Daftar Negara Paling Terdampak Tarif Trump

3 days ago 9

CNN Indonesia

Kamis, 10 Apr 2025 12:17 WIB

Puluhan negara terdampak kebijakan tarif timbal balik Trump. Banyak negara dipungut tarif lebih dari 40 persen, bahkan ada yang 125 persen. Puluhan negara terdampak kebijakan tarif timbal balik Trump. Banyak negara dipungut tarif lebih dari 40 persen, bahkan ada yang 125 persen. (Foto: REUTERS/Carlos Barria)

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengobarkan perang dagang dengan menetapkan kebijakan tarif timbal balik (resiprokal) pada barang impor dari hampir seluruh negara.

Awalnya, orang nomor satu di AS itu mengumumkan tarif resmi berlaku mulai Rabu (9/4) kemarin. Namun, Trump kemudian menunda penetapan tarif selama 90 hari ke depan.

Alasan utama Trump memungut tarif tinggi adalah demi menekan defisit neraca perdagangan AS. Dengan mematok tarif impor tinggi untuk produk-produk negara lain, Trump ingin neraca perdagangannya impas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tarif yang ditetapkan ke setiap negara berbeda-beda. China menjadi negara paling terdampak karena dikenakan tarif impor tertinggi oleh Trump, yakni sebesar 125 persen.

Awalnya Trump menetapkan tarif 20 persen untuk China pada Maret 2025. Trump kemudian menetapkan tarif resiprokal 34 persen ke China per 9 April.

Namun, Trump menambahkan 50 persen lagi karena China membalas dengan menaikkan tarif terhadap impor barang-barang asal AS. Sehingga total tarif yang dikenakan terhadap barang China mencapai 104 persen.

Tak tinggal diam, pemerintah China memberlakukan tarif 84 persen terhadap barang-barang asal AS. Hal itu membuat Trump mengamuk dan menaikkan tarif impor ke China menjadi 125 persen.

Bahkan China menjadi satu-satunya negara yang penerapan tarifnya tidak ditunda oleh Trump.

Negara kedua yang dikenakan tarif resiprokal tertinggi adalah Lesotho sebesar 50 persen. Menurut Trump, Lesotho mengenakan tarif 99 persen pada barang-barang dari AS, tetapi pemerintah Lesotho mengatakan bahwa mereka tidak tahu bagaimana pemerintahan AS menghitung angka tersebut.

Posisi ketiga ditempati Kamboja dengan tarif resiprokal sebesar 49 persen. Trump beralasan bahwa Kamboja telah menetapkan tarif 97 persen selama ini terhadap AS. Namun, klaim itu dibantah oleh pemerintah Kamboja.

Selanjutnya, Laos yang dikenakan tarif resiprokal 48 persen. Ekspor utama negara ini ke AS meliputi alas kaki, furnitur kayu, tekstil, dan komponen elektronik.

Di posisi kelima ada Madagaskar yang dikenakan tarif resiprokal sebesar 47 persen. Kebijakan tarif Trump diperkirakan akan memukul sektor tekstil Madagaskar, bahkan 60 ribu pekerja tekstil terancam kehilangan pekerjaan.

Berdasarkan data Gedung Putih, berikut daftar negara terdampak kebijakan tarif Trump:

1. China: 125 persen
2. Lesotho: 50 persen
3. Kamboja: 49 persen
4. Laos: 48 persen
5. Madagaskar: 47 persen
6. Kamboja: 46 persen
7. Myanmar: 44 persen
8. Sri Lanka: 44 persen
9. Kepulauan Falkland: 41 persen
10. Suriah: 41 persen:
11. Mauritius: 40 persen
12. Irak: 39 persen `
13. Guyana: 38 persen
14. Serbia: 37 persen
15. Bostwana: 37 persen
16. Liechtenstein: 37 persen
17. Bangladesh: 37 persen
18. Thailand: 36 persen
19. Bosnia: 35 persen
20. Makedonia Utara: 33 persen

21. Fiji: 32 persen
22. Indonesia: 32 persen
23. Angola: 32 persen
24. Taiwan: 32 persen
25. Moldova: 31 persen
26. Libya: 31 persen
27. Swiss: 31 persen
28. Algeria: 30 persen
29. Nauru: 30 persen
30. Pakistan: 29 persen
31. Tunisia: 28 persen
32. Kazakhstan: 27 persen
33. Korea Selatan: 25 persen
34. Malaysia: 24 persen
35. Brunei 24 persen
36. Jepang: 24 persen
37. Vanuatu: 22 persen
38. Côte d'Ivoire: 21 persen
39. Namibia: 21 persen
40. Jordan: 20 persen
41. European Union: 20 persen
42. Nicaragua: 18 persen
43. Zimbabwe: 18 persen
44.Israel: 17 persen
45. Filipina: 17 persen
46. Malawi: 17 persen
47.Zambia: 17 persen
48. Mozambique: 16 persen
49. Norway: 15 persen
50. Venezuela: 15 persen
51. Nigeria: 14 persen
52. Equatorial Guinea: 13 persen
53. Chad: 13 persen
54. Congo: 11 persen
55. Kamerun: 11 persen.

[Gambas:Video CNN]

(fby/pta)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi