Jakarta, CNN Indonesia --
Artis Nikita Willy melahirkan anak keduanya pada Minggu (15/12) di Amerika Serikat (AS). Dia menggunakan metode water birth selama proses persalinan tersebut.
Keputusan ini tidak hanya menunjukkan preferensi pribadinya, tetapi juga memicu ketertarikan banyak orang terhadap metode persalinan yang dianggap lebih alami tersebut.
Apa itu metode water birth?
Water birth adalah metode melahirkan di mana proses persalinan berlangsung di dalam air hangat, baik sebagian atau sepenuhnya. Proses ini sering dianggap lebih lembut untuk bayi karena menyerupai lingkungan cair ketuban di dalam rahim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merangkum berbagai sumber, metode ini diyakini membantu ibu merasa lebih rileks dan mengurangi tingkat stres saat melahirkan.
Menurut teori, ketika ibu berada di air hangat, tubuh menjadi lebih ringan. Hal ini memudahkan pergerakan dan memberikan sensasi relaksasi alami.
Proses water birth melibatkan kolam khusus berisi air hangat dengan suhu yang sudah dikontrol, berkisar 36-38 derajat Celcius. Ibu akan masuk ke kolam tersebut pada tahap awal persalinan atau ketika kontraksi mulai intens.
Seorang dokter atau bidan akan memantau jalannya proses dan memandu ibu selama tahap mengejan.
Manfaat metode water birth
Banyak ibu yang tertarik dengan water birth karena berbagai manfaat potensial yang ditawarkan. Berikut beberapa manfaatnya.
1. Membantu mengurangi rasa sakit
Air hangat di kolam persalinan dapat memberikan efek relaksasi dan membantu meredakan kontraksi saat melahirkan. Hal ini membuat ibu tidak terlalu bergantung pada anestesi atau obat pengurang rasa sakit.
2. Mempercepat tahap awal persalinan
[foto]
Penggunaan air hangat pada tahap pertama persalinan yang dimulai sejak kontraksi hingga pembukaan serviks sempurna dipercaya mampu mempercepat proses pembukaan karena tubuh lebih rileks.
3. Meningkatkan fleksibilitas gerakan
Berada di dalam air memudahkan ibu untuk bergerak dan menyesuaikan posisi tubuh selama persalinan. Hal ini berpotensi membantu memperlancar proses melahirkan.
4. Mengurangi risiko robekan vagina
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa water birth dapat menurunkan risiko robekan vagina yang sering terjadi pada persalinan normal. Namun, hasil ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
5. Memberikan pengalaman lebih tenang dan nyaman
Water birth memungkinkan ibu melahirkan dalam kondisi yang lebih tenang dan nyaman. Pasalnya, secara psikologis air memang memberikan sensasi menenangkan.
Risiko water birth
Meski memiliki manfaat, metode water birth juga memiliki beberapa risiko yang perlu diperhatikan. Mengutip WebMD, water birth di tahap awal persalinan memang memiliki potensi manfaat.
Namun, melahirkan bayi sepenuhnya di dalam air masih dianggap sebagai prosedur eksperimental dan bisa menimbulkan risiko, seperti berikut.
1. Infeksi
Baik ibu maupun bayi berisiko terkena infeksi dari air di dalam kolam persalinan.
2. Temperatur bayi tidak stabil
Bayi berisiko mengalami suhu tubuh yang terlalu tinggi atau rendah jika suhu air tidak terkontrol dengan baik.
3. Bayi menghirup air kolam
Dalam beberapa kasus, bayi bisa menelan atau menghirup air sebelum keluar sepenuhnya dari tubuh ibu.
4. Tali pusar putus
Ilustrasi. Ada beberapa risiko metode persalinan water birth. (iStockphoto/FatCamera)
Tali pusar bisa meregang atau putus sebelum bayi keluar sepenuhnya dari air.
5. Komplikasi pernapasan
Ada risiko langka berupa bayi tidak bisa bernapas atau mengalami kejang setelah lahir.
Lantas, apakah water birth aman untuk semua orang?
Tidak semua ibu hamil dapat memilih water birth sebagai metode persalinannya. Beberapa kondisi yang menghalangi seorang ibu untuk melakukan water birth di antaranya sebagai berikut.
• Usia ibu di bawah 17 tahun atau di atas 35 tahun
• Komplikasi kehamilan, seperti preeklampsia atau diabetes
• Kehamilan kembar atau bayi dalam posisi sungsang
• Persalinan prematur
• Infeksi yang bisa ditularkan melalui air
• Bayi berukuran terlalu besar
• Membutuhkan pemantauan medis yang intensif
Oleh karena itu sangat penting berkonsultasi dengan dokter dan tenaga medis dalam memilih metode persalinan yang tepat.
(tst/asr)