Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) saat ini memiliki divisi yang mengawal kecerdasan buatan (AI) dan teknologi baru.
Divisi tersebut berada di bawah komando Aju Widyasari yang menjabat Direktur Kecerdasan Artifisial dan Ekosistem Teknologi Baru. Departemen ini berada di bawah Direktorat Ekosistem Digital Kementerian Komdigi yang dipimpin oleh Edwin Hidayat sebagai Direktorat Jenderal.
Departemen yang mengawal teknologi tersebut disinggung oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto di sela-sela kick off Laskar AI di Jakarta, Kamis (13/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat transformasi menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital itu ada Direktorat Jenderal baru namanya Ekosistem Digital. Oleh karena itu ada beberapa direktur dan salah satu direkturnya Ditjen Ekosistem Digital adalah yang mengurusi AI dan teknologi baru," kata Boni.
Sebagai informasi, Aju sebelumnya menjabat posisi Direktur Telekomunikasi Ditjen Penyelenggara Pos dan Informatika (Ditjen PPI) saat periode pemerintahan sebelumnya, ketika kementerian ini masih menggunakan nama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Boni mengatakan departemen yang dipimpin Aju memiliki tugas melakukan hilirisasi hingga adopsi teknologi baru, termasuk AI.
"Apa tugas fungsinya? Sebenarnya kalian bisa baca, tapi intinya adalah mereka melakukan hilirisasi dari teknologi ke sektor-sektor strategic. Kemudian, bagaimana salah satu key point-nya adalah adopsi teknologi, khususnya untuk emerging technology. Salah satu dari emerging technology adalah AI. Ini yang menjadi tools utamanya," terang Boni.
Lebih lanjut, Boni mengatakan hilirisasi memerlukan kebijakan, dan kebijakan tersebut memerlukan sandbox. Nantinya, sandbox analisis dilakukan oleh direktorat tersebut.
"Kami harapkan nanti ke depannya ini akan dihasilkan terobosan-terobosan yang lebih signifikan buat kita. Jadi, penggarapan aturan AI banyak dari direktorat ini," terang Boni.
Indonesia saat ini masih belum memiliki aturan yang mengawal AI. Satu-satunya acuan terkait AI yang telah dirilis adalah Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial.
Sayangnya, SE tersebut hanya sekadar anjuran dengan implementasi yang sifatnya sukarela.
Saat ini Komdigi tengah telah memulai diskusi untuk membuat kebijakan yang lebih kuat terkait AI.
Pada Januari, Wamenkomdigi Nezar Patria mengatakan tahap diskusi dengan stakeholder akan berlangsung hingga awal Maret mendatang.
"Kita masih pada tahap diskusi dengan stakeholder. Sampai dengan awal Maret kita coba berdiskusi. Ada enam serial diskusi dengan pelaku kepentingan," ujar Nezar, Senin (3/1).
Talenta AI
Era digital melahirkan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang besar. Indonesia sendiri membutuhkan sekitar 600 ribu talenta digital setiap tahunnya, termasuk di antaranya yang cakap memanfaatkan teknologi AI.
"Setiap tahun kita membutuhkan digital talent sebanyak 600 ribu (per tahunnya) sampai 2030. Ini penting untuk melihat bahwa pasar kita besar tapi kalau tidak dipenuhi dengan digital talent yang cukup, maka digital talent itu akan datang dari negara lain," kata Boni.
Pasalnya, jika angka tersebut tidak dipenuhi maka ruang-ruang kosong yang tercipta akan diisi oleh talenta digital dari luar negeri.
Merespons kebutuhan ini, upaya melahirkan talenta digital tak hanya dilakukan pemerintah, tetapi juga pihak swasta seperti Lintasarta.
Boni mengapresiasi langkah Lintasarta dalam menjaring talenta digital di bidang AI melalui program Laskar AI. Dari 13.588 pendaftar di berbagai daerah Tanah Air, 657 orang dinyatakan lolos untuk mengikuti tahapan selanjutnya untuk mendapatkan pembekalan terkait AI selama 6 bulan.
Laskar AI sendiri merupakan program beasiswa dari Lintasarta yang bekerja sama dengan perusahaan rintisan Dicoding Indonesia untuk mencetak talenta AI yang siap menghadapi tantangan industri dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
"Laskar AI menjadi bagian dari komitmen bersama untuk masa depan bangsa dengan melahirkan talenta digital terbaik siap AI dalam rangka meningkatkan potensi digital, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional," kata President Director & CEO Lintasarta Bayu Hanantasena dalam acara tersebut.
Laskar AI menggabungkan pelatihan intensif dalam Machine Learning dan Data Science sebagai dasar pengembangan AI. Tak hanya mendapat pelatihan teknis, peserta juga dibekali materi soft skills untuk mendukung kesiapan berkarya di dunia kerja.
(lom/fea)