Terancam Gagal Kuliah Lewat SNBP, Murid di Kalbar dan Solo Gelar Demo

7 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah siswa SMA/SMK di Mempawah (Kalimantan Barat) dan Solo (Jawa Tengah) terancam tak bisa mendaftar kuliah lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) karena pihak sekolah luput atau gagal mendaftarkan data siswa ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

Adapun peristiwa yang terdeteksi ke publik itu terjadi di SMAN 1 Mempawah dan SMKN 2 Solo.

Pada awal pekan ini, Senin (3/2) para murid di dua sekolah tersebut pun menggelar aksi demonstrasi buntut dugaan kelalaian sekolah yang merugikan mereka itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demonstrasi di SMAN 1 Mempawah viral di media sosial. Potongan video di TikTok memperlihatkan ada tenaga pendidik (tendik) yang memberikan jawaban di depan siswa yang berunjuk rasa.

Tendik itu mengatakan keterlambatan input data ke PDSS disebabkan banjir. Adapula tendik lain yang berdiri meminta maaf ke para siswa karena tak menginput data PDSS.

Kadisdikbud Kalbar, Rita Hastarita memerintahkan agar Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, dan Tim PDSS SMA Negeri 1 Mempawah didampingi Bidang SMA Disdikbud Kalbar berkoordinasi dengan Kemendikdasmen perihal ini.

Ia menyampaikan portal SNPMB terkoneksi langsung dengan kementerian pusat.

"Dan sistem pada portal itu telah ditutup sesuai jadwal yang telah ditentukan pada 31 Januari 2025 lalu," tulis Disdikbud Kalbar.

Sementara itu di SMKN 1 Solo, peserta didik di sana juga melakukan hal serupa. Mereka menggelar Aksi protes di sekolahnya pada Senin lalu.

Para murid memasang spanduk bernada protes, seperti spanduk yang bertuliskan 'pray for stemsa', 'Guru lalai, kami terbengkalai', 'Kami berhak SNBP,' 'Oknum Perenggut Mimpi', dan 'RIP SNBP'.

Aura, salah seorang murid kelas XII kecewa dengan pendaftaran SNBP yang belum bisa dibuka. Apalagi, saat ini jangka waktu tinggal sedikit. Ia juga menyindir Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK)yang dianggap tak sepadan.

Respons Mendikdasmen

Permasalahan-permasalahan itu pun sampai pula ke telinga Mendikdasmen Abdul Mu'ti.

Saat dikonfirmasi, Mu'ti mengakui ada sekolah yang belum berhasil menginput data mereka ke PDSS. Dari laporan yang diterimanya, Mu'ti mengatakan sekolah yang belum berhasil menginput data siswa ke PDSS itu karena sejumlah faktor seperti kerusakan perangkat imbas cuaca dan bencana alam.

"Memang ada beberapa yang melaporkan kepada kami sekolah-sekolah yang belum berhasil untuk mengunggah datanya," kata Mu'ti saat ditemui di sela kegiatan Sarasehan Ulama NU di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (4/2).

Bagi sekolah yang mengalami kondisi demikian, Mu'ti mengaku telah memberikan kesempatan menginput kembali ke sistem PPDS dengan syaratnya hanya bagi sekolah yang sudah melaporkan pelbagai kendalanya ke Kemendikdasmen.

Mu'ti mengatakan bakal berkoordinasi dengan pihak Kemendiktisaintek terkait ini lantaran menurutnya polemik ini bertalian dengan sistem penerimaan mahasiswa di pendidikan tinggi.

"Karena memang 'unforce-error' itu tidak bisa dihindari dan kami tidak menutup mata terhadap realitas itu dan sudah kami layani dengan sebaik-baiknya lewat sistem yang sekarang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah," ujar Mu'ti yang sebelumnya dikenal juga sebagai Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu.

Sementara itu, Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 menegaskan jadwal pengisian PDSS yang dilakukan oleh sekolah telah dibuka dari 6-31 Januari 2025. Panitia SNPMB memberikan fasilitas pada laman SNPMB kepada masyarakat (siswa, orang tua, sekolah, dan Dinas Pendidikan) untuk dapat melihat perkembangan pengisian PDSS oleh sekolah melalui fitur Viewer Pengisian PDSS di laman web SNPMB.

Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 Eduart Wolok menyatakan hingga penutupan jadwal pengisian PDSS pada 31 Januari 2025, pukul 15.00 WIB, sekolah yang telah menyelesaikan finalisasi pengisian PDSS berjumlah 21.003, atau 1.513 sekolah lebih banyak dibandingkan tahun 2024.

Demikian pula, sambungnya, siswa yang sudah melakukan finalisasi nilai berjumlah 908.128, atau 63.465 siswa lebih banyak dibandingkan 2024 lalu.

"Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah sekolah yang berkomitmen penuh dan peduli terhadap jadwal dan tahapan pengisian PDSS," katanya dikutip dari siaran pers yang dirilis Selasa lalu.

Selain itu, pihaknya memberi kesempatan bagi 373 sekolah yang belum melakukan finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), sebagai syarat untuk mendaftarkan siswanya dalam SNBP.

Kesempatan ini diberikan kepada sekolah yang sudah melengkapi data isian siswa yang berhak mengikuti SNPB atau eligible, seperti melengkapi nilai siswa eligible dalam 5 semester, namun belum melakukan finalisasi.

Eduart memaparkan sebanyak 373 sekolah tersebut dapat dibantu finalisasi PDSS-nya dengan mengirimkan dokumen pernyataan surat kuasa kepada Panitia SNPMB.

Dokumen tersebut berisikan identitas sekolah (Nama Kepala Sekolah, NIP, Jabatan, NPSN, Nama Sekolah, Alamat, Kota/Kab) serta surat pertanyaan yang menyatakan pengisian PDSS telah lengkap, dan hanya tinggal finalisasi akhir saja, memberikan kuasa kepada Panitia SNPMB untuk melakukan finalisasi akhir, dan dampak yang ditimbulkan dari proses ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab sepala sekolah.

"Hingga tanggal 4 Februari 2025, pukul 15.00 WIB, sekolah yang difasilitasi sebanyak 228 sekolah dari total 373 sekolah," kata Eduart mengutip Antara, Selasa (4/3).

Eduart menerangkan pihaknya memberikan kesempatan kepada 145 sekolah lainnya untuk dapat mengirimkan dokumen tersebut ke surel [email protected] paling lambat pada 5 Februari 2025, pukul 15.00 WIB.

Sebelumnya, kata Eduart, berdasarkan evaluasi pengisian PDSS, ditemukan sekolah yang sudah melengkapi data isian siswa eligible, seperti melengkapi nilai siswa eligible dalam 5 semester, namun belum melakukan finalisasi. Akibatnya itu membuat para siswa pada sekolah yang belum menyelesaikan finalisasi PDSS tersebut

Dia menyatakan terdapat 373 sekolah teridentifikasi masuk dalam kategori yang tersebut, lalu difasilitasi untuk dibantu finalisasi dengan cara mengirimkan dokumen pernyataan surat kuasa kepada Panitia SNPMB. Hingga Selasa lalu, pukul 15.00 WIB, sekolah yang difasilitasi sebanyak 228 dari total 373 sekolah.

Selanjutnya, sambung Eduart, panitia SNPMB memberi kesempatan kepada 145 sekolah lain yang memenuhi kriteria itu untuk mengirim dokumen sesuai yang ditentukan ke surel [email protected] paling lambat pada Rabu (5/2) ini pukul 15.00 WIB.

Dia pun menegaskan tak akan ada dispensasi lagi demi akuntablitas dan menghargai pihak sekolah yang sudah tertib dan disiplin.

"Bagi sekolah yang tidak memenuhi kriteria tersebut pada nomor 4, Panitia SNPMB tidak dapat mengakomodasi finalisasi pengisian PDSS dengan mempertimbangkan faktor akuntabilitas, keberadilan, dan audit system, serta menghargai sekolah yang telah tertib dan berdisiplin dalam pengisian PDSS," katanya.

(mnf/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi