Sains Ungkap Peluang Manusia Dilahap Paus bak Nabi Yunus

4 days ago 9

Jakarta, CNN Indonesia --

Ilmuwan mengungkap peluang manusia tertelan paus seperti dalam kisah Nabi Yunus cukup kecil karena faktor biologi mamalia laut tersebut. Simak penjelasannya.

Kisah Nabi Yunus ditelan paus diceritakan dalam beberapa surat di Al Quran, termasuk Ash-Shaffat ayat ke-141, "Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela."

Dikutip dari situs NU Online, kisah ini bermula saat Nabi Yunus menaiki sebuah kapal setelah putus asa dengan dakwah terhadap kaumnya di Ninawa di Mosul, Irak, yang tak kunjung beriman kepada Allah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapal tersebut kemudian mendadak berhenti total di tengah laut. Nabi Yunus menyadari kapal tersebut berhenti karena keberadaan dirinya.

Kapal tersebut tidak bergerak "karena ditumpangi seorang hamba yang lari dari Tuhannya."

Lalu, para penumpang mengurangi muatan dan mengundi siapa yang dibuang ke lautan demi mencegah kapal tenggelam. Dalam tiga kali pengundian, nama Nabi Yunus selalu keluar.

"Kemudian Yunus ikut undian dan dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian itu," (QS: 37:141).

Nabi Yunus lantas melemparkan diri ke laut dan seketika ditelan oleh paus. Allah memerintahkan paus untuk tidak membinasakannya.

Beberapa ahli tafsir memiliki pandangan beragam soal durasi Yunus ditelan paus, mulai dari seharian hingga 40 hari. Akhirnya, Nabi Yunus bisa keluar dari dalam paus usai bertaubat dan kembali ke kaumnya.

Kerongkongan kecil

Selain kisah Nabi Yunus, manusia tertelan paus juga pernah terjadi di masa kini. Insiden ini lebih cenderung merupakan kecelakaan ketimbang kesengajaan.

Penyelam Michael Packard (56), pada 2021, mengutip Time of Israel, mengaku tak sengaja terlahap dan masuk dalam mulut paus sekitar 30 detik untuk kemudian dimuntahkan kembali. Kecelakaan ini terjadi saat dirinya menyelam di Pantai Herring Cove, Massachusetts, AS.

Dilansir dari National Geographic, sains menyebut sangat tidak mungkin paus bisa menelan manusia. Pasalnya, tenggorokan paus hanya sebesar kepalan tangan manusia dan cuma bisa merenggang hingga 38 sentimeter.

Nicola Hodgins dari Konservasi Paus dan Lumba-lumba mengatakan Packard sepertinya tertelan dan bukan ditelan. "Packard ada di tempat dan waktu yang salah."

Hodgins menyebut paus itu menyadari kesalahannya dan memuntahkan korban kecelakaan tersebut.

Celia Baratier, peneliti di Group for Research and Education on Marine Mammals (GREMM), mengungkap paus balin, contohnya, hanya memakan mangsa kecil seperti plankton (krill dan copepoda) atau ikan kecil.

Kendati makan dalam porsi besar, sekitar 1 hingga 4 ton krustasea kecil per hari, paus tersebut pada kenyataannya tak bisa menelan manusia, melansir laman resmi GREMM.

Menurut Celia, kerongkongan paus biru hanya berukuran 15 hingga 25 cm. Oleh karena itu, paus tak bisa menelan sesuatu yang lebih besar dari bola pantai.

"Kalau seseorang menghalangi pintu masuk ke kerongkongan, paus tidak akan tersedak! Tidak seperti manusia, kerongkongan dan trakea [paus] tidak terhubung," jelas dia.

Hasil penelitian juga menjelaskan bahwa paus bukan pemangsa manusia.

Celia mengatakan ada jenis paus yang memiliki gigi untuk berburu mangsa, tapi mereka tidak mengunyahnya, melainkan menelan bulat-bulat.

Paus sperma, yang memiliki ukuran terbesar dari semua paus bergigi, mampu memakan cumi-cumi raksasa dan tentunya secara teori juga manusia. Sementara, paus pembunuh berburu dengan memakan hewan yang lebih besar, tapi manusia tidak masuk dalam daftar makanan mereka.

"Mereka tidak bisa salah menelan manusia, tapi mereka bisa mencabik-cabik kita. Perlu dicatat bahwa hingga saat ini, tidak ada serangan paus sperma atau paus pembunuh yang bertujuan memakan daging manusia," tutur Celia.

Dari 90 spesies paus yang telah diketahui, paus sperma kemungkinan satu-satunya yang bisa menelan manusia lantaran punya kerongkongan cukup besar.

Meski demikian, Rob Deaville dari Zoological Society of London's Cetacean Strandings Investigation Programme, mengatakan "kebanyakan orang tidak pernah mendapat kesempatan melihat paus sperma."

Hal ini dikarenakan paus sperma tersebar hampir di seluruh dunia.

Lebih lanjut, manusia juga kemungkinan tidak bisa bertahan lama ketika ditelan paus. Celia menjelaskan manusia tak akan mungkin bertahan lama di dalamnya.

Hal tersebut dikarenakan tidak ada udara atau oksigen di perut paus, sehingga manusa tidak bisa bernapas jika masuk ke dalam perut mamalia ini.

"Selain itu, paus adalah karnivora, jadi kita akan dicerna oleh enzim di perutnya," pungkasnya.

(lom/dmi)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi