Apa yang Dimaksud dengan Three Point dalam Bola Basket?

5 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Dalam pertandingan bola basket, tiap pemain punya sejumlah cara untuk menghasilkan angka termasuk lewat three point. Apa yang dimaksud dengan three point?

Dalam sebuah pertandingan bola basket, momen seorang pemain melakukan three point adalah salah satu momen yang sering mendapatkan tepuk tangan meriah penonton. Three point, seperti namanya, menghasilkan tiga angka, satu angka lebih banyak dibandingkan dengan poin yang dihasilkan dalam busur yang mengelilingi ring.

Three point atau tembakan tiga angka adalah momen saat pemain berusaha melepaskan tembakan di luar dari busur yang mengelilingi ring lawan. Sejauh apapun pemain melepaskan tembakan dari busur tersebut, semuanya tetap bernilai tiga angka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tembakan tiga angka adalah salah satu cara tercepat bagi sebuah tim untuk mengejar ketinggalan dalam sebuah pertandingan. Namun three point juga punya risiko besar karena persentase kegagalan lebih tinggi bila dibandingkan tembakan di dalam busur, apalagi tembakan yang persis di bawah ring.

Atas dasar itulah, tiap tim biasanya punya spesialis tembakan three point. Sehingga ketika mereka sedang tertinggal, ada pemain yang memang benar-benar sudah siap untuk menyandang tugas tersebut.

Menurut data dari USA Basketball, aturan three point pertama kali digunakan di kompetisi profesional pada 1961 di American Basketball League. Namun ABL hanya bertahan selama 1,5 musim sehingga aturan three point saat itu belum familiar.

Ketika NBA mulai bergulir pada 1946, aturan tentang three point belum jadi bahasan penting. Barulah ketika ABA, kompetisi profesional lain muncul di 1967, perubahan terjadi.

ABA memperkenalkan aturan three point. Mereka juga menggagas slam dunk contest demi menarik minat banyak penggemar.

Pada 1976, ABA dan NBA melakukan merger. Namun three point kembali tidak turut serta dalam kompetisi NBA. NBA tetap pada aturan mereka.

Barulah pada 1979, NBA mulai menggunakan aturan tembakan tiga angka. Sedangkan untuk NCAA, kompetisi antar-universitas, mereka baru memberlakukan aturan itu pada 1986.

Pada awal aturan tembakan tiga angka berlaku, hal itu tidak lantas langsung jadi senjata andalan tiap tim. Sejumlah tim memilih bermain aman dengan berusaha melakukan tembakan sedekat mungkin dengan ring.

Michael Jordan juga jadi salah satu contoh pemain yang melewati perubahan zaman tersebut. Ia tak pernah merasakan aturan tembakan tiga angka saat tampil di NCAA. Alhasil, persentase tembakan tiga angka Jordan di awal kariernya di NBA juga tidak bagus.

Seiring berjalannya waktu, evolusi sistem permainan terjadi. Three point mulai dijadikan andalan, baik untuk mengejar maupun untuk menjauhkan selisih poin dengan lawan.

Mulai muncul spesialis penembak tiga angka seperti Tim Hardaway, Reggie Miller, Jason Kidd, hingga Ray Allen. Di era saat ini, bahkan makin banyak penembak tiga angka.

Dari lima besar pencetak tiga poin terbanyak dalam sejarah NBA, empat di antaranya masih aktif saat ini. Empat orang itu adalah Stephen Curry (peringkat 1), James Harden (2), Damian Lillard (4), dan Klay Thompson (5). Hanya Ray Allen yang terselip di antara mereka di peringkat ketiga.

"Hal itu membuat permainan menarik, terutama di level universitas. Ada kalanya seseorang jatuh cinta, dan ada pepatah mengatakan bahwa kalian bisa hidup bersamanya atau mati karenanya."

"Ketika [three point] tidak digunakan dengan baik, hal itu bisa merugikan tim. Namun keuntungannya adalah [three point] bisa membuat pertahanan menjadi lebih terbuka lebar," kata Len Elmore, mantan pemain yang pernah merasakan berkompetisi di ABA dan NBA.

[Gambas:Video CNN]

(har/ptr)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi