LAPORAN DARI AZERBAIJAN
CNN Indonesia
Selasa, 12 Nov 2024 19:00 WIB
Baku, CNN Indonesia --
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres secara resmi membuka Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim di arena COP29, Baku, Azerbaijan, Senin (11/11).
Ratusan negara menjadi peserta dalam konferensi ini. Sementara puluhan kepala negara atau perwakilan pemerintah akan menyampaikan laporan kemajuan dan kepentingan nasionalnya masing-masing terkait dengan isu mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Guterres mendesak agar negara-negara di dunia bergerak lebih cepat dan tegas dengan aksi nyata mencegah suhu dunia bergerak melewati ambang batas 1,5 derajat celcius.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga meminta negara kaya segera memenuhi komitmen kewajibannya membantu negara miskin seperti sudah disepakati dalam berbagai kesempatan COP sebelumnya.
"Ini soal ketidakadilan yang dapat dihindari. Yang kaya menyebabkan masalah, yang miskin yang paling dirugikan. Menurut laporan Oxfam, miliarder terkaya menghasilkan lebih banyak karbon dalam satu setengah jam dibanding orang biasa lainnya dalam seumur hidup mereka," kata Guterres.
Ia juga menggarisbawahi komitmen kesepakatan sebelumnya di mana banyak negara sudah sepakat untuk mengurangi pemakaian BBM dari fosil, mempercepat transisi energi dan memperbaiki komitmen masing-masing negara dalam rencana iklim nasional (Nationally Determined Contribution - NDC) dengan kerangka seluruhnya dengan ambang batas 1,5 derajat.
Tanggung jawab negara G20
Meski komitmen dipikul rata semua negara, Guterres menunjuk negara kaya yang seharusnya menjadi pembawa beban lebih besar sebagai bentuk tanggung jawab dan keadilan.
"Semua negara harus melakukan bagiannya. Namun G20 harus memimpin. Mereka adalah penghasil emisi terbesar, dengan kapasitas dan tanggung jawab terbesar. Mereka harus menyatukan pengetahuan teknologi mereka - dengan negara-negara maju yang mendukung ekonomi negara berkembang. Setiap negara harus memiliki alat dan sumber daya untuk aksi iklim," tegasnya.
Secara tak langsung Guterres juga mengkritik tindak pemberangusan terhadap aksi pro-iklim di berbagai negara.
"Survey yang dilakukan Universitas Oxford dan Program Pembangunan PBB mendapati 80 persen penduduk dunia menginginkan lebih banyak aksi iklim. Ilmuwan, aktivis, dan kaum muda menuntut perubahan - mereka harus didengar, bukan dibungkam."
Setelah pembukaan secara resmi, KTT akan dilanjutkan dengan penyampaian sikap para kepala negara. Presiden Indonesia Prabowo Subianto menugasi adiknya Hashim Djojohadikusumo sebagai Utusan Khusus Perubahan Iklim sekaligus Kepala Delegasi Indonesia dalam KTT ini. COP29 akan berlangsung hingga 22 November 2024.
Laporan ini ditulis oleh Dewi Safitri yang meliput COP29 dari Baku, Azerbaijan dengan fellowship dari EJN dan Stanley Center for Security.
(dsf/mik)