Putin Rayakan Kemenangan Perang Dunia, Pemimpin Eropa 1 Kereta ke Kyiv

5 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Para pemimpin Eropa dari Inggris hingga Jerman satu kereta melancong ke Kyiv, Ukraina, di saat Presiden Rusia Vladimir Putin gelar parade memperingati kemenangan pada Perang Dunia II pekan ini.

Mengutip dari Reuters, para pemimpin Eropa itu di antaranya adalah Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Friedrich Merz, dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk.

Itu adalah untuk kali pertama empat pemimpin negara Eropa itu bepergian bersama-sama ke Ukraina. Kehadiran mereka di Kyiv adalah untuk hadir dalam pertemuan tingkat tinggi mendiskusikan proposal Eropa dan Amerika Serikat (AS) dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy soal 30 hari gencatan senjata Ukraina-Rusia. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bersama dengan AS, kami menyerukan Rusia untuk menyetujui gencatan senjata 30 hari penuh dan tanpa syarat untuk menciptakan ruang bagi pembicaraan mengenai perdamaian yang adil dan abadi," kata empat pemimpin itu dalam pernyataan bersama, dikutip dari Reuters, Sabtu (10/5).

Empat pemimpin Eropa itu selain bertemu Zelenskiy, pada Sabtu pagi waktu setempat juga memberikan penghormatan di sebuah tugu peringatan di pusat Kyiv untuk menghormati tentara Ukraina yang tewas dalam perang.

Selain itu, Zelenskiy dan Macron dkk juga menggelar pertemuan secara virtual dengan pemimpin negara lain yang satu kubu memberi informasi terbaru tentang kemajuan yang dicapai. Kantor Perdana Menteri Inggris sebelumnya merilis pernyataan bahwa diharapkan ada kemajuan untuk koalisi masa depan yang akan membantu meregenerasi angkatan bersenjata Ukraina setelah kesepakatan perdamaian tersebut.

Kunjungan para pemimpin Eropa ke Kyiv itu terjadi pada momen diplomatik yang tidak terduga dalam perang Ukraina-Rusia yang sudah berlangsung lebih dari tiga tahun.

Britain's Prime Minister Keir Starmer meets with French President Emanuel Macron and German Chancellor Friedrich Merz on board a train to the Ukrainian capital Kyiv where all three will hold meetings with Ukrainian President Volodymyr Zelensky, May 9, 2025. Stefan Rousseau/Pool via REUTERSPerdana Menteri Inggris Keir Starmer, Presiden Prancis Emanuel Macron, dan Kanselir Jerman Friedrich Merz di dalam kereta yang membawa mereka ke Kyiv, Ukraina, 9 Mei 2025. (Stefan Rousseau/Pool via REUTERS)

Sementara itu di Lapangan Merah alias Red Square Moskow, Putin menggelar parade 80 tahun kemenangan Uni Soviet dalam Perang Dunia II atas Nazi pada Jumat (9/5) lalu.

Dalam parade militer besar-besaran itu terlihat pula pemimpin negara sahabat Rusia. Mengutip dari CNN, mereka di antaranya adalah: Presiden China Xi Jinping, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Presiden Serbia Aleksandar Vucic, dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Kemudian ada juga Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico.

CNN memberitakan kehadiran pemimpin negara yang hadir itu mengalami peningkatan, ketimbang tahun-tahun sebelumnya di mana daftar tamu hanya terbatas segelintir delegasi dari negara-negara pasca-Soviet.

Di sisi lain, kunjungan empat pemimpin Eropa ke Kyiv itu bertepatan dengan hari terakhir gencatan senjata selama tiga hari, 8-10 Mei 2025, yang diumumkan Putin. Ukraina sendiri tak menerima keputusan sepihak Moskow itu dan mengecamnya sebagai 'kepura-puraan'.

Pada Kamis (8/5) lalu, mengutip dari Reuters, dalam perbincangan telepon dengan Presiden AS Donald Trump, Zelenskiy mengatakan  gencatan senjata 30 hari akan menjadi "indikator nyata" kemajuan menuju perdamaian dengan Rusia. Kyiv, katanya siap untuk segera menerapkannya.

Merz, yang menjadi kanselir Jerman pada pekan ini mengatakan bola sekarang berada di pihak Moskow.

"Hanya di sanalah keputusan akan dibuat mengenai apakah ada peluang, mulai akhir pekan mendatang - yaitu, pada awal minggu depan - untuk memungkinkan gencatan senjata yang lebih lama di Ukraina," katanya, Jumat kemarin.

Terpisah, pada hari kemarin juga, Juru Bicara Kepresidenan Rusia atau Kremlin, DmitryPeskov mengatakan Rusia akan mendukung penerapan gencatan senjata 30 hari dalam konflik tersebut, tetapi hanya dengan pertimbangan tertentu.

(reuters/kid)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi