Pakar Deteksi Lebih dari 1 Juta Upaya Pelacakan Online Setiap Hari

3 weeks ago 14

Jakarta, CNN Indonesia --

Analisis terbaru dari perusahaan keamanan siber Kaspersky menemukan lebih dari 38 miliar pelacak web mengumpulkan data perilaku pengguna pertengahan 2023 hingga 2024, dengan rata-rata satu juta upaya pelacakan per hari.

Pelacakan web melibatkan aktivitas pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data tentang perilaku online pengguna.

Data ini dapat mencakup demografi, kunjungan situs web, waktu yang dihabiskan di halaman, dan interaksi seperti klik, gulir, dan gerakan tetikus, yang dapat digunakan untuk membuat heatmaps dan pemetaan lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Informasi dari pelacakan tersebut nantinya dapat dimanfaatkan bisnis untuk mempersonalisasi pengalaman, meningkatkan keterlibatan pengguna, menargetkan iklan dengan lebih efektif, dan mengukur kinerja layanan online mereka.

Baru-baru ini, para ahli Kaspersky menganalisis 25 layanan pelacakan yang paling umum, termasuk empat dari Alphabet Inc. (Google Display & Video 360, Google Analytics, Google AdSense, dan YouTube Analytics) serta layanan dari New Relic dan Microsoft, termasuk Bing dan platform pelacakan Microsoft lainnya.

Analisis tersebut mengungkapkan bahwa 38.725.551.855 insiden pengumpulan data terdeteksi dalam setahun, dari Juli 2023 hingga Juni 2024, dengan pengguna membagikan data mereka sekitar 1.060.974 kali per hari.

"Meskipun 25 layanan pelacakan teratas menunjukkan bahwa pengumpulan data tidak terbatas hanya pada beberapa perusahaan, semakin banyak organisasi yang menyimpan dan memproses informasi kita, semakin besar risiko pelanggaran. Namun, dengan sebagian besar pelacakan ditangani oleh raksasa teknologi, terdapat motivasi kuat bagi mereka untuk melindungi data pengguna dan menjaga reputasi mereka," ujar Anna Larkina, pakar keamanan dan privasi di Kaspersky dalam sebuah keterangan, Selasa (1/10).

Selain angka tersebut, Kaspersky juga menemukan sejumlah hal terkait platform pelacakan yang digunakan oleh perusahaan teknologi.

Analisis ini menemukan Google Display & Video 360 memegang pangsa terbesar di antara 25 sistem pelacakan teratas di Asia. Di Asia Selatan, ia menyumbang 25,47 persen pemicu komponen Do Not Track (DNT), sementara di Asia Timur sebesar 24,45 persen. Pangsa terkecil berada di Commonwealth of Independent States (CIS) sebesar 8,38 persen, karena tempat sistem pelacakan lokal lebih lazim.

Sebagai informasi, produk Kaspersky menampilkan komponen DNT yang memblokir elemen pelacakan yang dirancang untuk memantau aktivitas pengguna di situs web. Fitur ini memungkinkan Kaspersky untuk menilai status terkini pengumpulan data oleh pelacak web dan melakukan analisis mereka.

Selain Google Display & Video 360, Google Analytics yang melacak perilaku pengguna dan kata kunci untuk mengoptimalkan lalu lintas dan kinerja situs web ditemukan memiliki pangsa terbesar di Amerika Latin (14,89 persen), diikuti oleh Timur Tengah (14,12 persen).

Sementara itu, pelacak Google AdSense mendominasi di Timur Tengah (6,91 persen) dan Asia Selatan (6,85 persen), dengan pangsa terkecil di Oseania (3,76 persen) dan CIS (2,30 persen).

Kehadiran sistem pelacakan ini juga disebut telah meningkat di hampir semua wilayah. Beberapa sistem pelacakan milik Google mengalami penurunan, tetapi yang lainnya ditemukan berkembang. Hal ini menyoroti pelacakan pengguna Google yang luas, jauh melampaui perusahaan lain.

Analisis Kaspersky juga menemukan YouTube Analytics memiliki pangsa tertinggi di Asia Selatan (12,71 persen) dan Timur Tengah (12,30 persen), dan terendah di Eropa (5,65 persen) dan Amerika Utara (4,56 persen).
Pelacak Microsoft memiliki pangsa terbesar di Amerika Latin (3,38 persen) dan terkecil di CIS (0,68 persen).

Sedangkan pelacak milik Bing menunjukkan aktivitas yang signifikan di Afrika (8,46 persen), dengan kehadiran terkecil di CIS (0,77 persen).

Korea Selatan, Jepang, dan Rusia memiliki layanan internet lokal yng sangat berkembang. Di negara-negara ini sistem pelacakan regional tidak hanya berada di peringkat 25 teratas tetapi terkadang dapat melampaui pesaing global.

(lom/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi