Jakarta, CNN Indonesia --
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkap keinginan partai untuk menjadikan Jawa Tengah (Jateng) sebagai 'sarang garuda'.
"Jika kepala daerah, gubernur, bupati, dan wali kota juga melakukan hal yang sama, maka Jawa Tengah akan menjadi sarang Garuda, menjadi basis besar bagi Partai Gerindra," kata Muzani saat berpidato dalam acara silaturahmi bersama Kepala Daerah Gubernur, Bupati, dan Walikota se-Jawa Tengah di Kantor DPD Gerindra Jateng, Selasa (11/2).
Frasa 'sarang garuda' yang dipilih Muzani merujuk pada keinginan agar Jawa Tengah menjadi lumbung suara utama partai dalam kontestasi elektoral. Padahal, selama ini Jawa Tengah telah identik sebagai 'kandang banteng' alias lumbung suara utama PDIP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak rezim pemilihan langsung diterapkan, 2004 silam, PDIP tak pernah kalah di Jawa Tengah, baik di pemilu legislatif maupun kepala daerah. Baru pada Pilkada 2024, PDIP untuk kali pertama sejak reformasi kalah dari calon Gerindra di Jawa Tengah.
PDIP yang saat itu percaya diri sendirian mengusung Andika Perkasa-Hendrar Prihadi kalah dari calon Gerindra Ahmad Luthfi-Taj Yasin yang didukung gabungan partai seperti PPP, Golkar, PKS, Demokrat, PAN.
Di provinsi yang sama PDIP juga dibuat keok di Pilpres 2024. Ganjar Pranowo-Mahfud MD, kalah telak dari Prabowo-Gibran dengan selisih sekitar 5 juta suara.
Muzani menyebut kemenangan Prabowo di Pilpres, termasuk di Jawa Tengah, jadi pencapaian besar yang patut dibanggakan, apalagi bertepatan dengan ulang tahun Partai.
"Sekarang semua orang tahu Gerindra. Kita telah melalui proses panjang, bekerja keras, dan Pak Prabowo sendiri yang turun langsung ikut berjuang," ucap Muzani.
Secara umum Jawa Tengah sebenarnya belum terlepas dari genggaman PDIP. Terbukti partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini tetap berjaya di Pileg DPR RI dan DPRD.
Pada Pileg DPR RI, PDIP jadi pemenang dengan meraih 26 kursi dari Jawa Tengah. Gerindra hanya mampu mendapat 10 kursi atau peringkat empat. Sementara di Pileg DPRD, PDIP kembali memperoleh kursi tertinggi sebanyak 33, unggul jauh dari Gerindra yang meraih 17 kursi saja.
Terlepas dari hitung-hitungan tersebut, kans Gerindra menjadikan Jateng sebagai basis suara mereka dinilai bukan hal yang mustahil.
Menurut pakar politik pemerintahan Universitas Diponegoro (UNDIP) Teguh Yuwono, kans Gerindra terbuka karena karakter masyarakat Jawa Tengah cenderung nasionalis. Bahkan kata dia, persentasenya mencapai 70 persen.
Mayoritas kelompok nasionalis di Jawa Tengah, lanjut dia, selama ini tersebar ke empat partai. Yakni, PDIP, Gerindra, Golkar, serta Demokrat.
"Nah dari sekian partai itu, di Jawa Tengah yang bisa mengimbangi PDIP itu memang hanya Gerindra," kata Teguh saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (12/2).
Hal tersebut tak bisa dilepaskan dari figur Prabowo selaku Ketua Umum Gerindra sekaligus Presiden saat ini.
Menurut Teguh, figur Prabowo penting dan jadi penentu karena politik nasional selama ini masih berbasis figur.
"Saya kira memang kesempatannya saat ini, saat Prabowo jadi presiden, saat Gerindra menjadi the ruling party, partai penguasa, ya saat inilah kalau ingin menjadi penguasa," ucap dia.
Prabowo juga menjadi kunci karena statusnya sebagai presiden sekaligus ketua umum Gerindra, the rulling party.
Teguh menuturkan dengan 'modal' tersebut, Prabowo bisa dengan mudah menggerakkan berbagai sumber daya yang dimiliki untuk mengambil alih dominasi PDIP di Jateng.
"Jadi pengambilan alih kekuatan nasionalis ke Gerindra itu sebuah target yang realistis dan PDIP harus hati-hati," ujarnya.
Namun, Teguh mewanti-wanti bahwa PDIP tidak akan berdiam diri melihat 'kandang banteng' milik mereka diobrak-abrik.
Karenanya, kata Teguh, Gerindra harus cerdik dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang mereka miliki untuk bisa menjadikan Jateng sebagai 'sarang Garuda'.
"Tentu ini akan menarik karena dengan PDIP yang lama menjadi dedengkot di Jawa Tengah tentu tidak mudah untuk dikalahkan," kata dia.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebut ambisi Gerindra itu masuk akal.
Pasalnya, Gerindra telah berhasil membuktikan kemampuannya menggoyang PDIP di Jateng pada gelaran Pilpres dan Pilkada 2024.
"Itu momentum, jadikan Jateng kandang Gerindra. Begitupun di Jabar dan Banten misalnya, potensial jadi kandang Gerindra," ucap Adi.
Selain itu, lanjut Adi, lagi-lagi sosok Prabowo juga faktor krusial untuk mewujudkan mimpi Gerindra di Jateng.
"Gerindra confidence karena sebagai partai pemenang Pilpres yang bertumpu pada Prabowo effect," ujarnya.
Direktur Trias Politika Strategis Agung Baskoro turut menyinggung sosok Presiden ke-7 Joko Widodo.
Menurut Agung, Jokowi yang tinggal di Solo cukup memberikan pengaruh bagi dalam upaya Gerindra mewujudkan mimpinya di Jateng.
Apalagi, Jokowi dan Prabowo dikenal publik memiliki kedekatan serta punya irisan politik yang serupa.
"Kita tahu Jawa Tengah juga menjadi rumah bagi Presiden Jokowi yang notabene punya irisan politik dengan pak Prabowo selama ini," tutur Agung.
Lebih lanjut, Agung menyebut keseriusan Gerindra untuk menjadikan Jateng sebagai 'sarang Garuda' ada di tangan Prabowo.
Kata dia, jika Prabowo selaku Ketum Gerindra dan Presiden bisa menggerakkan seluruh sumber daya yang dimiliki, Jawa Tengah akan mampu direbut oleh Gerindra.
"Karena memang didukung oleh infrastruktur politik, kepemimpinan politik dan resource yang mumpuni untuk mewujudkan itu secara bertahap tentunya, karena kerja-kerja politik dilakukan secara simultan dan terus menerus," tutur Agung.
PDIP sendiri memilih sikap diplomatis merespons target Gerindra menjadikan Jateng 'sarang garuda'.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut target itu lumrah, sebagaimana partai-partai lain yang juga punya target politik tertentu.
Ia mengaku menghormati target setiap partai karena itu bagian dari kedaulatan masing-masing partai. Sedikit catatan Hasto, target politik Gerindra harus dibarengi dengan gagasan dan kontribusi yang baik untuk masyarakat.
"Jadi setiap target dari partai manapun, itu kita hormati karena itu bagian dari kedaulatan setiap partai politik," ucap Hasto.
(dis/wis)