1 week ago
12
Selular.id – Sony Xperia 1 VII, flagship terbaru Sony, menghadapi masalah hardware yang memicu kekecewaan di kalangan penggemar setia. Beberapa unit dilaporkan mengalami shutdown mendadak, boot loop, atau tidak responsif.
Sony telah membuka program penggantian gratis untuk mengatasi masalah ini, tetapi insiden ini memicu diskusi lebih luas tentang masa depan Xperia di pasar smartphone premium.
Xperia 1 VII diluncurkan Mei 2025 dengan spesifikasi tinggi, termasuk chipset Snapdragon 8 Gen 3, layar 4K OLED 6,5 inci, dan sensor kamera 48 MP ultrawide.
Namun, laporan masalah hardware muncul pertama kali di Jepang, kemudian menyebar ke Taiwan, Hong Kong, dan Eropa. Sony mengonfirmasi bahwa sejumlah unit memiliki komponen motherboard yang bermasalah, menyebabkan gangguan pada sistem daya.
Perusahaan telah menghentikan penjualan di beberapa pasar dan meluncurkan pemeriksa IMEI untuk membantu pengguna mengetahui apakah perangkat mereka memenuhi syarat penggantian.
Meski respons Sony dinilai transparan, banyak pengguna menganggap ini sebagai pukulan bagi kepercayaan konsumen. Seperti dilaporkan sebelumnya di Selular.id, masalah ini bukan kali pertama terjadi pada seri Xperia.
Kekecewaan Penggemar Setia
Xperia memiliki basis penggemar yang loyal, terutama karena fitur seperti jack audio 3,5 mm, penyimpanan yang dapat diperluas, dan filosofi desain unik Sony. Namun, harga tinggi, pembaruan software yang lambat, dan masalah hardware sebelumnya telah menguji kesetiaan mereka.
Seorang pengguna Reddit menyatakan, “Saya bertahan dengan Sony melalui berbagai masalah, tetapi tidak bisa membenarkan membeli ponsel seharga Rp25 juta dengan risiko seperti ini.”
Harga Xperia 1 VII mencapai €1.499 di Eropa dan £1.399 di Inggris, lebih mahal dari pesaing seperti Galaxy S25 Ultra dan iPhone 16 Pro Max. Selain itu, Sony hanya menawarkan empat tahun pembaruan versi Android dan enam tahun pembaruan keamanan, kalah dari Samsung dan Google yang menjanjikan dukungan tujuh tahun.
Dampak pada Reputasi Sony
Xperia 1 VII seharusnya menjadi titik balik bagi Sony, menghubungkan sistem kamera Alpha dengan divisi mobile.
Namun, masalah hardware ini justru memperkuat kekhawatiran tentang penurunan kualitas produk Sony. Meski tidak semua unit terdampak, insiden ini menambah daftar masalah yang dihadapi Xperia dalam beberapa tahun terakhir.
Bagi penggemar yang tumbuh dengan produk Sony seperti Walkman dan Bravia TV, masalah Xperia terasa personal.
Seperti dibahas dalam artikel Selular.id, Sony pernah menjadi pemimpin dalam fotografi mobile, tetapi kini kesulitan bersaing di pasar yang semakin ketat.
Ke depan, Sony perlu memperbaiki kendali kualitas dan meningkatkan dukungan software untuk memulihkan kepercayaan konsumen. Jika tidak, Xperia berisiko semakin tertinggal di belakang pesaing utama seperti Samsung dan Apple.
