Sejarah dan Asal Usul Mudik Lebaran di Indonesia

3 days ago 7

Jakarta, CNN Indonesia --

Mudik Lebaran, atau tradisi pulang kampung saat Idulfitri, merupakan salah satu momen penting bagi masyarakat Indonesia.

Setiap tahunnya, jutaan orang melakukan perjalanan jauh menuju kampung halaman untuk merayakan hari kemenangan bersama keluarga. Lantas, apa sebenarnya arti mudik? Dari mana asal-usul istilah mudik?

Mudik memiliki akar sejarah yang kuat di Indonesia, terkait dengan budaya dan agama Islam yang berkembang di nusantara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari situs Indonesia Baik oleh Kominfo, mudik adalah singkatan dari 'mulih dilik' yang artinya pulang sebentar. Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mudik artinya:

(berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman): dari Palembang -- sampai ke Sakayu;

Pulang ke kampung halaman, seminggu menjelang Lebaran sudah banyak orang yang --

Dikutip Detik.com, Antropolog Universitas Gajah Mada (UGM), Prof Heddy Shri Ahimsa Putra,, menjelaskan mudik berasal dari bahasa melayu 'udik' yang artinya hulu atau ujung. Sebab, masyarakat Melayu yang tinggal di hulu sungai pada masa lampau sering bepergian ke hilir sungai menggunakan perahu atau biduk.

Setelah selesai urusannya, mereka kembali pulang ke hulu pada sore harinya.

"Berasal dari bahasa Melayu, udik. Konteksnya pergi ke muara dan kemudian pulang kampung. Saat orang mulai merantau karena ada pertumbuhan di kota, kata mudik mulai dikenal dan dipertahankan hingga sekarang saat mereka kembali ke kampungnya," kata Heddy.

Dilansir situs Kementerian Perhubungan RI, istilah mudik mulai muncul pada tahun 1970-an. Saat itu, Jakarta masih merupakan satu-satunya kota besar di Indonesia. Banyak orang dari berbagai daerah mengadu nasib ke kota Jakarta untuk mencari pekerjaan dan penghidupan yang lebih baik.

Mereka bekerja di kantor-kantor pemerintah, kantor-kantor swasta, pabrik dan berbagai industri, bahkan ada juga yang menjadi pengusaha. Lalu, ada saatnya para perantau tersebut kembali ke kampung halamannya. Kegiatan itu disebut dengan mudik.

Mudik menjadi momentum terbaik bagi para perantau untuk melepas rindu dengan keluarga dan sanak saudara di kampung halaman. Fenomena mudik tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Muslim saja, tetapi sudah menjadi tradisi tahunan yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Indonesia

Pada awalnya, mudik lebaran tidak semeriah seperti sekarang. Biasanya, mudik dilakukan oleh para pedagang atau orang-orang yang tinggal di kota besar dan bekerja di luar daerah. Mereka pulang ke kampung halaman untuk berbagi kebahagiaan dengan keluarga serta merayakan Idulfitri setelah sebulan penuh berpuasa.

Selain itu, momen mudik juga dimanfaatkan untuk meminta maaf kepada orang tua dan keluarga besar setelah menjalani ibadah puasa dengan penuh kesabaran.

Perjalanan mudik yang dimulai dengan kendaraan tradisional seperti kereta kuda atau perahu, seiring berjalannya waktu, bertransformasi dengan hadirnya kendaraan modern seperti mobil, bus, dan pesawat. Inovasi dalam moda transportasi membuat perjalanan mudik semakin mudah dan cepat, meskipun tetap memerlukan persiapan yang matang.

Mudik juga berfungsi sebagai momen untuk mempererat tali silaturahmi antar keluarga dan masyarakat. Sebagian besar masyarakat Indonesia percaya bahwa Idulfitri adalah saat yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga besar setelah berbulan-bulan sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas masing-masing.

Bahkan, banyak yang rela menempuh perjalanan jauh, meski dengan tantangan yang berat, hanya untuk berkumpul dengan orang yang mereka cintai.

Saat ini, mudik lebaran menjadi salah satu tradisi yang sangat dinantikan, baik oleh yang merantau maupun yang tinggal di kampung halaman. Meskipun kemajuan teknologi dan komunikasi telah memudahkan masyarakat untuk tetap terhubung, momen berkumpul secara langsung masih dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan budaya Indonesia yang kental.

Sebagai bagian dari budaya Indonesia, mudik lebaran bukan hanya soal perjalanan fisik, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, kasih sayang, dan saling memaafkan yang merupakan inti dari perayaan Idulfitri.

(isn)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi