CNN Indonesia
Jumat, 25 Okt 2024 08:30 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Amerika Serikat menyatakan sistem rudal canggih THAAD dan 100 tentaranya sudah tiba di Israel untuk membantu Tel Aviv menghadapi risiko serangan balasan dari Iran.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pengiriman THAAD, singkatan dari Terminal High-Altitude Area Defense, itu "telah siap".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sistem THAAD sudah siap," kata Austin, berbicara kepada wartawan sebelum ia tiba di Ukraina awal pekan ini.
Meski begitu, Austin enggan mengatakan apakah THAAD sudah beroperasi.
"Tapi, kami memiliki kemampuan untuk menjalankannya dengan sangat cepat dan kami sesuai dengan harapan kami," ucap Austin menambahkan.
Baterai THAAD itu dikirim oleh militer AS untuk melindungi Israel jika terjadi reaksi dari Iran terhadap serangan balasan Tel Aviv soal serangan ratusan rudal Teheran pada 1 Oktober lalu.
Saat itu, Iran menembakkan lebih dari 200 rudal balistik dan hipersonik ke Israel hingga sistem pertahanan anti-misil Tel Aviv kewalahan dan beberapa proyektil lolos dari pencegatan.
Ketika ditanya soal rencana balasan Israel, Austin mengatakan kepada wartawan pada awal pekan ini bahwa "sulit untuk mengatakan dengan tepat seperti apa serangan balasan [Israel] itu nantinya."
"Pada akhirnya, itu adalah keputusan Israel, dan apakah Israel menganggapnya proporsional atau tidak dan bagaimana Iran memandangnya, maksud saya itu mungkin dua hal yang berbeda," tambah Austin.
"Kami akan melakukan - terus melakukan - semua yang kami bisa... untuk meredakan ketegangan dan mudah-mudahan membuat kedua belah pihak mulai meredakan ketegangan. Jadi, kita lihat saja apa yang terjadi," tambahnya seperti dikutip Times of Israel.
Dilansir New York Times, AS mengirimkan sistem pertahanan antirudal canggih THAAD serta mengerahkan 100 tentara untuk mengoperasikannya ke Israel.
AS beralasan bantuan militer tersebut untuk untuk membantu pertahanan Israel dalam mengantisipasi serangan Iran.
Bantuan militer AS ini menandai keterlibatan serius AS dalam perang di Timur Tengah. Konflik bakal meluas usai Israel mendapat subsidi jor-joran dari Washington.
(rds/rds)