Studi: Orang Kaya Lebih Berisiko Idap Kanker

4 days ago 9

Jakarta, CNN Indonesia --

Penyakit kanker adalah salah satu jenis penyakit mematikan yang menjadi alasan kematian terbesar kedua di dunia. Tentu, hal ini menjadi perhatian besar dan semua orang berusaha sebisa mungkin untuk menghindarinya.

Namun, terdapat beberapa golongan orang yang memiliki risiko lebih besar terkena penyakit ini dan harus mulai mempersiapkan diri lebih dini.

Menurut penelitian terbaru, golongan orang kaya secara genetik memiliki risiko lebih besar untuk terkena kanker. Studi yang dilakukan di Universitas Helsinki, Finlandia ini meneliti kaitan antara status sosial ekonomi (SES) dengan berbagai penyakit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka yang bisa menikmati penghasilan tinggi ditemukan memiliki risiko genetik lebih tinggi terhadap kanker payudara, prostat, dan jenis kanker lainnya, menurut hasil penelian tersebut.

Sebaliknya, ahli mengungkapkan bahwa golongan orang yang kurang mampu, secara genetik lebih rentan terkena diabetes, radang sendi, depresi, alkoholisme, dan kanker paru-paru.

Pemimpin studi Fiona Hagenbeek dari Institut Molekuler Finlandia (FIMM) memiliki hipotesis bahwa orang-orang kaya memiliki akses lebih baik terhadap perawatan kesehatan, termasuk pemeriksaan dan pengetahuan yang lebih baik. Hal ini boleh jadi membuat deteksi dan diagnosis kanker menjadi lebih baik pada kelompok tersebut.

Hagenbeek juga mengatakan, hasil awal penelitian dapat menghasilkan skor risiko poligenik, yang digunakan untuk mengukur risiko penyakit berdasarkan genetika. Semakin banyak skrining yang dilakukan dari pengukuran risiko tersebut, semakin banyak penyakit yang terungkap.

"Memahami bahwa dampak skor poligenik pada risiko penyakit bergantung pada konteks dapat mengarah pada protokol skrining yang lebih berkelanjutan," ungkap Hagenbeek, melansir New York Post.

"Misalnya, pada masa mendatang, protokol skrining untuk kanker payudara dapat disesuaikan sehingga perempuan dengan risiko genetik tinggi dan berpendidikan tinggi menerima skrining lebih awal atau lebih sering daripada perempuan dengan risiko genetik lebih rendah atau berpendidikan lebih rendah," tambahnya.

Dalam penelitian ini, tim mengumpulkan data genomik, SES, dan kesehatan dari sekitar 280 ribu warga Finlandia, berusia 35 hingga 80 tahun.

Ilustrasi kanker (PDPics/Pixabay)Ilustrasi. Studi menemukan, golongan orang kaya secara genetik memiliki risiko lebih besar untuk terkena kanker. (PDPics/Pixabay)

Penelitian yang sebelumnya dilakukan menunjukkan adanya perbedaan risiko, serupa dengan apa yang ditemukan pada penelitian kali ini. Penelitian ini disebut merupakan yang pertama dalam mencari kaitan antara 19 penyakit umum di negara-negara berpenghasilan tinggi.

"Sebagian besar model prediksi risiko klinis mencakup informasi demografi dasar seperti jenis kelamin dan usia biologis, dengan fakta bahwa kejadian penyakit yang dialami berbeda antara pria dan wanita, dan bergantung pada usia," jelas Hagenbeek.

Mengetahui hal-hal tersebut menjadi sangat penting ketika menggabungkan informasi genetik ke dalam perawatan kesehatan.

"Namun kini, kami dapat menunjukkan bahwa prediksi genetik risiko penyakit juga bergantung pada latar belakang sosial ekonomi seseorang," tambah Hagenbeek.

Para peneliti tersebut menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk memahami sepenuhnya hubungan antara profesi tertentu dan risiko penyakit.

Mereka berusul, penelitian juga harus dilakukan di negara-negara berpendapatan rendah. Pasalnya, studi saat ini hanya fokus pada individu keturunan Eropa.

(aur/asr)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi