Menuju Antariksa, Hera 'Olah TKP' Tabrakan Asteroid Dimorphos dan DART

1 month ago 16

Jakarta, CNN Indonesia --

Wahana antariksa Hera, misi terbaru dari Badan Antariksa Eropa (ESA), berhasil meluncur ke luar angkasa. Wahana ini memiliki misi menyelidiki lebih lanjut dampak tabrakan asteroid Dimorphos.

ESA meluncurkan Hera menggunakan roket SpaceX Falcon 9 pada Senin (7/10) sekitar pukul 10.52 ET (sekitar pukul 21.52 WIB) dari Kennedy Space Center di Florida, Amerika Serikat.

Wahana antariksa ini didampingi oleh dua CubeSat -kelompok satelit mini- diperkirakan bakal mencapai asteroid Dimorphos pada tahun 2026. Menurut para ilmuwan ESA, ketiganya akan melakukan "investigasi tempat kejadian perkara" untuk memecahkan misteri yang masih tersisa dari sistem asteroid ganda tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dimorphos merupakan asteroid yang ditabrak oleh misi Double Asteroid Redirection Test (DART) pada 26 September 2022. Wahana NASA tersebut sengaja menabrakkan diri dengan Dimorphos, menghantam tepat di tengah batu angkasa itu dengan kecepatan sekitar 24.000 km/jam.

Tabrakan dahsyat itu, yang terjadi lebih dari 11 juta kilometer dari Bumi, merupakan ujian pertama kemampuan manusia untuk mengalihkan asteroid yang berpotensi berbahaya yang mengancam Bumi.

Misi tersebut sukses besar. DART tidak cuma mengubah lintasan Dimorphos, memperpendek perjalanannnya mengelilingi asteroid mitranya Didymos sekitar 30 menit, tapi juga mengubah bentuk asteroid secara menyeluruh.

NASA, lewat misi tersebut, melakukan penilaian skala penuh terhadap teknologi pembelokkan asteroid atas nama pertahanan planet. Lembaga ini ingin melihat apakah tumbukan kinetik akan cukup untuk mengubah gerakan benda angkasa di ruang angkasa.

Baik Dimorphos maupun Didymos tidak menimbulkan bahaya bagi Bumi. Namun, sistem asteroid ganda ini merupakan target sempurna untuk menguji teknologi defleksi karena ukuran Dimorphos sebanding dengan asteroid yang bisa mengancam Bumi.

Wahana antariksa Hera dan dua cubesat menuju asteroid Dimorphos. Kredit. Dok. European Space AgencyWahana antariksa Hera dan dua cubesat bakal menuju asteroid Dimorphos. (Foto: Dok. European Space Agency)

Para astronom telah memantau dampak tabrakan sejak tabrakan di bulan September 2022. Hasilnya, mereka menemukan wahana DART telah mengubah cara Dimorphos bergerak, menggeser periode orbit asteroid bulan ini - atau berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk satu kali putaran mengelilingi Didymos - sekitar 32 hingga 33 menit.

Namun begitu, masih banyak pertanyaan yang tersisa, termasuk apakah wahana DART hanya meninggalkan kawah atau momentumnya benar-benar membentuk ulang Dimorphos, dan menentukan komposisi yang tepat dari sistem asteroid ganda.

Selain itu, konsekuensi dari misi DART, dapat membantu badan antariksa untuk menyempurnakan teknologi yang dapat menangkis asteroid agar tidak menumbuk Bumi di masa depan.

"Hera akan menutup lingkaran dengan memberi kita hasil akhir dari dampak DART secara rinci," kata Patrick Michel, direktur penelitian di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional di Perancis dan peneliti utama misi Hera, mengutip CNN, Selasa (8/10).

Wahana Hera diperkirakan mencapai sistem asteroid ganda pada Oktober 2026. Ketika tiba di sana, wahana ini akan berada hampir 195 juta kilometer dari Bumi.

Namun begitu, Hera akan singgah di Mars pada pertengahan Maret 2025, yang akan memberi wahana antariksa ini momentum ekstra yang dibutuhkan untuk mencapai Didymos dan Dimorphos dua tahun setelah diluncurkan.

Selain menguji coba 11 instrumen yang dimilikinya, Hera akan terbang dalam jarak 6.000 kilometer dari permukaan Mars. Hera juga akan mengamati salah satu dari dua bulan Mars, yaitu Deimos, dari jarak 1.000 kilometer.

[Gambas:Video CNN]

(dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi