Jakarta, CNN Indonesia --
Dua raksasa yang bertetangga, Real Madrid dan Atletico Madrid akan bertarung di babak 16 besar Liga Champions 2024/2025. Momen ini bisa jadi kesempatan Atletico keluar dari bayang-bayang El Real dalam ambisi menyabet gelar juara.
Real Madrid bak mimpi buruk bagi Atletico Madrid di Liga Champions. Dalam catatan UEFA, mereka sudah berjumpa sembilan kali di panggung Eropa dan semuanya di fase knockout.
El Real masih begitu dominan dengan lima kemenangan. Sedangkan Atletico mengemas dua kali menang namun pada akhirnya selalu gugur di tangan Real Madrid.
Kini El Derbi Madrileno, begitu sebutan derby duo Madrid biasa dijuluki, kembali tersaji di Liga Champions. Leg pertama akan bergulir pada Rabu (5/3) mendatang pukul 03.00 WIB.
Real Madrid bertindak sebagai tuan rumah lebih dulu. Faktor ini dapat jadi keuntungan Los Blancos jika dapat memaksimalkan dukungan suporter sebagai tambahan motivasi pemain. Namun tentu Los Rojiblancos bukan tim yang mudah ciut saat berlaga di markas lawan.
Terlebih tim besutan Diego Simeone itu sudah 11 pertandingan terakhir tak terkalahkan. Ada tiga laga yang dimenangkan saat tandang. Ini jadi isyarat Atletico bukan tim yang mendadak lembek saat jadi tamu.
Sedangkan Real Madrid sedang berupaya bangkit setelah kalah dari Real Betis di La Liga pada akhir pekan lalu. Meski menghadapi lawan yang berat, Kylian Mbappe dan kawan-kawan bisa menjadikan laga kontra Atletico sebagai pelampiasan.
Namun Liga Champions tak sepadan sebagai penyalur emosi belaka. Berstatus juara bertahan, Real Madrid tentu ingin meneruskan dominasi di Benua Biru. Kesalahan kecil bisa jadi masalah besar sekaligus membuat El Real terdepak dari kompetisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudah jadi tugas pelatih untuk meracik strategi dan pemain yang menerapkannya di lapangan. Carlo Ancelotti, sang entrenador, punya segudang pengalaman menghadapi Atletico Madrid.
Berdasarkan situs Transfermarkt, juru taktik asal Italia itu sudah 28 kali melawan Atletico sebagai pelatih. Rapornya cukup baik dengan 10 kemenangan, sembilan imbang, dan sembilan kali kalah.
Saat menangani Real Madrid, ada tiga pertandingan yang dijalani Ancelotti. Pelatih 65 tahun itu tak terkalahkan dengan dua kali menang dan satu imbang.
Salah satu pertandingan yang paling mengesankan adalah final Liga Champions 2013/2014. Kala itu Ancelotti memimpin Real Madrid menggenapkan La Decima atau gelar Liga Champions ke-10 setelah menang 4-1 atas Atletico di laga puncak.
Semusim berikutnya, Real Madrid kembali bersua Atletico di Liga Champions 2014/2015, tepatnya di babak perempat final. Ancelotti membawa kemenangan untuk timnya di leg kedua setelah imbang di leg pertama.
Melihat situasi ini, Ancelotti bagai tokoh antagonis bagi Atletico. Mampukah Diego Simeone memimpin anak buahnya keluar dari bayang-bayang ini?
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>