Bandung, CNN Indonesia --
Puluhan siswa dari dua sekolah keracunan makanan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pekan ini. Selain itu ada hampir seratus orang keracunan makanan usai santap hidangan hajatan.
Pemkab Cianjur pun memberlakukan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan memastikan seratus lebih warga yang mengalami keracunan masal mendapat pelayanan kesehatan dan pengawasan maksimal dari tenaga kesehatan. Itu diberikan untuk korban keracunan yang sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit atau yang menjalani perawatan di rumah.
Untuk kasus keracunan MBG, kepolisian setempat pun turun tangan mengusutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto mengatakan sudah ada enam orang yang diperiksa terkait kasus keracunan MBG tersebut.
"Ada enam orang yang diperiksa, di antaranya kepala SPPG, bagian gizi, accounting, kepala dapur, tim masak, tim cuci dan tim penerima barang," kata Tono saat dihubungi, Selasa (22/4).
Tono belum dapat menyimpulka apakah para siswa tersebut mengalami keracunan yang berasal dari program MBG atau bukan. Pasalnya saat ini, pihaknya masih melakukan serangkaian pemeriksaan termasuk sample makanan MBG yang sajikan kepada siswa.
"Kuta kedepankan azaz praduga tak bersalah. Sample makanan kita lakukan cek lab ke dinas di provinsi," katanya.
Adapun kejadian keracunan itu, terjadi pada Senin (22/4) kemarin. Para siswa sempat dilarikan ke rumah sakit untuk penanganan medis.
Tono menuturkan, pada korban mengalami keracunan dengan gejala pusing, mual, hingga dengan muntah-muntah. Saat ini, pihaknya telah memeriksa beberapa orang, terkait kasus keracunan tersebut.
Selain puluhan siswa yang diduga keracunan MBG, Kepala Dinkes Cianjur Yusman Faisal mengatakan ada sekitar 98 orang warga Kecamatan Mande, mengalami keracunan masal setelah menyantap hidangan yang disuguhkan dalam acara hajatan salah seorang warga. Kemudian puluhan siswa dari dua sekolah di Cianjur mengalai keracunan makanan MBG.
"Total warga yang mengalami keracunan selama dua hari terakhir sekitar 176 orang dengan rincian 23 orang siswa SMP PGRI 1 dan 55 orang siswa MAN I Cianjur," kata Yusman di Cianjur, Selasa, seperti dikutip dari Antara.
Selama masa KLB, pihaknya memaksimalkan penanganan terhadap korban yang sudah terdata, baik yang masuk ke rumah sakit ataupun dirawat di rumah, serta meminta seluruh siswa yang memakan menu MBG ataupun warga yang mengkonsumsi hidangan hajatan untuk didata.
Bahkan, pihaknya menurunkan tim dari setiap puskesmas guna mendatangi setiap korban untuk memantau perkembangan kondisi kesehatannya secara rutin hingga dipastikan sudah kembali pulih seperti semula.
"Informasi terbaru kondisi korban keracunan puluhan siswa dari dua sekolah mulai membaik, sedangkan puluhan warga Mande juga sama, dan mendapat pengawasan dari tenaga kesehatan di masing-masing puskesmas," katanya.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Cianjur, Mohamad Wahyu Ferdian mengatakan sudah memerintahkan seluruh puskesmas di wilayah kota dan sejumlah kecamatan melakukan pendataan dan pelayanan kesehatan bagi warga yang mengalami gejala atau tidak.
"Kami minta Dinkes Cianjur menurunkan tim termasuk puskesmas guna melakukan pendataan dan pelayanan bagi warga yang mengalami keracunan, dengan cara mendatangi rumah warga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan termasuk bagi warga yang tidak bergejala," katanya.
Hal tersebut dilakukan guna memastikan jumlah warga terutama siswa sekolah yang terbesar di sejumlah kecamatan yang mengalami keracunan terdata dan mendapat penanganan medis secara maksimal hingga dinyatakan pulih seperti semula agar dapat beraktivitas kembali.
Tenaga kesehatan dari masing-masing puskesmas diminta terus melakukan pengawasan hingga warga korban keracunan benar-benar sembuh dan kembali beraktivitas normal, serta melakukan pemeriksaan kesehatan bagi warga yang tidak bergejala agar jumlah korban keracunan tidak bertambah.
(csr/kid)