CNN Indonesia
Kamis, 16 Jan 2025 19:40 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
China menyambut baik tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, Palestina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun mengatakan pihaknya berharap kesepakatan gencatan senjata kali ini bisa mendorong gencatan senjata permanen di Jalur Gaza.
"China sangat berharap semua pihak terkait menjadikan gencatan senjata di Gaza sebagai peluang untuk meredakan ketegangan regional," kata Guo pada Kamis (16/1), seperti dikutip China Daily.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guo pun menambahkan China akan terus memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza serta membantu rekonstruksi wilayah itu.
China adalah salah satu negara yang konsisten menyatakan dukungan bagi Palestina. China juga terus menyerukan gencatan senjata di Gaza serta mendorong masuknya bantuan kemanusiaan yang lebih banyak untuk warga Gaza.
Hamas dan Israel akhirnya sepakat untuk gencatan senjata setelah berperang sejak Oktober 2023. Gencatan senjata itu akan dimulai pada 19 Januari dan terbagi dalam tiga fase.
Fase pertama diharapkan berlangsung selama 42 hari.
Fase pertama mencakup pembebasan sandera perempuan, anak-anak, dan lansia, serta penghentian serangan hingga masuknya lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Fase kedua, sementara itu, bertujuan mengakhiri perang. Pada fase ini, sandera-sandera pria akan dibebaskan oleh Hamas sebagai ganti dibebaskannya sejumlah tahanan Palestina dari penjara Israel.
Fase ketiga, jenazah maupun sisa-sisa tubuh sandera akan dipulangkan. Rencana rekonstruksi Gaza juga akan diimplementasikan pada fase ini.
Hamas-Israel berhasil menyepakati gencatan senjata setelah perundingan mandek selama berbulan-bulan.
Kesepakatan mengakhiri pertempuran ini tercapai setelah agresi brutal Israel berlangsung sejak 7 Oktober 2023 lalu hingga hari ini telah menewaskan lebih dari 46 ribu warga Palestina.
Sejak perang Israel dan Hamas pecah, sejumlah negara seperti Qatar, Mesir, hingga Amerika Serikat berupaya menjadi mediator untuk meloloskan perjanjian gencatan senjata, namun gagal.
Qatar bahkan dilaporkan sempat menyatakan ingin mundur sebagai mediator lantaran perundingan terus mandeg antara Israel dan Hamas.
Namun, perundingan gencatan senjata Israel-Hamas kembali digalakkan hingga menunjukkan kemajuan yang terbilang cepat dalam beberapa waktu terakhir.
Pejabat AS bahkan mengatakan presiden terpilih Donald Trump ikut mengirim utusan membantu tim Presiden Joe Biden mengupayakan gencatan senjata Israel-Hamas di Doha.
(blq/rds)