CNN Indonesia
Kamis, 13 Feb 2025 05:00 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mendesak Israel dan Hamas mempertahankan kesepakatan gencatan senjata.
Gencatan senjata yang mulai berlaku bulan lalu sebagian besar menghentikan perang selama lebih dari 15 bulan, namun telah mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir.
"Kami menyerukan kepada semua pihak untuk mempertahankan gencatan senjata sehingga upaya-upaya penting ini dapat terus berlanjut," kata ICRC dalam sebuah pernyataan, melansir AFP, Rabu (12/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ratusan ribu nyawa bergantung padanya," lanjut mereka.
Setelah Hamas mengancam akan menunda pembebasan sandera berikutnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan minggu ini bahwa pertempuran mungkin akan berlanjut jika para sandera tidak dibebaskan pada hari Sabtu.
Ancamannya ini senada dengan ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang sehari sebelumnya mengatakan bahwa "neraka" akan pecah jika Hamas gagal membebaskan "semua" sandera Israel pada hari Sabtu.
ICRC bersikeras bahwa "semua sandera yang tersisa harus dibebaskan", sementara "orang-orang di Gaza membutuhkan kelonggaran dari kekerasan dan akses terhadap bantuan kemanusiaan yang dapat menyelamatkan nyawa".
"Ini semua tergantung pada kelanjutan kesepakatan gencatan senjata."
Kesepakatan gencatan senjata ini ditengahi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat setelah berbulan-bulan melakukan upaya-upaya di bawah pemerintahan mantan presiden AS Joe Biden.
Di bawah kesepakatan gencatan senjata tahap pertama, kedua belah pihak yang bertikai akan memulai negosiasi tidak langsung untuk tahap kedua 16 hari setelah tahap pertama mulai berlaku pada 19 Januari.
Hingga saat ini, negosiasi belum dimulai, meskipun telah terjadi lima kali pertukaran sandera-tawanan seperti yang telah disepakati.
Hamas telah membebaskan 16 sandera Israel dalam lima kali pertukaran ini, sementara Israel membebaskan ratusan tahanan Palestina.
ICRC mengatakan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk bertindak sebagai perantara kemanusiaan untuk mendukung pelaksanaan perjanjian ini dan memfasilitasi pembebasan sandera dan tahanan.
"Kami mengulangi seruan kami yang telah lama kami sampaikan agar semua sandera dibebaskan dengan cara yang bermartabat dan aman, agar lebih banyak bantuan masuk ke Gaza, dan agar Komite Palang Merah Internasional memiliki akses ke semua sandera dan tahanan," kata Palang Merah.
"Banyak nyawa yang telah diselamatkan selama tiga minggu gencatan senjata. Pembalikan keadaan berisiko menjerumuskan orang kembali ke dalam kesengsaraan dan keputusasaan," pungkasnya.
(dmi/dmi)