Jakarta, CNN Indonesia --
Penulis asal Korea Selatan, Han Kang, diumumkan menjadi peraih Nobel Sastra 2024. Han Kang menjadi penulis asal Korea Selatan pertama yang mendapatkan hadiah tersebut.
Diberitakan AFP, Kamis (10/10), penghargaan prestise tersebut diberikan kepada Han Kang atas karyanya yang berciri hubungan antara siksaan mental dan fisik serta peristiwa sejarah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk prosa puitisnya yang intens yang menghadapi trauma sejarah dan memperlihatkan kerapuhan kehidupan manusia," tulis Swedish Academy dalam pernyataannya.
Dalam unggahan di media sosial tak lama setelah pengumuman, Han Kang menyebut kabar tersebut dengan kabar yang luar biasa besar.
"Kabar terbesar. Swedish Academy memberikan penghargaan kepada saya Nobel Sastra. Tak ada kata lagi. Terima kasih!" kata Han Kang.
Han Kang merupakan seorang penulis cerita pendek dan novelis. Perempuan berusia 53 tahun tersebut dikenal akan karyanya, The Vegetarian, yang memenangkan Man Booker Prize 2016.
Buku itu ditulis dalam tiga babak dan menggambarkan pilihan perempuan untuk berhenti memakan daging dan konsekuensi buruk yang muncul dalam kehidupan personalnya.
"Ini adalah karya yang sangat kaya dan kompleks yang mencakup banyak genre," kata anggota Swedish Academy, Anna-Karin Palm.
"Han Kang menulis prosa liris yang sangat intens yang lembut dan brutal dan terkadang sedikit surealis," lanjutnya.
Sejumlah buku karya Han Kang yang diberi Nobel Sastra 2024. (AFP/JONATHAN NACKSTRAND)
Kemudian novel Han Kang rilisan 2014, Human Acts, terinspirasi pembantaian yang dilakukan oleh militer Korea Selatan pada 1980 dan berkisah tentang kematian seorang anak laki-laki di tengah gelombang kemunculan demokrasi.
Dua tahun kemudian, Han Kang merilis buku The White Book yang merupakan tribut untuk kakak perempuannya yang meninggal beberapa jam setelah lahir. Pihak Swedish Academy menilai karya tersebut menonjolkan "gaya puitisnya".
The Swedish Academy juga merujuk pada karya Han Kang pada 2010, The Wind Blows, Go. Karya tersebut disebut sebagai "novel kompleks soal pertemanan dan kesenian, di mana kesedihan dan kerinduan akan transformasi hadir dengan kuat".
Han sendiri dikenal sebagai penyair dan penulis serta aktivis. Ia menjadi salah satu dari 9.000 seniman yang diblokir oleh pemerintah Korea Selatan di bawah era Park Geun-hye pada 2013-2017 lantaran kerap mengkritik pemerintah.
Han Kang menyuarakan dukungan untuk partai liberal, mengkritik pemerintahan konservatif Park dan kegagalan kebijakannya, termasuk soal tragedi Sewol pada 2014.
Kemenangan Han Kang ini juga bersejarah, karena sejak pertama kali digelar pada 1901, Nobel Sastra didominasi dengan kemenangan penyair laki-laki dan asal Eropa.
Dari 121 penerima penghargaan, hanya 18 yang merupakan perempuan. Namun Swedish Academy disebut membuat kemajuan dengan menobatkan sembilan perempuan dalam 20 tahun terakhir.
Sementara itu, ada 30 penulis berbahasa Inggris dan 16 penulis berbahasa Prancis yang menang penghargaan ini. Han adalah orang Korea Selatan pertama yang menang.
Hadiah Nobel Sastra ini juga akan datang dengan gelar, sebuah medali emas, dan uang senilai US$1 juta atau setara dengan Rp15,6 miliar (US$1=Rp15.650).
Han Kang akan menerima penghargaan tersebut dari Raja Carl XVI Gustaf di Stockholm pada 10 Desember, hari peringatan kematian ilmuwan dan pencipta penghargaan itu, Alfred Nobel, pada 1896.
(AFP/end)