Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto berencana untuk membuat dua sekolah jenis baru yaitu sekolah unggulan dengan nama 'SMA Garuda' dan Sekolah Rakyat.
Rencana itu diungkap Menteri Pendidikan Tinggi (Mendikti) Satryo Brodjonegoro dan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Lantas, apa bedanya?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekolah Garuda
Satryo menjelaskan sekolah unggulan dengan nama SMA Garuda akan diperuntukkan bagi siswa pintar unggulan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi yang mempunyai reputasi kelas dunia.
Ia juga menyebut SMA unggulan Garuda ini akan menerapkan kurikulum nasional-internasional dan diajar guru dengan reputasi internasional.
Tak hanya itu, Satryo mengatakan SMA Garuda juga memiliki keunggulan seperti sistem asrama dan terdapat murid yang diberi beasiswa pemerintah.
Ia menjelaskan pembuatan SMA unggulan Garuda itu akan dimulai dengan pembangunan 20 SMA Garuda dan 20 SMA/MA lainnya. Nantinya, seluruh SMA itu akan ditingkatkan menjadi SMA unggulan hingga 2029 nanti.
"Lokasi kita sebar, sehingga bisa mencapai kalau 40, mungkin hampir setiap provinsi nanti yang punya sekolah unggulan yang kita harapkan," kata Satryo usai menggelar rapat tingkat menteri di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (30/12).
Lebih lanjut, Satryo menyebut Presiden Prabowo akan mengeluarkan inpres dan perpres sebagai payung hukum agar sekolah tersebut berada di bawah Kemendikti.
"Untuk Sekolah Unggulan Garuda. Sudah diproses untuk bisa dimulai awal tahun 2025 ini. Dengan adanya nanti satu inpres dan perpres untuk alasan hukum untuk Mendikti Saintek dapat mengeksekusi terwujudnya SMA Unggulan Garuda," jelas dia.
"Karena semua lulusannya itu akan diarahkan untuk masuk ke perguruan tinggi, yang mempunyai reputasi yang sangat tinggi," sambung Satryo.
Kendati demikian, Satryo belum menjelaskan proses masuk ke SMA unggul Garuda itu nantinya. Hanya saja, kata dia, para siswa bisa mendapat beasiswa LDPP untuk melanjutkan studi perguruan tinggi.
"Nanti mereka dapat dari LPDP untuk melanjutkan ke luar negeri. Atau lokal juga bisa," jelas dia.
Presiden Prabowo Subianto saat berkunjung ke sekolah di Beijing, China, guna meninjau penerapan program makan siang untuk siswa. (Dok Arsip Gerindra)
Sekolah Rakyat
Berbeda dengan SMA unggulan Garuda, Sekolah Rakyat rencananya berada di bawah kewenangan Kementerian Sosial yang diutamakan untuk anak dari keluarga tidak mampu dan tergolong miskin ekstrem.
"Presiden juga ingin membuat sekolah khusus untuk anak-anak yang tidak mampu, tetapi masih di bawah naungan orang tua dibina langsung khusus dalam Sekolah Rakyat," kata Cak Imin usai rapat terbatas mengenai pemberdayaan masyarakat bersama Prabowo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, dilansir Detik.com, Selasa (14/1).
Cak Imin mengatakan terdapat tiga titik di Jabodetabek yang direncanakan menjadi lokasi uji coba Sekolah Rakyat. Ia mengatakan uji coba digelar secara gratis.
Kendati demikian, terdapat kesamaan antara Sekolah Rakyat dengan SMA unggulan Garuda. Cak Imin mengatakan Sekolah Rakyat juga akan memiliki sistem asrama agar gizi siswa terjamin.
"Sebetulnya yang diutamakan boarding school-nya yang paling penting sehingga gizinya tertangani," jelas dia yang juga Ketua Umum PKB tersebut.
Di sisi lain, Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyebut ada peluang pembangunan Sekolah Rakyat turut melibatkan pihak swasta.
Ia juga menyebut Sekolah Rakyat itu diharapkan dapat memutus rantai kemiskinan agar tak ada lagi anak dari keluarga miskin tak bisa bersekolah.
"Nanti dalam pelaksanaannya bisa jadi ini murni dari pemerintah, bisa juga kerja sama dengan swasta," kata Gus Ipul dikutip Detik.com, Selasa.
"Kami masih akan konsultasikan nanti ke Presiden. Misalnya kita punya beberapa balai-balai pelatihan yang sebenarnya bisa digunakan untuk merintis sekolah rakyat gitu," sambung dia yang juga Sekjen PBNU tersebut.
(mab/kid)