loading...
Masyarakat terutama warga Provinsi NTT diharapkan untuk bersikap kritis dalam membaca hasil survei terkait Pilgub NTT 2024. Foto/Ilustrasi/Dok.SINDOnews
KUPANG - Masyarakat terutama warga Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diharapkan untuk bersikap kritis dalam membaca hasil survei terkait Pilgub NTT 2024.
Sebab, sring kali hasil survei sengaja dibuat bias untuk menjadi alat kampanye politik dengan cara menggunakan surveyor yang tidak netral atau mensurvei responden yang sudah dikondisikan.
Hal itu disampaikan pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin.
"Pemilih harus kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh hasil survei. Meskipun survei adalah alat penting untuk mengukur dukungan publik, tetapi harus dilakukan dengan metode yang transparan dan bisa dipertanggungjawabkan," kata Ujang Komarudin, Kamis (10/10/2024).
Menurut Ujang Komarudin, hasil survei kadang dianggap menjadi bagian dari framing atau marketing politik dalam rangka meningkatkan elektabilitas calon-calon di pilkada.
"Masyarakat NTT diharapkan fokus pada rekam jejak, integritas, dan visi misi kandidat, dari pada bergantung pada angka-angka survei yang bisa saja dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu," ujarnya.
Seperti diketahui, lembaga surveiIndikator Politik Indonesiabaru-baru ini merilis hasil survei terkait elektabilitas pasangan cagub dan cawagub NTT yang berlaga di Pilkada 2024.
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya