Jakarta, CNN Indonesia --
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) resmi dimulai pada Senin (10/2) hari ini. Puskemas Beji, Depok, Jawa Barat menjadi salah satu fasilitas kesehatan yang menjalankan program tersebut.
Mereka yang bisa mengikuti program pada hari ini adalah setiap warga negara Indonesia yang berulang tahun pada Januari 2025 hingga Senin ini.
Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, antrean pasien yang hendak mengikuti CKG telah memadati Puskesmas Fasilitas Kesehatan Tingkat I bersamaan dengan pasien yang hendak berobat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar pukul 09.00 WIB para peserta CKG sudah menunggu giliran dipanggil oleh petugas kesehatan melalui pengeras suara untuk diperiksa.
Peserta CKG tampak berbeda dengan para pasien yang hendak berobat. Mereka terlihat tak banyak membawa berkas seperti yang dibawa oleh para pasien yang mengantre untuk mengobati penyakitnya.
Para peserta CKG tak perlu membawa banyak dokumen agar bisa mengikuti program ini. Mereka hanya perlu membawa KTP untuk membuktikan tanggal ulang tahun mereka agar bisa mengikuti program ini.
Siti Syarifah (27) pegawai swasta asal Citayam mengaku tak menemui kendala berarti ketika mengikuti program CKG pada hari pertama ini.
Ia bisa mendaftar untuk ikut CKG di Puskesmas Beji meski tak berdomisili di daerah tersebut.
"Alur (pendaftarannya) sendiri sih dari bagian pendaftaran bagian depan untuk lihat aplikasinya sudah ada atau belum Satu Sehat kemudian diarahkan ke bagian pendaftaran nanti diarahkan lagi sama nakesnya," ujar dia.
Lebih lanjut, Syarifah mengaku tak perlu antre lama sebelum dipanggil mengikuti CKG ini. Ia pun menyebut proses pemeriksaan dari awal hingga selesai hanya memakan waktu sekitar 2 jam.
"Pemeriksaannya tadi banyak, dan aku sudah semua dalam waktu 2 jam sih kurang lebih," ujar dia.
"Tadi sih aku dicek untuk periksa darah, kemudian ada periksa gigi, mata, kemudian telinga dan terakhir aku cek IVA untuk kesehatan wanita," sambungnya.
Berdasarkan data aplikasi Satu Sehat pada pukul 11.25 WIB terdapat 16.442 warga yang mendaftar untuk ikut CKG. 6.562 di antaranya telah rampung diperiksa.
Senada, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sudah ada 17 ribu warga yang diperiksa di seluruh Indonesia. Ia menyebut pemerintah ingin masyarakat bisa lebih sehat dengan pemeriksaan awal ini.
Dirjen Kesehatan Lanjutan Kemenkes Azhar Wijaya yang turut memantau di Puskesmas Beji mengatakan mekanisme pendaftaran program CKG juga fleksibel untuk masyarakat yang telah memenuhi syarat.
"Masyarakat bisa mendaftar melalui aplikasi Satu Sehat namun kalau ada gangguan maka bisa mendaftar secara offline di puskesmas yang terdekat sesuai dengan domisili atau rujukan puskesmasnya," kata Azhar di lokasi.
Meski fleksibel, Azhar menegaskan kuota pelaksanaan CKG di setiap puskesmas setiap hari dilakukan pembatasan. Ia mengatakan pembatasan itu agar para dokter tidak mengalami kelelahan.
Ia juga menyebut pembatasan itu dilakukan agar kepadatan antrean di puskesmas akibat program CKG tidak terlalu menumpuk.
"Tergantung kapasitasnya tapi kita batasi dulu 30 (pasien per hari) supaya dokternya enggak capek, enggak jadi beban. Masyarakat juga antriannya enggak terlalu panjang," ujar dia.
Lebih lanjut, Azhar menjelaskan pemerintah telah menyiapkan mekanisme apabila hasil CKG yang diikuti peserta menunjukkan ada penyakit yang harus ditindaklanjuti.
Ia menegaskan pemerintah akan memanfaatkan program BPJS Kesehatan untuk mengobati penyakit yang diketahui dari hasil CKG itu.
Menurutnya, lokasi pengobatan tergantung dengan seberapa parah penyakit yang diidap.
"Di negara kita kan punya sistem JKN BPJS kalau nanti dari hasil pemeriksaan ini ada yang perlu ditindaklanjuti maka tinggal puskesmas kalau misalnya masih dalam lingkup puskesmas akan ditangani puskesmas kalau dia masih ringan," ujar dia.
"Tapi kalau ternyata ditemukan gejala yang berat misalnya ternyata ditemukan kanker maka akan dirujuk ke rumah sakit jadi tindaklanjutnya sudah dipikirkan sama pemerintah," sambungnya.
Lanjut ke halaman berikutnya...