Rocky Gerung
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat politik, Rocky Gerung punya spekulasi persoalan desakan mundur yang ditujukan ke Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Seperti yang diketahui, Gus Yahya saat ini menduduki jabatan sebagai Ketua Umum PBNU.
Namun, belakangan ini muncul gerakan dan dorongan agar dirinya mundur dari jabatan tersebut.
Lewat unggahan di Channel YouTubenya, Rocky Gerung menyebut persoalannya tidak sekadar soal undangan terhadap akademisi asal Amerika Serikat (AS) Peter Berkowitz, yang dikenal sebagai tokoh Pro-Zionisme dan Pro-Israel.
Namun, ada faktor lain atau konteks lain yang mendasarinya, yakni persaingan internal dalam tubuh NU.
"Tanpa menyentuh isu yang diperkarakan, soal undangan pada seorang pemikir atau tokoh yang ada bau-bau Yahudi beberapa bulan lalu, kita mau lihat konteksnya sebetulnya bukan sekadar isu," kata Rocky.
"Tapi, konteks persaingan di dalam NU sendiri, dan itu adalah wajar,” ujarnya.
Lebih jauh, Rocky menyebut persaingan di tubuh NU ini memang merupakan sesuatu yang wajar.
Khususnya di dunia politik Indonesia, di mana sudah ada banyak tokoh yang lahir dari NU.
"Karena bagaimanapun, NU sangat besar dan potensi NU untuk menghasilkan presiden sudah terbukti, mungkin juga ada potensi baru untuk mengulanginya lagi; menghasilkan presiden, atau minimal, wakil presiden," paparnya.
"Kalau menteri, kan sudah banyak, di semua era (presiden RI) pasti ada menteri dari NU,” terangnya.
(Erfyansyah/fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

















































