti infeksi serta menentukan pengobatan yang paling efektif.
Penanganan dan pengobatan pneumonia
Penanganan pneumonia ganda bergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh bakteri, antibiotik menjadi pilihan utama. Sementara itu, jika dipicu oleh virus, pengobatan lebih difokuskan pada pereda gejala dan dukungan pernapasan.
Pada kasus yang lebih parah, pasien mungkin membutuhkan oksigen tambahan atau alat bantu napas jika mengalami kesulitan bernapas. Pasien juga akan memerlukan cairan intravena untuk mencegah dehidrasi, dan obat antipiretik untuk menurunkan demam
Dalam kondisi seperti yang dialami Paus Fransiskus, perawatan intensif di rumah sakit menjadi langkah terbaik untuk memastikan pemantauan ketat dan pengobatan yang optimal.
(dal/tst)