Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo HR Muhammad Syafii bersama Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro memperjuangkan siswa berprestasi yang mengalami kendala saat mendaftarkan diri dalam Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).
Diketahui setelah waktu pendaftaran SNBP hampir ditutup, banyak siswa dari berbagai sekolah di Indonesia gagal mendaftar. Penyebabnya adalah keterlambatan pihak sekolah/madrasah mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) hingga waktu yang ditentukan guna murid bisa mendaftar ikut SNBP.
Kemenag diketahui menaungi sekolah-sekolah agama tingkat madrasah hingga perguruan tinggi Islam. Sementara sekolah negeri dari SD-SMA kini berada di bawah Kemendikdasmen, dan perguruan tinggi negeri berada di bawah Kemendiktisaintek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap madrasah harus memiliki tanggung jawab penuh terhadap keberlangsungan proses seleksi masuk perguruan tinggi bagi siswanya," ujar Romo Syafii mengutip dari laman Kemenag, dikutip Minggu (8/2).
Pertemuan antara Syafii dan Satryo itu terjadi ketika Wamenag mendatangi kantor Mendiktisaintek pada Jumat (7/2) lalu.
Pertemuan Wamenag dan Mendiktisaintek juga membahas berbagai solusi untuk mengevaluasi berbagai kendala yang dihadapi madrasah dalam pelaksanaan SNBP 2025.
"Kita harus terus membersamai mereka dalam menghadapi masalah ini, karena mereka anak anak hebat yang harus kita perjuangkan. Saya bersama Direktorat Pendidikan Islam akan terus berupaya mencari solusi terbaik bagi seluruh siswa madrasah, salah satunya menjalin komunikasi dengan Kemendiktisaintek," ujar Syafii.
Sistem finaslisai PDSS yang akan digunakan pendaftaran SNBP telah ditutup pada tanggal 31 Januari 2025. Namun, karena masih banyak sekolah yang belum sepenuhnya mengisi PDSShingga tenggat waktu 31 Januari 2025, proses finalisasi pengisian pun diperpanjang hingga Sabtu (8/2) pukul 04.00 WIB.
Dalam pertemuan tersebut, Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan pihaknya terus mencari solusi terbaik atas permasalahan finalisasi PDSS karena menyangkut kepentingan banyak pihak, termasuk para siswa berprestasi.
"Kami berupaya mencari solusi terbaik dalam permasalahan ini dan sepakat bahwa kepentingan siswa berprestasi harus kita perjuangkan. Saya mengimbau kepada seluruh kepala madrasah dan jajarannya agar untuk saat ini terus mendampingi seluruh siswa berprestasi ini," katanya.
Terpisah, pada Jumat lalu, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengatakan Komisi X DPR RI akan rapat dengan Kemendiktisaintek, Kemendikdasmen, dan yang terkait untuk membahas polemiks siswa terancam tak bisa ikut SNBP karena sekolah gagal memfinalisasi PDSS hingga tenggat waktu.
Dia mengatakan rapat antara Komisi X dan kementerian terkait itu dimintakan digelar pekan depan.
"Kami minta pekan depan, Komisi X akan membahas dengan kementerian terkait," kata Dasco di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat.
Dasco menyebut rapat tersebut digelar DPR untuk menindaklanjuti aspirasi yang berkembang di tengah masyarakat atas polemik kegagalan siswa mendaftar SNBP.
Sehari sebelumnya, Kamis (6/2), Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan pihaknya berkomitmen mengawal penyelesaian persoalan terkait dengan PDSS untuk SNBP 2025.
"Keluhan bapak dan ibu (wali murid) akan kami (Komisi X DPR RI) sampaikan ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk dicari solusi yang lebih baik dalam pengelolaan PDSS," kata Hetifah dalam keterangannya.
Sementara itu, hingga tenggat waktu perpanjangan finalisasi pada dini hari kemarin, masih banyak sekolah di Indonesia yang belum penuh mengisi PDSS.
Salah satunya, seperti dikutip dari Antara, Dinas Pendidikan Sumatera Utara mencatat sebanyak 50 SMA di wilayah itu lalai melakukan proses penginputan nilai siswa eligible pada portal PDSS.
"Hari ini banyak kita dengar informasi, berdasarkan data banyak sekolah yang terlambat menginput data nilai ke PDSS, sehingga tidak bisa melakukan pendaftaran melalui jalur SNBP," ujar Basir di Medan, Sabtu (8/2).
Basri menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan pembinaan terhadap sekolah yang lalai dalam persoalan tersebut guna mengantisipasi hal serupa, sehingga tidak ada peserta didik yang merasa dirugikan di kemudian hari.
"Kami tidak akan membiarkan kelalaian sekolah, tetapi untuk hal ini kita bicara mengenai mimpi anak-anak untuk bisa mendapatkan peluang yang sama," ujarnya.
Dan, ada pula sekolah-sekolah yang akhirnya mampu memaksimalkan perpanjangan waktu finalisasi PDSS yang diberikan panitia SNPMB agar para siswa bisa mendaftar SNBP. Salah satunya di Provinsi Jambi.
Kabid Pembinaan SMA Disdik Jambi, Sumantri, pada Sabtu siang lalu mengatakan semua siswa kelas 12 di provinsi itu akhirnya bisa mengikuti SNBP. Di provinsi itu, kata dia, sebelumnya ada dua sekolah yang bermasalah dalam pengisian PDSS. Sumantri menjelaskan, dua sekolah yang sebelumnya mengalami masalah input data yaitu SMAN 1 Muara Bungo dengan jumlah 153 siswa, dan SMKN 1 Kota Jambi sebanyak 153 siswa.
"Kebetulan kedua sekolah ini jumlah siswa yang ikut SNBP sama," katanya.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMKN 1 Kota Jambi Repreanis menyampaikan berkat perpanjangan waktu yang diberikan dan dukungan dari Dinas Pendidikan, pihak sekolah sudah menyelesaikan input data siswa dari lima jurusan di sekolah ini.
"Kami menyelesaikan input data pukul 23.20 WIB, pagi ini sudah buka jurusannya, mereka -siswa- sedang mendaftar dengan operator di kelas, semoga tidak ada lagi kendala," katanya.
(kid)