Jangan Disalahkan, Ini Alasan Perempuan Suka Memalsukan Orgasme

1 month ago 22

Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Orgasme bisa jadi salah satu tujuan saat bercinta. Tapi, ternyata masih banyak perempuan yang memalsukan orgasme mereka. Kok bisa?

Dokter dan seksolog Haekal Anshari mengatakan, orgasme palsu memang banyak dilakukan perempuan. Survei menunjukkan, hingga 40 persen perempuan memalsukan orgasme mereka selama hubungan seksual.

Namun, hal tersebut tak seharusnya dianggap sebagai kesalahan perempuan. Alasan di balik pemalsuan orgasme, sebut Haekal, sangat kompleks dan melibatkan banyak faktor, termasuk dinamika hubungan, tekanan sosial, dan ketidakpekaan pasangan terhadap kebutuhan perempuan saat bercinta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Fenomena ini bukan sekadar perilaku pribadi, melainkan cerminan dari kurangnya komunikasi dan pemahaman antara pasangan," kata Haekal dalam acara yang digelar Laci Asmara, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, hubungan seksual yang sehat dan memuaskan seharusnya melalui tahapan yang tepat, salah satunya adalah foreplay. Foreplay penting untuk memastikan perempuan merasa nyaman dan siap secara fisik serta emosional sebelum penetrasi dilakukan.

"Kalau foreplay tidak optimal, perempuan tidak akan nyaman. Kadang-kadang laki-laki langsung 'hajar' saja. Kalau vagina belum cukup basah, itu akan terasa sakit," kata Haekal.

Permasalahan lain yang sering terjadi adalah ketidakseimbangan antara kecepatan orgasme pria dan perempuan. Banyak pria mencapai orgasme lebih cepat, sementara perempuan membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapainya.

"Laki-laki adalah makhluk yang gampang terangsang. Perempuan belum siap, mereka memaksa penetrasi. Bahkan ada masanya pria sudah orgasme, sementara perempuan belum, dan akhirnya keburu lemas," tambahnya.

Mengapa perempuan memalsukan orgasme?

Love Couple share intimate moments at the sofa bed.Ilustrasi. Ada beberapa alasan perempuan memalsukan orgasme. (iStockphoto/MilosStankovic)

Ada beberapa alasan utama mengapa perempuan memalsukan orgasme. Berikut di antaranya.

1. Menjaga perasaan pasangan

Banyak perempuan merasa enggan menyampaikan bahwa mereka tidak mencapai orgasme. Mereka takut menyakiti perasaan pasangan atau membuat pasangan merasa tidak cukup baik di ranjang.

2. Menghindari konflik

Beberapa perempuan memilih untuk berpura-pura orgasme untuk menghindari konflik atau diskusi yang dianggap tidak nyaman setelah bercinta.

3. Tekanan sosial dan ekspektasi

Tekanan budaya yang menggambarkan orgasme sebagai puncak keberhasilan hubungan seksual juga menjadi salah satu alasan banyak perempuan memalsukan orgasme mereka.

Perempuan takut dianggap aneh atau tidak normal jika tidak orgasme.

4. Mengakhiri hubungan seksual lebih cepat

Dalam beberapa kasus, perempuan memalsukan orgasme untuk mengakhiri sesi bercinta yang tidak menyenangkan atau terasa menyakitkan.

Dampak negatif orgasme palsu

Memalsukan orgasme mungkin tampak seperti solusi jangka pendek untuk menghindari masalah. Tetapi jika terus dilakukan, hal ini dapat menimbulkan dampak buruk, seperti berikut.

1. Rasa enggan bercinta

Jika hubungan seksual terus terasa tidak memuaskan atau menyakitkan, perempuan bisa kehilangan minat untuk bercinta.

2. Kurangnya kepuasan hubungan

Ketidakterbukaan dapat merusak kualitas hubungan dan membuat kedua pihak merasa tidak terpenuhi secara emosional dan fisik.

"Kalau terlalu sering terjadi, perempuan bisa merasa enggan bercinta. Oleh karena itu, komunikasi adalah kunci. Jangan saling menyalahkan, tetapi coba lah untuk saling memahami kebutuhan satu sama lain," kata Haekal.

(tst/asr)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi