Film ini bagai menampilkan performa teater dengan versi yang lebih hidup untuk para penggemar karya klasik The Wizard of Oz.
Jakarta, CNN Indonesia --
Waktu produksi yang terbilang lama tampaknya terbayar saat Wicked bagian pertama akhirnya tayang di bioskop. Film ini bagai menampilkan performa teater dengan versi yang lebih hidup untuk para penggemar karya klasik The Wizard of Oz.
Mulai dari lagu-lagu yang dibawakan dengan aransemen ala klasik dengan vokal bertenaga, hingga koreografi para karakter dan penari yang sangat apik, kompak, dan memanjakan mata jadi poin andalan dari film garapan John M Chu ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum lagi latar dan CGI yang digunakan sangat mendukung unsur magis dalam film tentang sihir dan dunia ciptaan Oz ini. Bagian latar favorit saya ada di Ozdust dan Emerald City dari The Wizard of Oz yang dibuat sangat-sangat hidup.
Kehadiran Wicked dalam format film mungkin sempat jadi perdebatan di kalangan penggemar. Bukan tanpa alasan, pementasan Wicked yang ditulis Stephen Schwartz sudah lebih lebih dari satu dekade menghiasi dunia teater.
Apalagi pemeran perdananya, Idina Menzel sebagai Elphaba dan Kristin Chenoweth sebagai Galinda, menuai banyak pujian bahkan masuk nominasi kasta tertinggi penghargaan teater, Tony Awards.
Namun, Ariana Grande dan Cynthia Erivo berhasil mengeksekusi karakter Glinda dan Elphaba dengan sangat baik.
Review Wicked: Erivo sukses menggambarkan perkembangan Elphaba, lengkap dengan mimik muka yang menarik dan memenuhi ekspektasi perubahan karakter itu jadi 'calon' penyihir jahat. (Universal Pictures)
Erivo sukses menggambarkan perkembangan Elphaba, lengkap dengan mimik muka yang menarik dan memenuhi ekspektasi perubahan karakter itu jadi 'calon' penyihir jahat.
Wicked ini berhasil mengupas tuntas masa lalu dan alasan Elphaba mengambil keputusan-keputusannya. Bahkan jauh dari kata jahat, saya merasa Elphaba lebih pas disebut "disalahpahami."
Sementara itu karakter vokal yang kuat dan menggelegar dari Erivo sangat pas dalam menunjang untuk meluapkan emosi bertumpuk seorang perempuan yang harus menerima dirinya buruk rupa. Hal itu terlihat dari Erivo membawakan Defying Gravity.
Dalam lagu itu, Erivo sangat total membawakan lagu yang semula ditampilkan ala orkestra ini dan secara perlahan berubah, seiring pergantian adegan serta pergantian keraguannya menuju kepastian.
Di sisi lain, Ariana Grande yang banyak dikritik saya rasa dapat menghidupkan Glinda dengan sangat ceria, centil, dan kocak.
Pada awal film, Grande sempat mengingatkan saya akan dirinya sebagai Cat Valentine dalam sitkom Sam & Cat di Nickelodeon sedekade lalu. Namun itu bukan hal yang buruk, mengingat akting Grande menunjukkan perkembangan karakter Glinda dan memudarkan persona Cat Valentine.
Sebagai penyanyi dengan predikat vokal empat oktaf dan whistle register, Ariana Grande berhasil membawakan lagu-lagu Wicked dengan flawless. Ariana yang banyak bernyanyi dari awal hingga akhir pun menurut saya berhasil menghiasi tiap lagu dengan unik.
Ariana tampak menonjol dengan kocak pada lagu Popular yang kembali hits di sosial media diikuti rilisnya film ini. Saya rasa sisi humor bintang Nickelodeon ini mencapai puncaknya saat ia membawakan scene ini bersama Erivo yang lebih banyak diam.
Glinda seperti mengambil alih Ariana untuk sementara waktu dan membiarkan kecentilan serta sedikit bumbu terlalu percaya diri dengan lagu itu.
Sementara itu, dari semua penampilan terbaik duo ini, scene tanpa musik di Ozdust adalah yang paling dapat menggugah saya. Tarian aneh Elphaba yang kemudian disambut Glinda di sana bagi saya jadi awal babak yang baru.
Namun dengan dua tokoh utama yang sudah sangat menyedot perhatian, Wicked masih memberikan ruang untuk para pemain pendukung yang lain untuk tampil tak kalah maksimal.
Review Wicked: Sebagai penyanyi dengan predikat vokal empat oktaf dan whistle register, Ariana Grande berhasil membawakan lagu-lagu Wicked dengan flawless. (Universal Pictures via IMDb)
Misalnya Michelle Yeoh sebagai Madame Morrible, serta Jeff Goldblum sebagai Wonderful Wizard of Oz, yang berhasil jadi duo baik hati idaman semua orang tapi ternyata punya twist menarik.
Selain itu, mengingat film ini memang dirancang untuk dua babak, maka sudah bisa dipastikan akan seperti apa akhir dari babak pertama ini.
Meskipun, saya rasa ada pilihan cerita lain yang mestinya disiapkan oleh penulis Dana Fox dan Winnie Holzman untuk membuat kisah Wicked jadi lebih jelas.
Sebagai sisi lain The Wizard of Oz, film ini menyisipkan beberapa tokoh asli dari kisah tersebut, seperti Singa yang Pengecut dalam versi besar dan kecil, Dorothy Gale dan anjingnya Toto, si orang-orangan sawah, dan Manusia Kaleng.
Selain itu, keberadaan para binatang paling menonjol ditunjukkan oleh Doctor Dillamond yang berhasil mengaduk-aduk perasaan saya.
Atas penampilannya yang penuh magis dan grande, rasanya akan jadi keputusan tepat bersabar menunggu Wicked Part Two sebagai pelengkap pengalaman perjalanan Wicked.
(end)