Ragam Investasi Syariah Bawa Berkah, Baiknya Pilih yang Mana?

1 month ago 19

Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Investasi syariah sejatinya punya banyak pilihan instrumen penghasil cuan.

Kendati, ragam pilihan investasi harus tetap disesuaikan dengan tujuan keuangan. Begitu pula pemilihan jangka waktu, target, dan kondisi keuangan masing-masing investor.

Founder finante.id Rista Zwestika turut mengingatkan pentingnya mengukur tingkat toleransi. Ini diperlukan untuk memperhatikan risiko yang berpotensi muncul dari investasi syariah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rista membagi rekomendasi investasi syariah ke dalam tiga kelompok.

1. Risiko rendah

Instrumen investasi yang masuk kategori ini adalah reksa dana pasar uang syariah, deposito syariah, dan sukuk ritel.

Ia menjelaskan kelompok pertama ini memiliki potensi keuntungan di kisaran 3 persen sampai 7 persen per tahun.

Ia menyarankan instrumen ini digunakan untuk investasi dalam waktu kurang dari setahun.

2. Risiko menengah

Instrumen yang masuk kategori ini adalah sukuk negara, reksa dana pendapatan tetap syariah, serta emas.

Instrumen ini cocok untuk investasi jangka menengah di kisaran 1 tahun-5 tahun, di mana keuntungannya bisa tembus 6 persen sampai 10 persen

3. Risiko tinggi

Kelompok ketiga ini adalah investasi jangka panjang dengan kurun waktu lebih dari 5 tahun. Rista merinci instrumennya, seperti saham syariah, reksa dana saham syariah, dan properti syariah.

Potensi keuntungan dari kelompok ketiga ini cukup tinggi, yakni lebih dari 10 persen setiap tahunnya. Kendati, Rista mengingatkan bahwa risikonya juga tinggi.

"Kelebihan investasi syariah dari aspek kepatuhan agama: bebas riba, gharar, dan maysir," kata Rista kepada CNNIndonesia.com, Jumat (28/2).

Rista menilai investasi syariah juga lebih stabil, terutama instrumen obligasi dan sukuk. Sedangkan investasi non-syariah bisa lebih volatil, terutama di sektor saham dan forex.

Potensi keuntungan dari sederet investasi syariah juga lebih stabil karena berbasis aset riil. Walau, Rista mengingatkan soal beberapa kekurangan yang ada.

"Namun, terkadang pilihan (instrumen investasi) lebih terbatas dibandingkan instrumen konvensional. Beberapa instrumen, seperti sukuk juga kurang likuid dibanding saham," bebernya.

Tips jitu cuan dari investasi syariah

Rista merekomendasikan 8 tips agar cuan berkah dari investasi syariah bisa lebih maksimal.

Pertama, Rista menyarankan diversifikasi portofolio.

Ia mengingatkan investor jangan hanya menaruh uangnya di satu instrumen. Menurutnya, lebih baik dikombinasikan, misal sukuk ritel dengan saham syariah serta reksa dana syariah untuk menjaga keseimbangan risiko dan return.

Kedua, pilih dan pahami produk dengan track record baik. Rista mencontohkan saat memilih reksa dana syariah yang dikelola manajer investasi mesti yang berkinerja solid dalam 5 tahun terakhir.

"Ketiga, investasi berkala. Cicil investasi secara berkala, misal bulanan, untuk mengurangi risiko volatilitas," saran Rista.

"Keempat, manfaatkan instrumen dengan pajak ringan. Sukuk ritel lebih menguntungkan karena pajaknya hanya 10 persen, lebih rendah dibandingkan obligasi konvensional yang 15 persen," jelasnya.

Tips kelima adalah prinsip value investing. Rista menyarankan investor mencari saham syariah yang undervalued berdasarkan fundamental perusahaan, harapannya bisa untung besar dalam jangka panjang.

Keenam, tetap memantau pasar. Walau investasi syariah relatif aman, penting untuk memantau perkembangan pasar dan kondisi ekonomi yang bisa memengaruhi performa investasi.

Sedangkan yang ketujuh adalah memilih investasi dalam waktu jangka panjang, seperti saham syariah dan properti. Ia menyebut investasi jangka panjang biasanya memberikan keuntungan yang lebih signifikan.

Kedelapan, Rista menyarankan untuk memilih manajer investasi yang terpercaya.

Head of Advisory & Financial Planner Finansialku Shierly juga berpandangan serupa. Ia menekankan investasi syariah sudah bebas bunga alias riba, gharar atau ketidakpastian, serta maysir alias spekulasi.

"Investasi syariah juga lebih berfokus pada sektor usaha yang sesuai etika dan keberlanjutan. Misalnya, bidang kesehatan, pendidikan, energi terbarukan," ungkap Shierly.

Untuk jangka pendek, Shierly menyebut lebih baik berinvestasi di reksa dana pasar uang syariah. Sedangkan pada jangka menengah adalah reksa dana pendapatan tetap syariah atau SBN syariah.

Sementara itu, emas atau saham-saham syariah cocok untuk berinvestasi pada periode jangka panjang.

Ia lalu membagikan tiga tips jitu mendulang cuan dari investasi syariah.

Pertama, penting untuk menganalisa produk investasi yang diincar, baik secara fundamental maupun teknikal.

Kedua, Shierly menyarankan diversifikasi pada beberapa jenis investasi. Ia menegaskan agar tak all-in pada salah satu instrumen saja.

Sedangkan tips ketiga adalah mereviu kinerja investasi secara berkala. Kondisi ekonomi berubah dengan cepat, sehingga strategi investasi, pemilihan produk, dan alokasi aset perlu penyesuaian dari waktu ke waktu.

[Gambas:Video CNN]

(agt)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi