Keluar Darah saat Malam Pertama Tanda Perawan, Mitos atau Fakta?

1 month ago 19

Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Mitos mengenai 'darah perawan' saat malam pertama masih sering menjadi pembahasan di berbagai kalangan masyarakat. Padahal, dari sudut pandang medis, keperawanan tidak bisa diukur atau dibuktikan dengan darah yang keluar saat hubungan seksual pertama kali.

Dokter dan seksolog Haekal Anshari mengatakan, darah yang keluar saat bercinta muncul karena hymen atau selaput dara yang tergores. Selaput dara sendiri merupakan lapisan tipis jaringan yang terletak di bagian depan rongga vagina.

Bentuk selaput dara sangat bervariasi pada setiap perempuan. Beberapa perempuan terlahir dengan selaput dara berbentuk penuh, setengah tertutup, atau bahkan tanpa hymen sama sekali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada perempuan yang terlahir tanpa memiliki hymen. Bentuk hymen ini pun berbeda-beda, dan tidak ada yang bisa dijadikan patokan universal," kata Haekal dalam acara Anniversary 10 tahun Laci Asmara, Selasa (11/12).

Keyakinan soal keperawanan dapat ditentukan oleh keluarnya darah saat pertama kali melakukan hubungan seksual ini, menurut Haekal, sepenuhnya salah.

Robekan selaput dara tak melulu karena bercinta

Pada dasarnya, selaput dara memang bisa mengalami robekan. Namun, lanjut Haekal, robekan tak melulu disebabkan oleh hubungan seksual. Ada juga hubungan seksual penetratif yang tidak menyebabkan robeknya selaput dara.

Robekan bisa terjadi jika bentuk selaput dara cukup elastis atau memiliki struktur tertentu yang memungkinkan penetrasi tanpa memicu robekan.

"Jika seorang perempuan tidak berdarah saat pertama kali dipenetrasi, itu bukan berarti dia tidak perawan. Mungkin hymen-nya sudah robek sebelumnya karena alasan lain, atau dia terlahir tanpa hymen," jelas Haekal.

Lagi pula, kenyataannya selaput dara juga bisa robek tanpa hubungan seksual. Berikut beberapa penyebab selaput dara robek.

1. Aktivitas fisik

ilustrasi gerakan olahragaIlustrasi. Olahraga jadi salah satu penyebab selaput dara robek. (iStockphoto/torwai)

Berbagai aktivitas fisik bisa menyebabkan selaput dara robek. Utamanya, jika aktivitas dilakukan dengan intens, mulai dari olahraga, senam, atau menunggang kuda.

2. Kecelakaan

Kecelakaan atau terjatuh yang menyebabkan cedera di area tersebut bisa menyebabkan selaput dara robek.

3. Proses medis

Proses medis tertentu, seperti pemeriksaan ginekologi, juga bisa menyebabkan selaput dara robek.

Tak ada definisi medis soal keperawanan

Ditambah lagi, dari sudut pandang medis, sebenarnya keperawanan tidak memiliki definisi yang spesifik. Keperawanan lebih merupakan konsep sosial atau budaya yang sering dikaitkan dengan pengalaman seksual seseorang.

Tapi, tidak ada pemeriksaan medis yang dapat secara akurat menentukan apakah seseorang 'masih perawan' atau tidak.

Istilah 'darah perawan' sendiri sering kali memperkuat stigma yang tidak berdasar dan dapat menyebabkan tekanan psikologis bagi perempuan. Harapan bahwa perempuan harus 'berdarah' saat hubungan seksual pertama kali adalah salah kaprah yang perlu diluruskan.

"Keperawanan tidak bisa ditandai dengan keluarnya darah. Masyarakat perlu berhenti mengaitkan hal ini dengan moral atau nilai seorang perempuan," kata dia.

(tst/asr)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi