CNN Indonesia
Kamis, 10 Apr 2025 14:10 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
China dan Uni Eropa (UE) tengah membahas penguatan kerja sama ekonomi dan perdagangan menyusul kebijakan tarif impor yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Hal tersebut disampaikan Kementerian Perdagangan China pada Kamis (10/4). Menteri Perdagangan China Wang Wentao disebut telah berbicara dengan Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Uni Eropa Maros Sefcovic lewat panggilan video pada Selasa (8/4) kemarin untuk membahas masalah itu.
Keduanya membahas keringanan perdagangan hingga negosiasi mengenai komitmen harga kendaraan listrik. Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa kedua pihak telah setuju untuk memulai kembali negosiasi tentang komitmen harga minimum untuk kendaraan listrik China, tetapi tidak merinci kapan negosiasi tersebut akan dilanjutkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka juga membahas penciptaan lingkungan bisnis yang lebih menguntungkan bagi perusahaan dan masalah transfer perdagangan.
"China siap memperdalam kerja sama perdagangan, investasi, dan industri dengan Uni Eropa," kata Wang kepada Sefcovic, seperti dikutip Reuters.
Wang mendorong China dan UE untuk bersama-sama menjaga sistem perdagangan multilateral berbasis aturan dan mematuhi liberalisasi dan fasilitasi perdagangan yang akan menyuntikkan lebih banyak stabilitas dan kepastian ke dalam ekonomi dunia dan perdagangan global.
China dan Eropa juga akan memperkuat komunikasi di bawah kerangka Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan bersama-sama mendorong reformasi WTO.
Donald Trump mengobarkan perang dagang dengan penetapan kebijakan tarif resiprokal pada barang impor dari hampir seluruh negara.
Awalnya orang nomor satu di AS itu mengumumkan tarif resmi berlaku mulai Rabu (9/4) kemarin. Namun, Trump kemudian menunda penetapan tarif selama 90 hari ke depan.
Alasan utama Trump memungut tarif tinggi adalah demi menekan defisit neraca perdagangan AS. Dengan mematok tarif impor tinggi untuk produk-produk negara lain, Trump ingin neraca perdagangannya impas.
Tarif yang ditetapkan ke setiap negara berbeda-beda. China menjadi negara yang dikenakan tarif impor tertinggi Trump sebesar 125 persen.
Awalnya Trump menetapkan tarif 20 persen untuk China pada Maret 2025.Trump kemudian menetapkan tarif resiprokal 34 persen ke China per 9 April.
Namun, Trump menambahkan 50 persen lagi karena China membalas dengan menaikkan tarif terhadap impor barang-barang asal AS. Sehingga total tarif yang dikenakan terhadap barang China mencapai 104 persen.
Tak tinggal diam, pemerintah China memberlakukan tarif 84 persen terhadap barang-barang asal AS. Hal itu membuat Trump mengamuk dan menaikkan tarif impor ke China menjadi 125 persen.
(fby/agt)