Maduro Desak CELAC untuk Menentang Militerisasi AS di Karibia

2 hours ago 2
Presiden Venezuela, Nicolás Maduro -- AP

FAJAR.CO.ID, KOLOMBIA -- Para pemimpin Amerika Latin, Maduro dari Venezuela, Valdés Mesa dari Kuba, dan Lula da Silva dari Brasil, mengecam militerisasi AS di Karibia. Mereka menyerukan persatuan, kedaulatan, dan diakhirinya campur tangan asing.

Pada KTT CELAC-Uni Eropa kelima di Kolombia, para pemimpin Amerika Latin mengecam keras meningkatnya kehadiran militer AS di Karibia, memperingatkan terhadap intervensi asing, dan menyerukan sikap regional yang bersatu dalam mempertahankan kedaulatan dan perdamaian.

Presiden Venezuela, Nicolás Maduro mengeluarkan surat kepada negara-negara anggota CELAC yang mendesak mereka untuk dengan tegas menolak apa yang ia sebut sebagai militerisasi Karibia yang dipimpin AS. Merujuk pada serangan baru-baru ini terhadap kapal penangkap ikan dan pengerahan pasukan militer AS di dekat perbatasan laut Venezuela, Maduro berpendapat bahwa kekuatan perlu disatukan sebagai negara dan "dengan satu suara menuntut penghentian segera serangan dan ancaman militer terhadap rakyat kami."

Maduro juga menuntut penyelidikan independen atas pembunuhan di luar hukum di laut, yang sebelumnya dikutuk oleh badan hak asasi manusia PBB. Pernyataannya menekankan perlunya mekanisme regional untuk kerja sama kemanusiaan dan pertahanan kolektif guna melindungi kedaulatan teritorial.

“Sejarah kita menuntut kita untuk tidak tunduk pada dominasi asing. Amerika Latin harus mempertahankan tekad, kekuatan, dan otonominya,” tegasnya.

Kuba Serukan Dialog yang Saling Menghormati

Wakil Presiden Kuba, Salvador Valdés Mesa menggemakan kekhawatiran Maduro, mengecam hasutan perang AS di kawasan tersebut. Berbicara di KTT tersebut, ia mendesak penghormatan terhadap kesetaraan kedaulatan dan non-intervensi dalam urusan dalam negeri.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi