Jakarta, CNN Indonesia --
Siswa-siswa SMK Negeri 2 Solo menggelar aksi protes terhadap guru-guru mereka yang lalai menginput data mereka ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Soalnya, kelalaian guru itu membuat mereka tidak bisa mendaftar kuliah lewat jalur tanpa tes, yakni Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dalam Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025.
Aksi protes itu digelar para siswa di sekolahnya Senin (3/2) dengan memasang spanduk-spanduk protes. Ada spanduk bertuliskan 'pray for stemsa', 'Guru lalai, kami terbengkalai', 'Kami berhak SNBP,' 'Oknum Perenggut Mimpi', 'RIP SNBP'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, murid kelas XII, Aura, mengaku kecewa dengan pendaftaran SNBP yang belum bisa dibuka. Apalagi, saat ini jangka waktu tinggal sedikit. Ia juga menyindir Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK) yang tidak sepadan.
"Kalau misalnya usaha sekolah ini enggak berhasil, kan berarti harusnya ada bentuk pertanggungjawaban lain. Menurut saya, bimbingan UTBK itu tidak sepadan. Saya belajar UTBK lama pun sampai sekarang belum 100 persen bisa. Apalagi dengan waktunya singkat dan sedikit," kata Aura mengutip detikcom, Selasa (4/2).
Tenggat waktu pengisian data di PDSS adalah 31 Januari lalu. Namun pihak guru tidak kunjung mengisinya. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Nurgiyanto, mengatakan pihaknya berusaha menyelesaikan keluhan para siswa. Menurutnya, Kepala Sekolah juga langsung terbang ke Jakarta untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Panitia SNPMB tegaskan tak ada perpanjangan waktu PPDS
Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB 2025 Eduart Wolok menegaskan tidak ada perpanjangan waktu finalisasi PDSS, sebagai syarat untuk mengikuti SNBP.
"Sampai hari ini saya masih banyak menerima permintaan untuk perpanjangan PDSS. Sekali lagi itu tidak bisa kita lakukan karena itu berkaitan dengan tahapan jadwal yang sudah akan kita tempuh pada tahapan berikutnya," tegas Eduart mengutip Antara.
Eduart mengatakan hal ini juga harus menjadi perhatian peserta lainnya, agar tidak terlambat dalam mendaftarkan dirinya untuk mengikuti SNBP yang akan dibuka mulai Selasa (4/2) hingga 18 Februari 2025 mendatang.
"Perhatikan betul jadwal ini dan jangan sampai terlambat. Yang menjadi kelemahan kita, selalu kita suka berjuang di last minute. Tentu ini akan berat karena pasti banyak yang akan terlambat dan tentu ini kita tidak inginkan," ujarnya mengutip Antara.
"Jangan nanti 17 Februari baru akan memastikan pendaftarannya. Lakukan pendaftaran di SNBP 2025 -secepatnya-. Ini penting sekali karena sekali lagi, keterlambatan di sini maka tidak akan bisa mendapatkan kebijakan," lanjutnya.
Eduart memaparkan, keterlambatan dalam finalisasi PDSS ini bukan kali pertama terjadi, sebab sebelumnya hal serupa telah menjadi masalah yang terjadi.
"Jadi sekali lagi mohon maaf bagi misalnya sekolah-sekolah ketika ada bermasalah yang sudah lengkap itu bisa kita bantu, tetapi yang belum lengkap itu akan menjadi sulit, karena ini terkaitan dengan sistem secara keseluruhan," ucap Eduart.
Diketahui, Pendaftaran SNBP dibuka pada 4-18 Februari 2025, dan kemudian diumumkan pada 18 Maret 2025. Adapun pendaftaran ulang setelah pengumuman dapat dilakukan di PTN masing-masing sesuai jadwal.
Adapun kasus kegagalan finalisasi PDSS yang menyebabkan para siswa tidak berhak (eligible) untuk mengikuti SNBP salah satunya terjadi di SMKN 2 Surakarta. Hal ini menyebabkan ratusan siswa bersama orang tua mereka melakukan unjuk rasa di halaman sekolah pada Senin ini.
Baca berita lengkapnya di sini.
(ugo/dal)