CNN Indonesia
Senin, 03 Mar 2025 15:31 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Pemain Sydney FC asal Maroko Anas Ouahim memuji inisiatif operator Liga Australia yang memberi jeda 90 detik untuk pemain muslim berbuka puasa di tengah pertandingan A League.
Ini merupakan kebijakan lanjutan dari musim sebelumnya. Pemain yang beragama muslim dan berpuasa diperkenankan membuka puasa selama 90 detik saat terjadi bola mati.
Bagi Ouahim yang musim sebelumnya bermain di Liga Jerman, ini hal baru. Kesempatan berbuka puasa yang diberikan, kendati hanya hitungan detik, dianggap sangat berarti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sungguh menantang. Beberapa pekerjaan lebih membutuhkan fisik dibanding yang lain, dan sebagai pemain bola Anda butuh makanan dan minuman agar performa maksimal."
"Ketika Anda tidak makan dan minum dalam durasi lama, membatalkan puasa tepat waktu sangat krusial, ini membantu hidrasi, mungkin dengan kurma," kata Ouahim dikutip dari Morocco World News.
Adapun 1 Ramadhan di Australia ditetapkan jatuh pada 1 Maret. Ouahim pun berpuasa saat menjalani laga melawan Macarthur. Dalam laga ini Sydney menang 2-0.
Bagi Ouahim, inklusivitas beragama di Australia ini sangat membantunya beradaptasi. Baginya hal semacam ini membuat Liga Australia jadi istimewa.
"Khususnya bagi atlet profesional, memiliki kesempatan itu [berbuka puasa di tengah pertandingan] sungguh bermanfaat," kata Ouahim.
"Memungkinkan saya menjalankan [perintah] agama saya sambil tetap memainkan olahraga yang saya cintai," ujarnya soal olahraga dan agama yang berjalan bersamaan.
(rhr/abs/abs)