Zulhas Sebut RI Pilih Hadapi Perang Dagang dengan AS Lewat Diplomasi

5 days ago 11

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menegaskan Indonesia tidak akan mengambil langkah frontal dalam melawan kebijakan perang dagang yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump dengan membalasnya.

Pemerintah Indonesia, kata Zulhas, lebih memilih menyelesaikan persoalan tersebut melalui jalur diplomasi dan negosiasi perdagangan.

"Ya, makanya nanti dibicarakan. Negosiasi. Kita kan enggak soal balas membalas, kita enggak gitu. Kita melakukan perbicaraan diplomasi. Karena kita lihat, kita ini saling membutuhkan, ya. Saya kira diplomasinya Pak Menko Perekonomian (Airlangga Hartarto) akan menyelesaikan semuanya," ujar Zulhas dalam acara Halal Bihalal di Kemenko Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Selasa (8/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan ini disampaikan Zulhas merespons kebijakan terbaru AS yang berencana mengenakan tarif impor terhadap sejumlah produk, di tengah upaya Indonesia mendorong ekspor telur ke Negeri Paman Sam itu.

Meski demikian, Zulhas menyambut positif rencana ekspor telur Indonesia ke AS karena kondisi produksi telur dalam negeri yang saat ini sedang surplus.

"Bagus dong, Alhamdulillah," singkatnya saat ditanya soal ekspor telur ke AS.

Menurut Zulhas, kebijakan tarif impor AS itu sudah diprediksi jauh hari oleh Presiden Prabowo Subianto.

Karena itu, strategi menjaga kedaulatan pangan menjadi fokus utama pemerintah. Indonesia, kata dia, tidak boleh bergantung pada negara lain dalam hal pangan.

"Pertama, Bapak Presiden sudah jauh hari mengantisipasi. Bahwa perdagangan itu akan terjadi hal-hal seperti ini. Sudah jauh hari, kan? Oleh karena itu, Presiden (Prabowo) selalu menekankan, kita harus berdaulat. Terutama di bidang pangan. Kita tidak boleh tergantung negara yang sebesar ini, terutama bidang pangan tidak boleh tergantung. Jauh hari itu," ungkap Zulhas.

Zulhas menjelaskan saat ini Indonesia justru berada dalam posisi yang kuat di sektor pangan.

Ia mencontohkan saat sejumlah negara mengalami kekurangan stok telur dan beras, Indonesia justru memiliki kelebihan pasokan. Bahkan, stok beras di gudang Bulog disebut mencapai 2,8 juta ton.

"Alhamdulillah, orang kurang telur, kita telurnya lebih. Di mana-mana beras kurang, kita, stok beras kita sekarang mungkin, kemarin saya cek, (Perum) Bulog sudah dicek, yang baru tambah 800 ribu (ton). Berarti ditambah 2 juta (ton), stok beras kita 2,8 juta (ton). Saya kira tidak ada negara di dunia yang punya stok beras 2,8 juta (ton). Tidak ada. Bahkan ASEAN, beberapa negara ASEAN kurang," bebernya.

[Gambas:Video CNN]

Zulhas menyebut langkah pemerintah dalam menghadapi kebijakan tarif impor AS ini akan mengutamakan jalur diplomasi.

Ia mengaku telah berkoordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk mempercepat upaya negosiasi dagang dengan pihak AS.

"Soal, tarif. Saya sudah koordinasi juga sama Pak Menko Ekonomi, Pak Airlangga. Tentu kita harus melakukan segera, secepatnya untuk melakukan diplomasi," tegas dia.

"Kita kan banyak jalan sebetulnya. Banyak jalan, kan? Misalnya kita impor minyak kan besar, tuh. Kita juga impor terigu dan kedelai besar, saya kira bisa dibicarakan, bisa dinegosiasikan. Oleh karena itu, perlu segera untuk melakukan diplomasi atau negosiasi perdagangan dengan AS. Dan saya dengar, Pak Menko akan berangkat mungkin 1-2 hari," tuturnya.

Ketika ditanya soal potensi krisis telur di AS, Zulhas memastikan bahwa hal tersebut bisa menjadi salah satu poin negosiasi. Ia menyebut banyak peluang yang bisa dimanfaatkan Indonesia dalam perbincangan dengan AS.

"Iya, banyak lah ya," ujarnya.

Selain itu, Zulhas juga merespons kekhawatiran soal dampak kenaikan tarif terhadap harga kedelai, mengingat Indonesia masih mengimpor bahan baku tersebut dari AS. Ia menegaskan hal itu juga akan dibicarakan dalam proses negosiasi nanti.

Presiden AS Donald Trump mulai mengobarkan perang dagang dengan berbagai negara melalui penerapan impor tinggi atas barang yang masuk ke negaranya.

Kebijakan ini ia terapkan atas barang impor yang berasal dari 180 negara. Trump memberlakukan tarif setengah dari jumlah tarif yang diterapkan negara lain kepada AS. Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak kebijakan itu.

Adapun AS menetapkan tarif dagang 32 persen untuk barang-barang dari Indonesia. Dalam tabel yang dipaparkan Trump, Indonesia telah mengenakan tarif 64 persen terhadap barang-barang AS selama ini.

"Kami akan menagih mereka sekitar setengah dari apa yang telah mereka tagihkan kepada kami," kata Donald Trump di Rose Garden, Gedung Putih, seperti diberitakan CNBC pada Rabu (2/4).

Tarif dagang untuk Indonesia lebih besar dari beberapa negara Asia, seperti Malaysia dan Jepang sebesar 24 persen, Filipina sebesar 17 persen, dan Singapura sebesar 10 persen.

Ada pula beberapa negara Asia yang terkena tarif dagang lebih besar, seperti China 34 persen, Thailand 36 persen, Vietnam 46 persen, dan Kamboja 49 persen.

(del/agt)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi