Sudahi Euforia, Jangan Kendur usai Lolos Piala Dunia U-17 2025

1 week ago 12

ANALISIS

Abdul Susila | CNN Indonesia

Rabu, 09 Apr 2025 08:28 WIB

Timnas Indonesia U-17 sudah meraih tiket ke Piala Dunia U-17 2025, tetapi bukan berarti usaha usai. Sudahi euforia, saatnya kejar pencapaian besar lain. Timnas Indonesia U-17 menggapai tiket ke Piala Dunia U-17 2025. (Dok. @TimnasIndonesia)

Jakarta, CNN Indonesia --

Timnas Indonesia U-17 sudah meraih tiket ke Piala Dunia U-17 2025, tetapi bukan berarti usaha usai. Sudahi euforia, saatnya kejar pencapaian besar lain.

Selama perhelatan Piala Asia U-17 sejak 1985, Indonesia sudah tujuh kali ambil bagian. Pencapaian terbaik negeri pecinta bola ini adalah peringkat keempat. Itu terjadi pada edisi 1990.

Setelah edisi yang berlangsung di Uni Emirat Arab tersebut, pencapaian Indonesia mundur jauh. PSSI gagal meloloskan tim dalam delapan edisi secara beruntung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat kembali lolos kualifikasi pada 2008, pencapaian Indonesia tak lolos babak grup. Hal sama terulang pada edisi 2010. Kemudian gagal lolos kualifikasi kembali dalam tiga edisi beruntun.

Indonesia kembali ambil bagian dalam piramida turnamen strata terbawah AFC ini edisi 2018. Bahkan, Indonesia bisa lolos ke delapan besar dan hampir saja lolos ke semifinal.

Sempat absen pada edisi 2023 karena tak lolos kualifikasi, kini Indonesia kembali ke Piala Asia U-17 dengan gagah. Timnas Indonesia U-17 asuhan Nova Arianto main sangar.

Tak tanggung-tanggung, lawan yang dilibas adalah Korea Selatan, lantas Yaman. Dua kemenangan ini berbuah tiket lolos ke babak delapan besar sekaligus Piala Dunia U-17 2025.

Euforia pecah selepas menang 4-1 atas Yaman pada Senin (7/4) malam. Ini adalah kali pertama Indonesia lolos ke Piala Dunia U-17 melalui jalur kualifikasi dan bukan sebagai tuan rumah.

Target yang dipancang PSSI kepada Nova pun tercapai. Kini, beban di hati pemain juga telah mengendur. Namun, perjuangan sama sekali belum pantas diturunkan, apalagi dipadamkan.

Masih ada Afghanistan yang perlu disikat, dan babak delapan besar yang harus ditaklukkan. Juga pencapaian edisi 1990 yang perlu dilewati atau minimal disetarakan.

Fokus menatap pencapaian lebih besar harus dikobarkan. Bukan untuk gaya-gayaan atau busung dada, sebab ini hanya turnamen usia muda, tetapi jadi tonggak tolok ukur bangsa.

Baca lanjutan analisis ini di halaman berikutnya>>>


Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi