Mustamin Raga (Mantan Ketua RT, Ketua RW, Ketua LPM dan Koordinator BKM)
Oleh: Mustamin Raga (Mantan Ketua RT, Ketua RW, Ketua LPM dan Koordinator BKM)
Di banyak lorong kota dan perkampungan, kehidupan sosial kita tidak pernah lahir dari gedung-gedung besar tempat kebijakan dirancang dan diputuskan. Ia tumbuh dari sesuatu yang lebih sederhana: sapa ramah tetangga, tangan yang terulur tanpa diminta, kebiasaan membagi waktu untuk bergotong royong, dan langkah kaki yang spontan melangkah ketika ada warga yang jatuh sakit atau tertimpa duka. Dari tanah kesederhanaan inilah RT dan RW tumbuh, bukan sebagai struktur, melainkan sebagai getaran moral, sebagai ritme kehidupan sehari-hari yang merawat kepercayaan antarwarga.
Para pendiri republik pernah berkata bahwa bangsa ini berdiri bukan hanya karena pergerakan besar, tetapi juga karena kekuatan komunitas kecil yang saling menopang. RT dan RW adalah perwujudan dari “komunitas kecil” itu yakni tulang rusuk sosial yang mengokohkan tubuh bernama Indonesia. Ia lahir dari kebutuhan untuk mengatur diri, tapi lebih penting lagi, ia lahir dari kebiasaan merawat solidaritas, dari ingatan kolektif bahwa manusia tidak pernah bisa hidup sendirian.
Namun seperti banyak institusi yang lahir dari kearifan lokal, waktu selalu datang membawa tantangannya sendiri. Dan tantangan yang kini mengintai RT dan RW bukanlah musuh dari luar, melainkan perubahan dari dalam yakni formalisasi yang berlebihan, aturan yang makin rumit, birokrasi yang merayap masuk ke ruang-ruang kecil yang dulu begitu cair. Di sinilah kegelisahan itu tumbuh. Sebab ketika sesuatu yang lahir dari kebiasaan mulai dipaksa menjadi struktur, ia sering kali kehilangan roh yang membuatnya hidup.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

















































