Endro Priherdityo
Ajang reuni Robert Zemeckis, Eric Roth, Tom Hanks, dan Robin Wright ini terlalu manis untuk dilewatkan.
Jakarta, CNN Indonesia --
Robert Zemeckis kembali hadir di layar lebar lewat film Here yang penuh kehangatan. Namun, kali ini, ia mengambil langkah berani karena membalut cerita dengan eksekusi eksperimental.
Robert Zemeckis mengemas Here dengan teknik yang, sejauh ingatan, belum jamak dilakukan pembuat film lain. Film itu hanya cerita dari satu titik saja karena kamera tidak bergerak dari awal hingga akhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penonton kemudian seolah diajak untuk diam, melihat berbagai peristiwa yang terjadi di titik tersebut dengan sudut pandang kamera yang tidak berubah.
Jika diibaratkan, menyaksikan Here mungkin ibarat mengunjungi sebuah instalasi museum yang menampilkan peristiwa di muka Bumi dari masa ke masa.
Pengalaman semacam itu bisa saja membosankan. Namun, Zemeckis bersama Eric Roth di kursi penulisan skenario cukup andal dalam meramu cerita yang menggugah perhatian sekaligus penuh kehangatan.
Saya tak bisa menampik bahwa perjalanan awal film ini memang kurang mulus. Terlepas dari premis yang menarik, Here dibuka dengan alur yang rawan membuat bingung.
Terdapat setidaknya tujuh cerita dengan latar waktu serta karakter berbeda yang dikenalkan sejak awal. Ketujuh cerita itu ditampilkan secara bergiliran, tetapi dengan gaya yang melompat-lompat.
Gaya penuturan cerita ini bagi saya terlalu berpencar tidak karuan. Terlebih, tidak ada benang merah yang cukup jelas dan mengaitkan cerita lintas zaman itu, selain semuanya terjadi di tempat yang sama.
Arah film itu juga belum tergambarkan jelas pada bagian awal. Saya benar-benar seperti sedang melihat instalasi museum, atau bahkan slideshow sejarah umat manusia sepanjang zaman.
Untungnya, segala kebingungan itu mulai bisa teratasi saat cerita meruncing kepada kisah keluarga Young. Zemeckis lantas menempatkan Richard Young (Tom Hanks) dan Margaret Young (Robin Wright) sebagai poros utama cerita.
Perjalanan cerita Here akhirnya menjadi lebih menggugah sejak titik itu. Duo Zemeckis-Roth menyulap kehidupan pasangan itu menjadi suatu kisah yang layak dinantikan.
Review Film Here (2024): Robert Zemeckis mengemas Here dengan teknik yang, sejauh ingatan, belum jamak dilakukan pembuat film lain. Film itu hanya cerita dari satu titik saja karena kamera tidak bergerak dari awal hingga akhir. (Miramax via IMDb)
Ia membahas segala hal yang niscaya dalam kehidupan, mulai dari tawa, cinta, kasih sayang, pengorbanan, hingga duka. Berbagai babak kehidupan itu ditampilkan lewat dua sejoli yang diperankan Tom Hanks dan Robin Wright.
Kedua aktor kawakan itu berhasil mengerahkan kemampuannya menciptakan chemistry sebagai Richard dan Margaret. Penampilan mengesankan itu membuat latar film yang terbatas menjadi tidak terlalu berarti.
Penonton masih bisa menikmati cerita berkat akting Tom Hanks yang tidak perlu diragukan. Namun, di samping itu, Robin Wright justru menjadi bintang yang paling bersinar dalam Here.
Keberadaan Margaret, bagi saya, tidak cukup dimaknai sebagai pasangan Richard saja. Ia justru begitu vital dalam membuat kehidupan Richard dan keluarga besar Young semakin berwarna sekaligus bermakna.
Peran Margaret yang sentral itu untungnya sanggup diterjemahkan dengan gemilang oleh Robin Wright, sehingga kehadirannya sampai kepada penonton.
Review Film Here (2024): Penonton masih bisa menikmati cerita berkat akting Tom Hanks yang tidak perlu diragukan. Namun, di samping itu, Robin Wright justru menjadi bintang yang paling bersinar dalam Here. (Miramax via IMDb)
Di sisi lain, pujian juga pantas ditujukan kepada Paul Bettany dan Kelly Reilly yang memerankan Al dan Rose Young, orang tua Richard. Kehadiran mereka sukses menjadi jembatan yang mengantar penonton sebelum menyaksikan perjalanan Richard dan Margaret.
Menyaksikan Tom Hanks berakting dengan Robin Wright dalam film karya Robert Zemeckis dan Eric Roth juga amat spesial, terutama bagi semua orang yang pernah merasakan magisnya Forrest Gump (1994).
Here tampak menjadi reuni Forrest Gump yang disengaja karena mempertemukan kembali duo sutradara-penulis dan kombo pemeran utama tersebut setelah 30 tahun.
Namun, ada rasa yang sedikit mengganjal saat melihat Richard dan Margaret muda di layar. Here memilih menggunakan teknologi VFX agar tetap menampilkan Tom Hanks dan Robin Wright dalam wujud yang lebih muda.
Teknologi bernama metaphysic live itu memang sanggup membuat Hanks dan Wright jadi lebih muda. Namun, rasanya ada sejumlah adegan yang menampilkan versi muda kedua aktor secara kurang mulus.
Eksekusi yang lumayan memaksa itu sepertinya ditempuh Zemeckis demi menjaga kualitas dua karakter utama. Ia mungkin enggan bertaruh dengan menampilkan aktor muda untuk Richard dan Margaret karena mereka bisa saja sulit mengimbangi Tom Hanks dan Robin Wright.
Namun, terlepas dari ketidaksempurnaan itu, Here tetap menjadi suguhan heartwarming khas Robert Zemeckis. Film ini mengandung banyak makna dari setiap peristiwa lintas zaman yang ditangkap kamera.
Ajang reuni Robert Zemeckis, Eric Roth, Tom Hanks, dan Robin Wright itu pun terlalu manis untuk dilewatkan. Momen seperti ini baru bisa terjadi usai 30 tahun, dan belum tentu terjadi lagi tiga dekade mendatang.
(end/end)