Prabowo Mau Buka Keran Impor, Barang Apa yang Bisa Masuk Lebih Banyak?

3 days ago 8

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Perdagangan (Kemendag) membuka peluang pemberlakuan impor tanpa kuota tidak hanya untuk komoditas pangan, tetapi juga untuk bahan baku industri.

Kebijakan ini masih dalam tahap pembahasan di tingkat kementerian dan lembaga (K/L) terkait, termasuk menunggu keputusan final dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Isy Karim menjelaskan wacana penghapusan kuota impor tersebut sejauh ini memang belum dibahas secara teknis dan rinci.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, ia menegaskan pembahasan itu akan merujuk pada ketentuan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 61 Tahun 2024 tentang Neraca Komoditas, yang merupakan amanat dari Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.

"Nah kalau (kuota impor) nanti keputusan di Menko (Perekonomian Airlangga Hartarto) dulu, itu masih belum dibahas teknis seperti apa. Kuota itu maksudnya kan juga ada Perpres mengenai NK. Perpres mengenai NK itu kan implikasinya banyak. NK itu kan amanat dari UU Cipta Kerja, jadi ini perlu dibahas secara lebih luas lagi," ujar Isy di Kemendag, Jakarta Pusat, Rabu (9/4).

Isy menambahkan dalam konteks neraca komoditas, pengaturan kuota impor pada dasarnya bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara produksi nasional dan kebutuhan konsumsi nasional. Sehingga, impor hanya dilakukan untuk menutup selisih kekurangan dari produksi dalam negeri.

"Prinsipnya di NK itu kan berapa produksi nasional, kemudian berapa konsumsi nasional, kekurangannya itu diimpor," jelasnya.

Saat ini, beberapa komoditas pangan memang telah masuk dalam skema neraca komoditas yang mengatur distribusi dan kuota impor. Beberapa di antaranya adalah garam, gula konsumsi, daging, dan ikan.

Meski begitu, Isy menyebut implementasi neraca komoditas masih bertahap dan belum mencakup seluruh komoditas yang diatur secara mandatori. Adapun dalam Pasal 3 ayat (2) Perpres 7/2025, komoditas yang masuk dalam NK termasuk gula, pergaraman, jagung, beras, daging lembu, perikanan, dan bawang putih.

"Kalau yang di dalam NK kan sekarang yang udah disepakati di NK mulai dari garam, gula konsumsi, daging, kemudian ikan," sebut Isy.

Lebih lanjut, Isy menegaskan peluang impor tanpa kuota juga terbuka untuk kebutuhan industri, terutama untuk bahan baku dan bahan penolong. Salah satu contohnya adalah impor kapas untuk kebutuhan industri tekstil, termasuk permintaan dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) terkait impor kapas dari Amerika Serikat (AS).

"Kalau sebenarnya impor kapas itu kan untuk bahan baku dan itu kan enggak di NK supaya kepentingan industri dan impornya melalui API (Angka Pengenal Impor)," ungkap Isy.

Menurutnya, kebijakan impor bahan baku yang berada di luar skema Neraca Komoditas tetap bisa dilakukan tanpa kuota, selama memang diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri.

"Di luar NK kan sepanjang itu untuk kebutuhan bahan baku saya akan dipenuhi aja," tegas Isy.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyatakan keinginannya untuk menghapus pembatasan kuota impor terhadap komoditas yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, seperti pangan. Namun, Isy menegaskan pembahasan terkait rencana tersebut harus tetap mempertimbangkan keseimbangan antara kepentingan sektor hulu dan hilir.

"Justru itu yang kita harapkan nanti dengan kepentingan hulu dan hilir itu yang nanti harus seimbang. Jadi nanti manakala itu untuk kepentingan hulu, untuk kepentingan industri, kepentingan produksi dalam negeri itu yang harus dipertimbangkan, dihitung betul-betul," jelas dia.

Prabowo ingin membuka keran impor daging dan komoditas lainnya sebebbas-bebasnya di tengah beban tarif impor tinggi 32 persen dari AS.

Mulanya, ia mengkritik keberadaan persetujuan teknis (pertek) yang menghambat gerak pengusaha. Prabowo menegaskan semua pertek tak boleh lagi tanpa ada restu presiden.

"Saya minta, ada menteri pertanian, menteri perdagangan, enggak usah ada kuota-kuota (impor) apalagi semua. Enggak ada kuota-kuota itu!" tegasnya dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (8/4).

"Siapa mau impor daging, silakan! Siapa saja boleh impor. Mau impor apa? Silakan! Buka saja (keran impor). Rakyat kita pandai kok," sambung Prabowo.

[Gambas:Video CNN]

(del/rds)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi