Rekonstruksi Penembakan Gamma, Keterangan Aipda Robig Dibantah Saksi

3 months ago 40

Jakarta, CNN Indonesia --

Penyidik Polda Jateng telah menggelar rekonstruksi kasus penembakan terhadap siswa SMKN 4 Semarang, almarhum Gamma Rizkynata Oktafandy (17), Senin (30/12) siang hingga sore.

Ada 43 adegan rekonstruksi yang dilakukan di enam lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus polisi tembak siswa SMK Semarang yang terjadi pada Minggu (24/11) dini hari lalu.

Selain itu dilibatkan 11 saksi, 1 tersangka, dan 2 saksi yang digantikan polisi perannya. Ada juga empat sepeda motor yang dilibatkan dalam rekonstruksi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rekonstruksi yang digelar pukul 13.00 WIB hingga sekitar pukul 16.35 WIB itu diikuti juga oleh keluarga korban, kuasa hukum keluarga korban, dan kuasa hukum tersangka.

Mengutip dari detikJateng, dalam rekonstruksi itu ada perbedaan keterangan atau adu pendapat antara saksi dan anggota Satres Narkoba Polrestabes Semarang Aipda Robig Zaenudin yang menjadi tersangka polisi tembak siswa SMK tersebut.

Perbedaan antara saksi dan tersangka itu salah satunya terjadi pada momen penembakan yang dilakukan Aipda Robig.

Dalam rekonstruksi tersebut, menampilkan adegan para remaja itu berkumpul bersama di Jerakah. Polda Jateng merekonstruksikan kegiatan diduga perencanaan tawuran seperti yang dinarasikan sebelumnya dalam rilis Polrestabes Semarang.

"Total ada 6 lokasi kurang lebih ya, mulai dari Jerakah, Pusponjolo, di mana mereka berkumpul kembali untuk menambah kekuatan personel atau rekan untuk tawuran," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto kepada awak media di lokasi rekonstruksi di depan Alfamart Candi Penataran, Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Senin lalu.

"Kemudian menuju ke lokasi perkelahian di Simongan, kemudian mereka bubar karena melihat salah satu lawan bawa celurit, kemudian ke pos linmas, di mana mereka mengambil alat tajam corbek maupun celurit untuk mengejar lawannya," tambahnya.

Kemudian empat motor itu berpindah ke Alfamart Candi Penataran. Dalam rekonstruksi itu, penyidik Polda Metro Jaya mereka adegan motor pertama dinaiki B, M, V yang membawa satu celurit. Kemudian motor kedua ditumpangi M, Gamma, dan D yang membawa corbek atau sajam panjang.

Motor ketiga dinaiki N dan R, sementara motor terakhir dinaiki A dan S. Dalam rekonstruksi itu tampak di tas milik A terdapat sebuah sajam. Mereka tampak melaju melewati tersangka Aipda Robig. Tampak Robig hadir dalam rekonstruksi dengan motor Nmax birunya. Ia mengenakan pakaian biru bertulis 'tahanan'.

Dalam rekonstruksi yang digelar, tampak motor pertama diperagakan tidak menyerempet motor milik Robig. Motor yang disebut tengah dikejar itu memasuki gang sehingga ketiga motor lainnya putar balik.

Dalam rekonstruksi itu, Robig memperagakan aksi tembakan peringatan ke atas saat ia sudah turun dari motornya dan berdiri di tengah jalan. Hal yang berbeda dari apa yang terekam kamera pengawas (CCTV) yang tersebar ke publik, di mana terlihat tak ada langkah melepas tembakan peringatan. Para saksi di lokasi pun membantah soal tembakan peringatan tersebut.

Rekonstruksi itu kemudian menggambarkan ketika sepeda-sepeda motor remaja itu melintas, motor pertama yakni motor Vario merah yang ditumpangi Gamma, diikuti motor Vario hitam yang ditumpangi N dan R, dan yang terakhir motor Vario hitam A dan S. Robig tampak menembak tiga motor tersebut dengan jarak dekat.

Suasana lokasi rekonstruksi penembakan Gamma, di Alfamart Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Senin (30/12/2024).Penyidik Polda Jateng melakukan rekonstruksi polisi tembak siswa SMK Semarang yang menampilkan rekan Gamma korban tewas membawa senjata tajam diduga untuk tawuran di Alfamart Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Senin (30/12/2024). (DetikJateng/Arina Zulfa Ul Haq)

Terdapat beberapa perdebatan soal jarak penembakan versi tersangka dan versi para saksi. Aipda Robig bersikukuh menembak dengan jarak 10 meter saat melepas tembakan peringatan, namun saksi menyatakan tersangka itu melepas tembakan sejauh 8,3 meter.

Penembakan kedua kemudian dilepas kepada Gamma dengan jarak 3,3 meter yang mengenai siswa SMKN 4 Semarang itu. Tembakan ketiga ke motor selanjutnya yang berjarak 2,2 meter meleset, dan tembakan terakhir sejauh 2,1 meter mengenai A dan S.

Selain itu Robig menyatakan melepas tembakan terakhir sambil jatuh karena A dan S mengayunkan senjata. Namun, saksi A menyatakan Robig tak menembak saat jatuh. Robig yang beberapa kali sempat meminta para saksi mengikuti kesaksiannya itu akhirnya mengakui dirinya melepas tembakan terlebih dahulu, baru kemudian jatuh.

Menurut Artanto, semua adegan sudah sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Menanggapi perbedaan pernyataan antara tersangka dan saksi terkait ayunan senjata, Artanto juga menyebut hal tersebut wajar dalam sebuah rekonstruksi. Dia menegaskan tak ada yang ditutup-tutupi dalam adegan tersebut. Ia mewajarkan adanya perbedaan pendapat antara saksi dan tersangka.

"Sudah sesuai (BAP), saksi anak memberikan adegan tanpa sanggahan. Semua normal, menyebut posisi di mana, bawa apa, kendaraan apa, jadi tidak ada yang ditutupi," ujarnya.

"Tidak ada masalah, itu fakta di lapangan, disesuaikan antara BAP dan fakta di lapangan. Aipda R memang melakukan excessive action, seharusnya tidak perlu menembak walaupun dikira begal," ujar Artanto menjawab pertanyaan wartawan.

Dirreskrimum Polda Jateng, Kombes Dwi Subagio menegaskan nantinya rekonstruksi tersebut akan didukung bukti-bukti forensik digital.

"Keterangan para saksi semua itu didukung bukti digital forensik, handphone pada saksi-saksi ini sudah kami mintai dan kami labfor," lanjutnya.

Ia mengatakan, keterangan soal perencanaan tawuran terdapat dalam ponsel yang disita Polda Jateng, walaupun pada kenyataannya tawuran itu tak terjadi.

Kuasa hukum keluarga korban, Zaenal Abidin alias Petir menyatakan dari rekonstruksi tersebut terlihat tidak ada penyerangan yang menyebabkan nyawa tersangka terancam. Namun, pihaknya mempertanyakan rekonstruksi tersebut hanya mengulik aktivitas Gamma dan teman-temannya, tanpa mengulik aktivitas Robig. Hal tersebut menjadi tak adil bagi para saksi.

"Ini kan saksi korban disuruh cerita dari awal mulai ketemu di mana, dari tempat satu ke tempat yang lain. Cuma Aipda Robig itu ketika saya tanya kepada penyidiknya dia dari mana, kok bisa sampai ketemu anak-anak, muter-muter jawabannya," ujarnya di lokasi rekonstruksi seperti dikutip dari detik.

Pihaknya meminta agar dilakukan pula rekonstruksi untuk mengetahui kondisi Robig yang sempat dikira mabuk, meski hasil tes mengungkapkan Robig negatif alkohol dan narkoba.

"Mestinya kan disampaikan, yang suruh rekonstruksi dari tempat satu ke tempat yang lain malah anak-anak. Mestinya coba Robig dari rumah atau dari kantor jam berapa, lewat mana, anak-anak lewat mana pun ditelusuri, Aipda Robig enggak, enggak fair," tegasnya.

Sementara ayah Gamma, Andi Prabowo (44) mengatakan, rekonstruksi membuatnya jengkel. Menurutnya, ada beberapa hal yang masih harus dibuktikan kepastiannya.

"Kalau rekonstruksi tadi sih saya sendiri banyak yang jengkel kayak kita juga punya belum punya fakta-fakta yang real," jelasnya.

Ia tak terima melihat para saksi diperintah dan diintervensi oleh Robig serta kuasa hukumnya. Menurutnya, saksi lebih tahu bagaimana penembakan tersebut terjadi.

"Banyak yang diatur-atur, kayak saksi-saksi tadi kan banyak yang dia suruh seperti ini, seperti ini. Itu harusnya kan yang lebih tahu kan saksi-saksi, posisi dia di mana, terus dia posisi seperti apa, saksi yang tahu," tuturnya.

Baca berita lengkapnya di sini.

(tim/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi