Deretan Saham yang Patut Dicermati di Tengah Perang Dagang AS-China

2 days ago 10

Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 38,21 poin atau naik 0,60 persen ke level 6.438 pada Kamis (17/4) silam.

Investor melakukan transaksi sebesar Rp9,76 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 15,84 miliar saham.

Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat tiga kali, sementara satu hari sisanya melemah. Tak heran, performa indeks menguat hingga 2,95 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan selama periode tanggal 14 sampai dengan 17 April 2025 kemarin, perdagangan saham ditutup bervariasi.

Tercatat, kapitalisasi pasar bursa mengalami peningkatan sebesar 3,98 persen dari Rp10.695 triliun menjadi Rp11.120 triliun pada penutupan pekan lalu. Kemudian, rata-rata volume transaksi harian pun mengalami kenaikan 19,22 persen dari 18,90 miliar menjadi 22,54 miliar lembar saham.

Namun, rata-rata nilai transaksi harian mengalami penurunan sebesar 1,7 persen dari Rp14,81 triliun menjadi Rp14,56 triliun.

Lalu, penurunan juga dialami oleh rata-rata frekuensi transaksi harian yakni sebesar 1,01 persen dari 1,17 juta kali transaksi menjadi 1,18 juta kali transaksi pada penutupan pekan lalu.

"Investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih Rp679,86 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp49,55 triliun," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (17/4).

Lantas seperti apa proyeksi pergerakan IHSG untuk sepekan ke depan?


Head of Customer Literation and Education dari Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi memperkirakan IHSG pada pekan ini akan bergerak bervariasi, tapi cenderung naik secara terbatas di kisaran level 6.242 hingga 6.600.

Menurutnya, pasar akan mencermati beberapa data penting, seperti laporan neraca perdagangan Maret 2025 yang diperkirakan mencatat surplus sebesar US$4,2 miliar. Oktavianus berpendapat angka ini bisa menjadi kabar positif dan mendorong kepercayaan pasar.

Selain itu, ia melihat pasar juga menunggu keputusan suku bunga acuan dari Bank Indonesia (BI), yang diprediksi akan tetap di level 5,75 persen. Menurut Oktavianus, keputusan ini diambil untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dan menjaga selisih suku bunga dengan Amerika Serikat (FFR).

Kemudian, faktor lain yang akan diperhatikan menurutnya adalah hasil negosiasi tarif dagang dengan AS. Ia melihat Indonesia menjadi salah satu negara yang diberi kesempatan negosiasi oleh pemerintah AS setelah Presiden Donald Trump mengumumkan penundaan kebijakan tarif selama 90 hari pada April 2025.

"Untuk jangka menengah, kami menyarankan investor tetap berhati-hati dalam memilih aset. Diversifikasi tetap penting, dan bisa mempertimbangkan saham-saham perusahaan strategis yang cocok untuk investasi jangka panjang," ujar dia kepada CNNIndonesia.com, Minggu (20/4).

Berdasarkan analisis teknikal, Oktavianus pun merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi.

Pertama, saham Bank Syariah Indonesia atau BRIS yang ditutup menguat 4,47 persen ke posisi 2.570 pada pekan lalu. Oktavianus memproyeksi BRIS dapat menyentuh level 2.770 pada pekan ini.

Kedua, saham Amman Mineral Internasional atau AMMN yang ditutup menguat 5,76 persen ke posisi 6.425 pekan lalu. Oktavianus memproyeksi AMMN dapat menyentuh level 7.250 pada pekan ini.

Senada, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan IHSG untuk sepekan ini masih berpeluang untuk menguat. Tapi sebelum itu, kata dia, mungkin ada penurunan kecil lebih dulu alias koreksi jangka pendek.

Indeks saham diperkirakan akan bergerak di kisaran level 6.086 di level support dan 6.510 di level resistance pada pekan ini.

"Beberapa hal yang diperkirakan memengaruhi pergerakan pasar adalah pengumuman suku bunga acuan dari BI dan data neraca perdagangan Indonesia," ujarnya.

Selain itu, sikap hati-hati investor yang masih terus memantau perkembangan perang dagang global juga turut menjadi sentimen yang memengaruhi pasar.

Ia pun menyarankan investor dapat mencermati beberapa saham dari emiten ia rekomendasikan. Herditya merekomendasikan saham BUMA Internasional Grup atau DOID yang ditutup di level 406 pekan lalu. Ia memproyeksi DOID dapat menyentuh level 474 pekan ini.

Kemudian, Herditya merekomendasikan saham Indosat atau ISAT yang ditutup menguat 8,78 persen ke posisi 1.735 pekan lalu. Ia memproyeksi ISAT dapat menyentuh level 2.110 pada pekan ini.

Ia juga merekomendasikan saham PT Kian Santang Muliatama Tbk atau RGAS yang ditutup di level 115 pada pekan lalu. Ia memproyeksi RGAS bisa menyentuh level 133 pada pekan ini.

[Gambas:Video CNN]

(pta)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi